104
menurunnya Dana Pihak Ketiga DPK perbankan syariah yang ditempatkan pada SBIS, pada periode ini DPK perbankan syariah cenderung digunakan
untuk pembiayaan atau ditempatkan pada sektor rill. Periode selanjutnya SBIS selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya hingga mencapai 9.244 milyar. Setahun kemudian tepatnya yaitu pada 2012 SBIS kembali mengalami penurunan, namun penurunan ini tidak
lebih rendah dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada 2009 yaitu sebesar 4.933 milyar. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2012 suku bunga
yang menjadi acuan fee untuk SBIS menurun, penurunan suku bunga ini dilakukan Bank Indonesia untuk menumbuh kembangkan sektor riil dan
peningkatan investasi. www.indonesiafinancetoday.com
B. Analisis Data dan Pembahasan
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu time series yang berbentuk manual mulai September tahun 2009
– Desember tahun 2013. Penelitian mengenai laba perbankan syariah disini
menggunakan data pada perbankan syariah di Indonesia sebagai variabel dependen variabel tidak bebas. Sedangkan variabel independen terdiri dari Non
Performing Financing NPF, Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dan Capital
Adequacy Ratio CAR. Keseluruhan dari data yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.
105
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis regresi berganda adalah Ordinary Least Square
OLS. Model OLS merupakan metode estimasi yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel Ajija, 2011:23.
Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2003 dan Eviews 6 untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan
variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan uji asumsi klasik, uji statistik dan uji determinasi.
1. Uji Asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika
probability lebih besar dari nilai deraja t α = 0.05, maka penelitian ini
tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari
nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka dalam penelitian ini ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data tidak terdistribusi
normal.
Tabel 4.1 Uji Normalitas
Jarque-Bera
106
Sumber : output Eviews 6.0 yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa data dalam
penelitian ini berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0.079075 yang lebih besar dari derajat kepercayaan 0.05 5 sehingga
dapat dinyatakan signifikan. Menurut Winarno 23:2009 menyatakan Probability bernilai lebih dari 0.05 5 maka data dapat dikatakan
hasil regresi tersebut sudah berdistribusi normal dan H diterima. Jika
sudah dikatakan normal, maka data tersebut menghasilkan estimasi liniet tidak bias atau biasa disebut BLUE Best Linier Unbiased
Estimator. Menurut Nachrowi 2006:71 yang berarti model regresi tidak
mengandung masalah dan bisa dilanjutkan pada uji selanjutnya.
b. Uji Multikolinearitas
4 8
12 16
20
-2.0 -1.5
-1.0 -0.5
0.0 0.5
1.0 1.5
Series: Residuals Sample 1 52
Observations 52 Mean
-5.70e-15 Median
0.238106 Maximum
1.328697 Minimum
-1.799316 Std. Dev.
0.740553 Skewness
-0.762779 Kurtosis
3.121859 Jarque-Bera
5.074716 Probability
0.079075