Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rata-rata 27
69 Cukup
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang dibimbing guru dengan metode demonstrasi mendapatkan perolehan rata-rata 32 dan persentase
80 hal itu menyatakan sangat baik atau berhasil, sedangkan kelas kontrol mendapatkan perolehan rata-rata 27 dan persentasenya 69 dengan kriteria
cukup, hal ini menyatakan kelas yang dibimbing oleh guru menggunakan metode demonstrasi sangat berpengaruh dengan adanya penggunaan metode deomstrasi
sedangkan kelas yang tidak dibimbing namun untuk kriteria 69 memperoleh hasil yaitu cukup dalam arti kelas yang tidak sama sekali guru menerapkan
demonstrasi dinyatakan tidak berhasil hal ini tidak senada dengan hasil patokan ketercapaiannya tingkat keberhasilan, jadi jelas terdapat perbedaan antara siswa
yang dibimbing menggunakan metode demonstrasi dengan sisiwa yang tidak dibimbing menggunakan demonstrasi dan untuk mengukur keberhasilan
siswa telah mencapai atau melebihi kriteria ketuntasan minimal dan untuk perolehan nilai 70
dengan kriteria baik dijadikan sebagai patokan ketercapaian.
Pada pertemuan pertama, guru tidak membentuk kelompok, akan tetapi guru mempersilahkan kepada siswa siapa saja yang akan mempraktekkan duluan, dan
selanjutkan guru membentuknya dengan cara memanggil siswa lewat absen untuk yang maju dan mulai mempraktekkan. Kemudian guru pun menjelaskan
mekanisme sistem penilaian untuk praktek ibadah salat jama’qasar. Berikut ini adalah langkah-langkah observasi yang dilakukan oleh peneliti.
1. Siswa diberikan arahan dalam melakukan praktek.
2. Peneliti memberikan ketegasan untuk tidak melihat buku kembali ketika
melafadzkan niat salat dan selalu tertib. 3.
Peneliti memberitahukan apa saja yang dinilai selama proses praktek berlangsung.
4. Setelah proses pembelajaran berlangsung peneliti meminta buat teman-teman
yang lain untuk selalu bersiap-siap. Pada saat melakukan treatment, peneliti menilai siswa dalam praktek ibadah
salat jama’, qasar. Para siswa sangat senang melakukan praktek ibadah salat,
ketika guru mempersilahkan siswa untuk maju dan mempraktekkan siswa pun sangat antusias mengangkat tangannya. Ada beberapa siswa yang memang sulit
menghafal niat salat jama’qasar, namun guru pun harus selalu siap untuk membantu siswa yang mendapatkan kesulitan. Disisi lain ada siswa yang kritis
cermat siswa itu selalu bertanya dan mampu mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata.
Demikianlah observasi atau proses praktek ibadah salat jama’qasar dengan melakukan metode demonstrasi. Di hari berikutnya siswa-siswa pun mulai terlihat
hasil prakteknya meningkat, dan setelah proses observasi pengamatan praktek ibadah selesai, guru pun memberikan posttest kepada siswa untuk mengukur
sejauh mana pemahaman terhadap materi jama’qasar. Hal yang sama dilakukan di kelas kontrol, hanya saja guru tidak menerapkan
metode demonstrasi, melainkan siswa harus siap untuk mempraktikan salat. Tujuannya kelas kontrol tetap mempraktikan salat jama’qasar agar siswa tidak
yang mendapatkan perlakukan saja yang bisa melakukan ibadah salat tersebut, akan tetapi untuk kemaslahatan bersama dan untuk mengukur perbandingan siswa
yang menggunakan metode demonstrasi dengan tidak menggunakan metode demonstrasi, kemudian hasil itu pun terlihat dari nilai rata-rata dan persentasenya
tercapai atau tidaknya. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.