Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
c. Sebab-sebab salat jama’ dan qasar Adapun beberapa sebab yang membolehkan salat dilakukan dengan cara
jama’ atau qasar. Sebab-sebab tersebut, antara lain: a Dalam keadaan ketakutan atau sangat khawatir, misalnya perang, angin
topan, dan lain-lain. b Sedang melakukan perjalanan jauh dengan tujuan baik.
Sabda Rasulullah SAW:
ﱠﻟا َو ِﺬ
ْي َﻻ
َﻏ ُﺮ
ُه َﺎﻣ
َﺻ ﱠﻠ
ﻰ َر
ُﺳ ْﻮ
ُل ِﷲ
َﺻ ﱠﻠ
ُﷲ ﻰ َﻋ
َﻠ َو
َﺳ َﻠ
َﻢ َﺻ
َﻼ ًة
ُﻗ ﱠﻂ
ِا ﱠﻻ
ِﻟ َﻮ
ْﻗ ِﺘ
ِا ﺎ ﱠﻻ
َﺻ ﱠﻼ
َﺗ ِﻦ
َﺟ : ْﻤ
ُﻊ َﺑ
َﻦ ﱡﻈ ﻟ ا
ِﺮ َو
ْﻟا َﻌ
ْﺼ ِﺮ
ِﺑ َﻌ
َﺮ َﻓ
َﺔ َو
َﺑ َﻦ
ْﻟا َﻤ
ْﻐ ِﺮ
ِب َو
ْﻟا ِﻌ
َﺸ ِء ﺎ
- ا
ِﺑ ي ُﻤ
ْﺰ َد
ِﻟ َﻔ
َﺔ -
ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ و ى ر ﺎ ﺨ ﺒ ﻟ ا ه ا و ر
Artinya: “Demi dzat yang tiada Tuhan selain Dia, Rasulullah SAW belum pernah
melaksanakan salat kecuali pada waktunya, selain dua salat, yaitu jama’ antara zuhur dan ashar di Arafah dan jama’ antara magrib dan isya di
Muzdalifah. H.R. Imam Bukhori Muslim
34
Adapun Firman Allah SWT:
Artinya:
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Qs. An-nisa 103
35
Ayat ini menunjukan karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk melaksanakan salat pada waktu-waktunya yang telah ditentukan, akan
34
Abdurrahman Al-Juzairi, Fiqih Empat Madzhab Bagian Ibadah Jilid 3, Cairo: Mathba’ah Al-Istiqomah, 1996 h. 213.
35
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Al-Mizan Publishing, 2009, h. 96
tetapi Islam adalah agama yang mudah, maka ia membolehkan salat diluar waktu-waktunya ketika ada suatu kesulitan, dengan tujuan untuk
menghindari adanya kesempitan dan kesulitan d. Syarat Salat Jama’
Salat boleh dijama’ bila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a
Dalam pejalanan musafir b
Perjalan itu berjarak jauh c
Niat menjama’ salat pada waktu takbiratul ihram Niat salat zuhur jama’ taqdim.
ُا َﺻ
ّﻠ ﻲ
َﻓ ْﺮ
َض ﻟ ا
ْﺼ َﻌ ِﺮ
َا ْر
َﺑ َﻊ
َر َﻛ
َﻌ ٍت ﺎ
َﻣ ْﺠ
ُﻤ ْﻮ
ًﻋ ﺎ
َﺗ َﻌ
ﺎ َﻟ ﻰ
Artinya: “Aku niat solat fardhu asar empat rakaat dijama’ dengan zuhur,
jama taqdim karena Allah ta’ala.”
Niat salat asar jama’ takhir
ُا َﺻ
ّﻠ ﻲ
َﻓ ْﺮ
َض ﻟ ا
ﻌ ِﺸ
َﺎ ِء
َا ْر
َﺑ َﻊ
َر َﻛ
َﻌ ٍت ﺎ
َﻣ ْﺠ
ُﻤ ْﻮ
ًﻋ ﺎ
ﻟ ﺎ ِﺑ ﺮ ْﻐ َﻤ
ِب َﻌ ْﻤ َﺟ
َﺗ َﻌ
َﻟﺎ ﻰ
Artinya: “Aku niat salat fardhu isya empat rakaat yang dijama’
magrib,jama’takhir karena Allah ta’ala.”
e.
Pengertian Salat Qasar Pengertian salat qashar menurut bahasa ialah salat yang diringkas.
Sedangkan pengertian salat qashar menurut istilah ialah mengerjakan salat fardu dengan cara meringkas yaitu salat yang empar rakaat diringkas
menjadi dua rakaat. Adapun salat yang dua rakaat atau tiga rakaat tidak dapat diqashar.
Adapun Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa
kamu men-qasharmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Qs. An-nisa 101
36
Ayat ini menunjukan bahwa mengqasar salat itu disyari’atkan ketika dalam keadaan takut.Adapun niat salat qasar yaitu:
Niat qasar zuhur
ُا َﺻ ﱢﻠ
ْر َﺿ
ﱡظ ﻟ ﺎ ِر
َر ْﻛ
َﻌ َﺗ ِﻧ َﻘ
ْﺻ ًر
َﻌ َﻟﺎ
ﻰ
Artinya: “Aku niat salat fardhu zuhur dua rakaat qasar karena Allah ta’ala.”
Niat qasar Asar
ُا َﺻ ﱢﻠ
ْر َﺿ
ﻟ ﺎ ْﺻ َﻌ
ِر َر
ْﻛ َﻌ َﺗ
ِﻧ َﻘ ْﺻ
ًر َﻌ
َﻟﺎ ﻰ
Artinya: “Aku niat salat fadhu asar dua rakaat qasar karena Allah ta’ala.”
f. Salat yang Boleh Diqasar Salat yang boleh diqashar ialah salat yang berjumlah empat rakaat
magrib tidak dapat diqashar, karena jumlah rakaatnya kurang dari empat. g. Salat Jama’ Qasar
Salat jama’qasarialah salat yang pelaksanaannya di samping jama’ juga di qasar, baik dalam jama’ taqdim maupun dalam jama’ takhir. Salat
yang semula empat rakaat zuhur, asar dan isya’ dikerjakan dua rakaat, tidak ada selingan antara kedua salat yang dijama’kan.
Adapun contoh niat salat jama’ qasar ialah sebagai berikut: Niat salat zuhur qasar jama’ taqdim.
ُا َﺻ
ﱢﻠ ﻲ
َﻓ ْﺮ
َض ﱡﻈ ﻟ ا
ِﺮ َر
ْﻛ َﻌ
َﺘ ِﻦ
َﻗ ْﺼ
ْﺮ َو ا
َﻣ ْﺠ
ُﻤ ْﻮ
ًﻋ ِا ﺎ
َﻟ َﻌ ﻟ ا
ْﺼ ِﺮ
َﻌ ﺎ َﻟ
ﻰ
36
Ibid, h. 96