Mitoni Siklus Daur Hidup yang Termasuk Dalam Acara Slametan

Hajatan dipandang sebagai suatu acara yang ditunggu-tunggu atau istilah masyarakat setempat “barang sing dieman-eman metu” maksudnya bahwa tabungan dan harta lain yang disimpan harus dibelanjakan untuk mencukupi kebutuhan hajatan. Hajatan dalam masyarakat juga dijadikan sebagai ajang pamer untuk menunjukan kesuksesan anak-anaknya atau kedudukan orang tersebut dalam masyarakat. Karena pendanaan yang dikorbankan jauh lebih besar maka resiko yang ada juga sama besarnya, bahkan terkadang berpotensi memunculkan konflik didalamnya. Tetapi justru acara seperti inilah yang memang sering dijumpai didalam masyarakat bahkan tidak sulit menemukannya di banding dengan acara slametan, hal ini mengingat bahwa kehidupan mereka yang sebagian besar sebagai petani dengan penghasilan yang tergolong minim justru untuk menggelar hajatan yang biayanya jauh lebih besar dari pendapatan mereka semakin banyak dilakukan dan ini tentu saja sangat kontras dengan kehidupan ekonomi mereka terutama warga masyarakat yang tergolong ekonomi rendah.

3.4. Siklus Daur Hidup yang Termasuk Dalam Acara Slametan

3.4.1. Mitoni

Mitoni sebutan yang sering digunakan masyarakat Desa Rawang untuk menyebutkan upacara tujuh bulan masa kehamilan. Kegiatan menggelar tujuh bulan kehamilan masih banyak dijumpai di desa ini. Upacara mitoni ini memiliki tujuan agar janin dalam kandungan dan ibu yang mengandung senantiasa memperoleh keselamatan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan adat istiadat dan tatacara budaya Jawa yang masih njawani 17 dalam upacara mitoni ada serangkaian kegiatan yang harus dilakukan seperti; siraman, memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain calon ibu oleh sang suami, ganti busana, memasukkan kelapa gading muda, memutus lawelilitan benangjanur, memecahkan periuk dan gayung, minum jamu sorongan dan sebagainya, masing-masing tata cara ini memiliki arti dan maksud. Serangkaian kegiatan tersebut merupakan simbol dalam upacara tujuh bulan kehamilan yang dipercaya sebagai sarana untuk menghilangkan petaka. Mitoni dalam masyarakat Jawa di Desa Rawang tidak seperti pada masyarakat Jawa kebanyakan dimana masih dilakukannya ritual-ritual tertentu dalam menjalankannya, dalam masyarakat Desa Rawang hal tersebut tidak akan ditemui. Mitoni yang ada hanya akan dilakukan dengan cara syukuran yakni membagikan “bancaan” 18 , rujak bhe’bek rujak tumbuk jambu biji, dan buah lainnya dan es cendol kepada para tetangga dekat rumah serta kerabat dekat. + Foto.7. Nasi Bancaan Foto.8. Rujak Bhe’bek 17 Njawani istilah dipakai masyarakat Jawa di Desa Rawang utuk menyebutkan mereka Orang Jawa yang masih memegang teguh adat istiadat Jawa, Seperti yang disampaikan salah satu informan yaitu ibu Boinem dalam wawancara 5 Agustus 2010. 18 Bancakan merupakan simbol rasa syukur kepada nenek moyang dan Tuhan sebagai pencipta. bancakan merupakan hal yang lazim dalam kulturasi masyarakat yang memegang erat tradisi kejawennya.Bancakan merupakan pemahaman setiap orang kepada sang pamomong atau pengasuh dan pembimbing secara spiritual yang diwujudkan dengan bentuk nasi urap yang terdiri dari bermacam sayuran hasil bumi dan lauk pauk. Bancakan biasanya diadakan dalam rangka memperingati hari lahir. http:www.timlo.netbaca600realitas-ritual-masyarakat-jawa-terhadap- keselamatan-dunia-dan-akhirat Universitas Sumatera Utara Mitoni akan berlangsung selama sehari, kegiatan ini juga melibatkan peran serta tetangga dekat rumah dan anggota keluarga dekat untuk menyiapkan hidangan seperti bancaan. Tujuan utama Mitoni yang dilangsungkan adalah sebagai wujud rasa syukur keluarga terutama calon ibu karena telah memasuki fase kehamilan hingga tahap tujuh bulan. Sehingga doa dan harapan dari acara ini dilakukan agar tersampaikan kepada Sang Pencipta untuk senantiasa melindungi keluarga, calon ibu dan janinnya. Tetangga dekat dan keluarga dekat yang turut membantu juga akan turut mendoakan, mereka akan berkumpul diruang depan duduk bersilah mengelilingi nasi bancaan yang disiapkan untuk selanjutnya dipanjatkan doa oleh seorang alim ulama setempat yang sudah diundang. Setelah didoakan ulama sedikit memberikan nasehat kepada calon ibu dan juga suaminya, baru kemudiaan nasi bancaan yang telah didoakan di bagikan ke tetangga dan kerabat. Orang yang membagikan bancaan mendatangi satu persatu rumah tetangga seraya mengabarkan maksud kedatangannya dan juga turut meminta doa keselamatan untuk yang berhajatan. Peran serta tetangga dan kerabat yang turut membantu dalam acara ini biasanya kesadaran mereka masing-masing, walaupun terkadang yang akan memiliki hajat terlebih dahulu mengabarkannya. Tetapi kebanyakan kalau di dalam masyarakat kabar-kabar yang berkaitan dengan acara serupa ini lebih cepat informasinya didapat karena pemberitaan dari mulut kemulut, sehingga tinggal mengkonfirmasi saja kepada yang akan punya hajatan atau ke kerabat dekatnya benar atau tidaknya informasi tersebut. Universitas Sumatera Utara Pada upacara ini tetangga dan kerabat yang rumahnya berdekatan memiliki kewajiban untuk membantu dan pada umumnya mereka adalah kaum perempuannya yang turut serta. Bagi tetangga yang datang membantu tidak diperkenankan untuk membawa belanjaan atau memberi uang, hal ini karena si punya hajatan sudah mempersiapkan segala sesuatunya dan tidak ada memberikan sumbangan karena tujuan dari acara ini hanya untuk syukuran sekaligus memohon doa keselamatan.

3.4.2 Sepasaran