51
berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Menurut Arifin 2009:198, yang dimaksud Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai
bukti penitipan dana jangka pendek. SBIS merupakan piranti moneter yang sesuai prinsip pada bank syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan
pengendalian moneter. Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk
mengatasi bila terjadi kelebihan pada tingkat likuiditas. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dengan
menggunakan akad ju ‟ alah. Akad ju‟ alah adalah janji atau komitmen
iltizam untuk memberikan imbalan tertentu „Iwadhju
‟ l atas pencapaian hasil natijah yang ditentukan dari suatu pekerjaan.
2. Karakteristik SBIS
a Menggunakan akad jualah berdasarkan fatwa Dewan Syariah
Nasional dan Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah,
wadiah, qardh, dan wakalah. b Diterbitkan oleh Bank Indonesia.
52
c Berjangka waktu paling kurang 1 satu bulan dan paling lama 12 dua belas bulan.
d Diterbitkan tanpa warkat scripless. e Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia.
f Merupakan instrumen kebijakan moneter dan saran penitipan dana sementara.
g Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. www.bi.go.id
. Bank Indonesia BI telah menerbitkan instrumen moneter berbasis
syariah yaitu SBIS yang menjadi alternatif tambahan bank syariah, Badan Usaha Syariah BUS atau Unit Usaha Syariah UUS dalam pengelolaan
dana investasinya. Dengan adanya instrumen tersebut, bank syariah tidak perlu takut menerima dana pihak ketiga dari individu atau kelompok dalam
jumlah besar. Saat ini banyak bank umum ataupun Unit Usaha Syariah UUS yang tidak mau menerima dana masyarkat yang bernilai besar karena ragu
tidak mampu menyalurkannya. Bila hal tersebut dipaksakan, akibatnya bagi hasil yang diterima pemilik dana justru akan mengecil dan tingkat
pembiayaan bermasalah pun akan meningkat. Kehadiran SBIS dan pemberlakuan UU Surat Berharga Syariah Negara SBSN dan pemberlakuan
UU Perbankan Syariah maka akan mendorong optimalisasi pengembangan bisnis treasury lembaga keuangan dna perbankan syariah. Penerbitan SBIS
tidak akan menggangu perekonomian akibat perbankan lebih senang menempatkan dananya di SBIS dibanding menyalurkannya.