Upacara Kematian Siklus Daur Hidup yang Termasuk Dalam Acara Slametan

didengar, selesai makan biasanya tamu menyalami tuan rumah sambil memberikan amplop berisikan sejumlah uang dan sebelum tamu beranjak pergi tuan rumah sudah mempersiapkan bontotan bungkusan nasi untuk dibawa pulang. Menjelang magrib tamu yang hadir sudah tidak ada, dan selanjutnya selepas shalat magrib akan dilanjutkan dengan acara kenduri atau selamatan yang dilakukan kaum pria biasanya bapak-bapak yang telah di undang sore harinya oleh tuan rumah melalui jasa seorang tetangga untuk mengabarkannya, kenduri ini acara penutup sepasaranselapanan. Masyarakat Desa Rawang umumnya hanya mengadakan acara yang terkait dengan kelahiran hanya sampai sepasaran sementara untuk acara seperti turun tanah bayi mulai bisa berjalan tidak pernah dilakukan.

3.4.3. Upacara Kematian

Upacara kematian dan saat-saat setelah kematian merupakan suatu bentuk upacara yang sering dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, terutama dalam masyarakat Jawa, hal ini di maksudkan sebagai bentuk penghormatan atas arwah orang yang meninggal dunia, apalagi jika yang meninggal adalah keluarganya. Cara yang tepat dan yang terbaik untuk menghormati serta menolong roh nenek moyang di alam akhirat, ialah dengan membuat upacara selamatan sedekahan, dimulai sejak awal seseorang meninggal dunia sampai pada seribu harinya. Dalam rangkaian upacara daur hidup seseorang, upacara kematian merupakan rangkaian penutupnya, maka untuk itu dianjurkan untuk memperbanyak pengruwetan, penghormatan dan perlambangan yang dilakukan oleh sanak keluarga yang ditinggalkan untuk mengantarkan arwah orang yang meninggal ke akhirat. Universitas Sumatera Utara Upacara kematian ini juga dihadiri oleh masyarakat sekitar yakni dengan melakukan aktivitas melayat. Sanak keluarga yang jauh maupun yang dekat serta para tetangga juga datang ke tempat keluarga yang berduka cita untuk menyampaikan belasungkawa. Dalam kegiatan melayat ini para wanita datang dengan membawa beras yang diletak dalam rantang juga membawa uang untuk diberikan kepada keluarga yang kemalangan guna membantu meringankan beban mereka. Sedangkan kaum pria mempersiapkan berbagai keperluan untuk penguburan. Dalam upacara kematian ini setelah proses selesai seperti pemakaman maka pada malam nanti digelar acara tahlilan 21 , acara ini berlangsung selama tiga malam atau dengan istilah masyarakat telung ndina. Selepas dari hari ketiga meninggal maka akan dilakukan acara slametan pada hari ketujuhnya lagi yakni dengan menggelar kenduri, begitu juga dengan ke empat puluh harinya, keseratus sampai ke seribu hari kematiaannya akan dilangsungkan acara kenduri. Pada upacara kematian ini antusiasme warga masyarakat, tetangga serta kerabat sangat besar, mereka saling perduli satu sama lain. Dalam upacara ini sebisa mungkin para pelayat yang hadir akan membantu secara sukarela tanpa harus digerakkan atau dimintai pertolongannya oleh tuan rumah yang kemalangan. Sudah menjadi tradisi di desa ini untuk membawa beras satu mug 22 atau lebih untuk diberikan pada tuan rumah yang berduka, serta memberikan sejumlah uang sumbangan kemalangan yang bisa dipakai untuk keperluan dalam upacara kematian ini. Kegiatan semacam ini tidak terlalu mengharapkan pamri jika sudah menolong, namun kesadaran diri untuk saling 21 Tahlilan merupakan serangkaian kegiatan membaca ayat-ayat suci Al-Quran yang dilakukan secara berjamaah. 22 “ Mug” istilah takaran sebayak 1 satu kaleng susu. Universitas Sumatera Utara berbagi dan membantu inilah yang mendorong tradisi serupa ini masih berjalan dalam masyarakat. 3.5. Siklus Daur Hidup yang Termasuk Dalam Acara Hajatan 3.5.1.