46
hari bagi bank, pembiayaan yang termasuk golongan perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi
penunggakan dalam pengembalian Veithzal , 2007;34. Menurut Sudarsono 2007;16 pembiayaan non lancar atau yang
juga dikenal dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu jumlah kredit yang tergolong lancar
yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.
NPF = Pembiayaan Non Lancar x 100 Total Pembiayaan
Tabel 2.2 Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan Bayar Nasabah Debitur
di Bank Syariah
Jenis Pembiayaan
Kategori yang Diperhitungkan Dalam NPF Kurang Lancar
Diragukan Macet
Murabahah, Istshna,
Ijarah, Qard Tunggakan lebih
dari 90 hari s.d. 180 hari
Tunggakan lebih dari 180 hari s.d. 270
hari Tunggakan lebih
270 hari
Salam Telah jatuh
Tempo s.d. 60 hari Telah jatuh tempo
s.d. 90 hari Lebih dari 90 hari
47 Sumber : Ihsan, 2011:23
2. Penilaian Kesehatan Non Performing Financing NPF
Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5, jika melebihi 5 akan mempengaruhi penilaian tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20, skor nilai NPF
ditentukan sebagai berikut : Lebih dari 8, skor nilai = 0
Antara 5 - 8, skor nilai = 80 Antara 3 - 5, skor nilai = 90
Kurang dari 3, skor nilai = 100 Bila resiko pembiayaan meningkat, marginbunga kredit akan
meningkat pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam sektor perbankan tidak mengenal instrumen bunga, sistem keuangan Islam menerapkan
sistem pembagian keuntungan dan kerugian, bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan dimuka.
Mudharabah, Musyarakah
Tunggakan s.d. 90 realisasi bagi hasil
diatas 30 s.d. 90 dari proyek
pendapatan. Tunggakan lebih
dari 90 hari s.d. 180 hari realisasi bagi
hasil kurang dari 3 Tunggakan lebih dari
180 hari, realisasi pendapatan kurang
dari 30 dari proyeksi pendapatan
lebih dari 3 periode pembayaran
48
E. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO
1. Pengertian Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
BOPO
BOPO termasuk rasio earnings. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan
menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional Kuncoro dan Suhardjono, 2002:64
Menurut Dendawijaya
2009:120, rasio biaya
operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan pendapatan operasional BOPO sering disebut rasio efisiensi
digunakan untuk menukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin kecil rasio ini berrati semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan. BOPO dinyatakn dengan rumus :
BOPO =
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.
49
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.
Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan keuntungan yang dipegaruhi oleh struktur biaya operasional, dan
kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk. Biaya dana bagi bank merupakan biaya operasional bank dengan jumlah terbesar.
Menurut Muhammad 2006;37 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dana, yaitu struktur sumber dana, tingkat bagi
hasil dan cadangan wajib.
F. Capital Adequacy Ratio CAR
Capital Adequacy Ratio CAR adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang
mencakupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Suhardjono,2002:40 Rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko Dendawijaya,2001:34.
CAR diukur dengan membagi modal dengan aktiva tertimbang
menurut resiko ATMR
CAR = x 100