Sepasaran Siklus Daur Hidup yang Termasuk Dalam Acara Slametan

Pada upacara ini tetangga dan kerabat yang rumahnya berdekatan memiliki kewajiban untuk membantu dan pada umumnya mereka adalah kaum perempuannya yang turut serta. Bagi tetangga yang datang membantu tidak diperkenankan untuk membawa belanjaan atau memberi uang, hal ini karena si punya hajatan sudah mempersiapkan segala sesuatunya dan tidak ada memberikan sumbangan karena tujuan dari acara ini hanya untuk syukuran sekaligus memohon doa keselamatan.

3.4.2 Sepasaran

Pada masyarakat Jawa di Desa Rawang proses persalinan sebelum ada bidan desa dilakukan oleh dukun bayi yang berpengalaman, tetapi seiring berjalannya waktu masuknya bidan-bidan kedesa membawa pengaruh besar. Proses persalinan kini banyak menggunakan jasa bidan desa, selain itu juga penyuluhan yang diberikan kemasyarakat tentang kesehatan dan keselamatan persalinan menjadi pengetahuan dan kesadaran masyarakat saat ini. Kendati pun demikian jasa dukun bayi juga masih diperlukan terutama pasca persalinan seperti memijat bayi. Pada saat persalinankelahiran, para tetangga akan datang membantu untuk membuat among-among 19 . Among-among ini dibagikan kepada tetangga dan saudara yang rumahnya berdekatan, tujuannya adalah untuk memberitahukan bahwa si jabang bayi telah lahir dengan selamat dan pada saat pembagian among- among orang yang menerima juga dimintai doanya untuk kesehatan ibu dan bayi 19 Among-among dalam masyarakat Desa Rawang merupakan salah satu ritual untuk memperingati hari kelahiran bayi. keunikan ritual Among-among adalah makanan khas yang disediakan, seperti nasi, sayur urab atau kluban, telur ayam rebus, kedelai goreng, dan krupuk. Penyajiannya diletakan di sebuah nampan bulat atau tampah. Sebelum melahap makanan Among- among tersebut ada seorang pemimpin ritual mengucapkan among-amonge Jasmine nama si bayi-red dimong dimeneng nggeh artinya among-amongnya si bayi di asuh sampai tenang ya”. Universitas Sumatera Utara tersebut. Bagi kerabat dan tetangga yang telah mengetahui tetangganya melahirkan akan datang pada hari itu juga atau dihari-hari berikutnya untuk tilik bayi melihat bayi. Mereka yang datang biasanya membawa keperluan bayi dan keperluan lainnya seperti bedak bayi, popok, sabun mandi, minyak kayu putih, sabun cuci, blau, teh, gula, mie bulat dan tidak sedikit pula yang memberikan uang disaat tilik bayi. Kegiatan semacam ini dalam lingkungan masyarakat Jawa terutama di Desa Rawang masih bisa dijumpai dan kegiatan ini akan terus berlanjut hingga memasuki sepasaran yaitu ketika bayi sudah memasuki masa ketahanan tubuh yakni setelah 35 hari usianya dan bagi sang ibu menandai habisnya masa nifas yang dianggap telah pulih kesehatannya, dalam hal ini turut dilakukan pemberian nama bayi dan pengguntingan rambut bayi. Sepasaran dalam masyarakat Jawa di Desa Rawang umumnya dilakukan secara sederhana seperti mengadakan acara syukuran , yang membedakan yakni adanya jamuan makan dan undangan yang hadir. Sepasaran berlangsung selama sehari saja biasanya disesuaikan dengan genap usia sang bayi. Dalam acara sepasaran ini ritual yang dilakukan adalah pengguntingan rambut dan biasanya acara ini disatukan dengan acara aqiqah 20 . Para tetanggga dan kerabat dekat akan turut membantu mempersiapkan segala sesuatunya di dapur, perempuan kaum ibu dalam hal ini sangat besar peran sertanya untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Adapun yang lainnya among-among berupa bubur merah putih yang kemudiaan didoakan dan dibagikan ke tetangga dan kerabat dekat. 20 Aqiqah merupakan refleksi bentuk syukur keluarga atas kelahiran seorang anak menurut agama islam, aqiqah disimbolkan dengan mengurbankan hewan ternak terutama kambing sesuai dengan ketentuan, kalau dia bayi perempuan maka 1 ekor kambing dikurbankan dan bayi laki-laki maka 2 Universitas Sumatera Utara Orang yang ikut membantu ini disebut rewang, tetangga dan kerabat yang rewang tidak dibebankan untuk menyumbang atau membawa belanjaan karena mereka sudah membantu si tuan rumah dalam menyelenggarakan acara ini. Namun kadangkala ada juga tetangga dan kerabat yang membantu membawa belanjaan seperti baskoman yang terdiri dari; mie hun, kol, teh, telur, dan gula pasir, dan tidak sedikit pula yang menyumbang uang biasanya paling besar adalah Rp.50.000 lima puluh ribu rupiah, ini diberikan saat mereka baru datang untuk rewang. Sebelum masuk waktu zuhur beberapa bungkusan nasi “tonjo’an’ di bagikan kepada kerabat terlebih dahulu baru kemudian kepada para tetangga sebagai bentuk undangan, tidak semua tetangga kerabat atau warga desa mendapatkannya hanya orang-orang yang ditentukan tuan rumah saja yang menerimanya. Selepas zuhur acara mulai dilangsungkan tahapan demi tahapan acara mulai dijalankan, para tetangga dan kerabat sekitar desa mulai berdatangan. Mereka yang hadir dalam acara ini umumnya bukan diundang tetapi mereka mendapatkan kabar dari mulut-kemulut, diacara sepasaran seperti ini jarang sekali dilakukan penyebaran undangan. Tuan rumah yang memiliki hajat sudah bersiap-siap menyambut tamu, ibu dan si jabang bayi duduk diruang depan sehingga tamu yang hadir bisa langsung bersalaman dan memberikan selamat seraya juga melihat si jabang bayi. Dalam acara ini tidak ada didirikan teratak atau dilangsungkan hiburan karena acara dilakukan didalam rumah dan sederhana. Tamu yang datang disuguhkan hidangan kue dan makanan, obrolan ringan disela-sela makan juga menjadi hal yang biasa ekor dikurbankan, Ini sesuai dengan yang disunahkan oleh Rasullullah SAW. http:id.wikipedia.orgwikiAqiqah Universitas Sumatera Utara didengar, selesai makan biasanya tamu menyalami tuan rumah sambil memberikan amplop berisikan sejumlah uang dan sebelum tamu beranjak pergi tuan rumah sudah mempersiapkan bontotan bungkusan nasi untuk dibawa pulang. Menjelang magrib tamu yang hadir sudah tidak ada, dan selanjutnya selepas shalat magrib akan dilanjutkan dengan acara kenduri atau selamatan yang dilakukan kaum pria biasanya bapak-bapak yang telah di undang sore harinya oleh tuan rumah melalui jasa seorang tetangga untuk mengabarkannya, kenduri ini acara penutup sepasaranselapanan. Masyarakat Desa Rawang umumnya hanya mengadakan acara yang terkait dengan kelahiran hanya sampai sepasaran sementara untuk acara seperti turun tanah bayi mulai bisa berjalan tidak pernah dilakukan.

3.4.3. Upacara Kematian