Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS

106 Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0.079075 yang lebih besar dari derajat kepercayaan 0.05 5 sehingga dapat dinyatakan signifikan. Menurut Winarno 23:2009 menyatakan Probability bernilai lebih dari 0.05 5 maka data dapat dikatakan hasil regresi tersebut sudah berdistribusi normal dan H diterima. Jika sudah dikatakan normal, maka data tersebut menghasilkan estimasi liniet tidak bias atau biasa disebut BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Menurut Nachrowi 2006:71 yang berarti model regresi tidak mengandung masalah dan bisa dilanjutkan pada uji selanjutnya.

b. Uji Multikolinearitas

4 8 12 16 20 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Series: Residuals Sample 1 52 Observations 52 Mean -5.70e-15 Median 0.238106 Maximum 1.328697 Minimum -1.799316 Std. Dev. 0.740553 Skewness -0.762779 Kurtosis 3.121859 Jarque-Bera 5.074716 Probability 0.079075 107 Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan korelasi yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen.Dengan melihat nilai koefisien korelasi r antar variabel independen dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen.Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas, dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian multikolinearitas menggunakan uji korelasi r dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Correlation Matrix Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat hasil analisis uji multikolinearitas dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa korelasi antar variabel NPF BOPO CAR LNSBIS NPF 1.000000 0.393855 -0.321114 -0.535033 BOPO 0.393855 1.000000 -0.370231 -0.246047 CAR -0.321114 -0.370231 1.000000 0.412760 LNSBIS -0.535033 -0.246047 0.412760 1.000000 108 independen NPF dan BOPO maupun sebaliknya sebesar 0.393855, antara NPF dan LNSBIS maupun sebaliknya sebesar - 0.535033, antara NPF dan CAR maupun sebaliknya sebesar -0.321114, antara BOPO dan LNSBIS maupun sebaliknya sebesar -0.246047, dan antara BOPO dan CAR maupun sebaliknya sebesar -0.370231, dan antara LNSBIS dan CAR maupun sebaliknya sebesar 0.412760. Terlihat dari tabel 4.2 diatas nilai korelasi dari masing-masing variabel independen dibawah atau lebih kecil dari 0.8 sehingga dapat disimpulkan H diterima, bahwa data tersebut terbebas dari multikolinieritas dan model Ordinary Least Square OLS yang dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinieritas. Sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya yaitu uji Heteroskedastisitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut Denfan Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas Nachrowi, 2008:109.

Dokumen yang terkait

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi Terhadap Return On Asset (ROA) Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Devisi di Indonesia Periode 20

0 10 137

Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 18

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2014-2

0 0 36