Kewajiban Memberi Tiga Macam Kewajiban dalam Resiprositas

Resiprositas dalam hajatan juga terjadi di dalam anggota kerabat terutama kerabat dekat biasanya adalah saudara-saudara kandung dari ibu dan ayah atau keluarga yang masih memiliki hubungan sedarah. Dalam menggelar hajatan anggota kerabat dekat umumnya memberikan bantuan yang cukup besar baik dalam bentuk tenaga, jasa, uang atau bahan kebutuhan pokok. Dalam masyarakat Jawa di desa Rawang bantuan dari anggota keluarga adalah kewajiban namun itu juga mengandung resiprositas antara mereka. Sistem arisan dalam anggota keluarga untuk membantu hajatan pesta salah satunya yang menimbulkan kerjasama resiprositas, memang sama-sama saudara namun bila sudah menyangkut kebutuhan ekonomi itu juga diperhitungkan kesimbangannya. Resiprositas dengan anggota keluarga terjadi jika suatu waktu giliran mereka mengadakan hajatan maka saat ini pemilik hajat yang dibantu wajib membantunya kurang lebih sama atas apa yang diterimanya dari anggota kerabatnya. Pengingkaran dalam hal ini akan menimbulkan ketidak nyamanan bahkan hubungan persaudaran akan menjadi renggang karena pengembalian yang tidak seimbang.

4.4. Tiga Macam Kewajiban dalam Resiprositas

4.4.1. Kewajiban Memberi

Kegiatan nyumbang dalam hajatan memiliki esensi kewajiban bagi mereka yang diundang untuk memberi barang, uang, jasa atau tenaga. Kewajiban memberi dalam nyumbang ini dibebankan kepada mereka yang telah ikut berpartisipasi yakni para perewang dan tamu undangan. Kewajiban- kewajiban seperti ini harus mereka penuhi jika tidak maka akan menimbulkan masalah sosial, hal ini dikarenakan sebelumnya tuan rumah yang memiliki hak Universitas Sumatera Utara untuk menentukan orang yang akan diundang memiliki kepemilikan atas orang yang menerima undangan, bila telah menerima berarti kesanggupan baginya untuk memenuhi undangan tersebut dan nyumbang dalam hajatan ini. Kewajiban untuk memberi ini sama halnya dengan kesepakatan walaupun tidak secara tertulis namun secara lisan berlaku bagi siapa saja yang terlibat. Seperti pemaksaan dimana seorang tidak meminta untuk diundang namun disatu sisi ia juga tidak bisa menolak karena jika menolak sama saja dengan penghinaan. Dalam kehidupan bermasyarakat apalagi bertetangga dituntut untuk menjaga keharmonisan dan menghindari konflik oleh sebab itu dengan landasan ini seseorang tidak bisa terlepas dari lingkaran kewajibannya untuk memberi jika ia sudah terbebani oleh kiriman undangan dari orang yang mengundangnya apalagi jika ia mengenal orang yang mengundangnya tersebut. Selain itu juga kewajiban untuk memberi ini bukan saja dilakukan karena adanya dorongan pada dirinya untuk melakukan kewajiban itu secara terpaksa namun kewajiban ini dilakukan karena orang yang terbebani ini juga terdorong adanya kompensasi dari hubungan ini natinya yakni timbal balik dari seseorang yang telah memberi. Seseorang yang berkewajiban untuk memberi juga mulai berpikir atas apa yang sudah ia berikan. Melakukan kewajiban untuk memberi bukan lagi sekedar ikhlas dan suka rela namun pemberian yang dilakukan juga harus dilakukan sama dengan si penerima kepada si pemberi jadi tidak ada pemberian yang cuma-cuma. Dalam nyumbang ini juga terjadi dimana tamu yang berkewajiban memberi pada suatu saat akan meminta dan menagih pemberiannya tersebut hal ini dikarenakan orang tidak lagi berpikir untuk memberi secara cuma-cuma namun pemberiannya Universitas Sumatera Utara juga harus dikembalikan suatu waktu mengingat kebutuhan ekonomi dalam masyarakat modern saat ini menuntut akan kewajiban tersebut

4.4.2. Kewajiban Menerima