Hajatan Pernikahan Siklus Daur Hidup yang Termasuk Dalam Acara Hajatan 1.

tetangga dan kerabat yang ikut rewang. Hidangan jamuan makan setelah selesai pesta ini biasanya sayur sop daging ayam, sambal terasi, dan makanan dari hajatan yang masih ada seperti rendang daging, kue, atau sambal, untuk pudingnya biasanya disediakan wedang susu. Acara jamuan dilakuakn selepas magrib, tujuan dari acara ini untuk mengucapkan rasa trimakasih kepada para perewang atas bantuan yang diberikan dan sekaligus pembubaran panitia kerja. Pemberian bantuan baik dalam bentuk barang, tenaga ataupun jasa seperti dalam rewang, pada saat sebelum dan berlangsungnya pesta akan menimbulkan kewajiban bagi tuan rumah untuk membalasnya di kemudian hari. Orang-orang disini akan merasa yakin akan daya ingat mereka terhadap siapa-siapa saja yang telah membantu dan menyumbangnya.

3.5.2. Hajatan Pernikahan

Upacara perkawinan merupakan simbol peralihan status seseorang dari masa lajang ke masa berumah tangga yang berarti memiliki hak serta kewajiban yang baru. Tahapan untuk menuju jenjang pernikahan ini juga hampir sama dengan masyarakat melayu atau suku bangsa lainnya seperti ada pengenalan keluarga, pertunanganlamaran, serserahan hingga sampai pada pernikahan. Pernikahan dalam masyarakat Jawa akan dirayakan dikediaman wanitanya pelaksanaannya dilakukan dengan menggelar hajatan secara meriah tetapi ada juga yang secara sederhana . Penentuan hari biasanya pada hari sabtu pada tanggal mudah atau masa panen dan selesai lebaran. Mengenai bulan orang Jawa memiliki larangan terhadap bulan-bulan tertentu yang tidak boleh dilakukan pesta atau hajatan seperti bulan suro dan bulan puasa. Universitas Sumatera Utara Mempersiapkan pernikahan dan hajatan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan oleh karena itu jauh hari sebelum memasuki bulan tanggal pernikahan pihak dari yang akan punya hajat harus mempersiapkan segala sesuatunya seperti menyediakan dan menghitung anggaran belanja kebutuhan pokok, menyediakan tenaga dan jasa yang dibutuhkan, menulis dan menyebarkan undangan, menyewa perlengkapan pesta dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa persiapan yang biasa dilakukan tuan rumah saat menjelang memasuki bulan dan tanggal pernikahan seperti; 1. Menyediakan dan menghitung anggaran belanja untuk persiapan pesta seperti sewa perlengkapan dan belanja kebutuhan pokok. Anggaran untuk persiapan ini biasanya didapat dari kesepakatan saat lamaran yakni berapa yang diminta pihak wanita kepada pihak pria dan selain itu anggara juga diperoleh dari bantuan anggota keluarga dekat lainnya biasanya berbentuk uang dan barang kebutuhan pokok yang diperlukan. 2. Menyediakan bantuan tenaga dan jasa dari kerabat dekat dan tetangga dekat seperti dengan cara ulem-ulem mengundang secara langsung. 3. Menulis dan menyebar undangan. Jauh hari sebelum memasuki bulan pesta tuan rumah yang akan berhajatan harus sudah melakukan persiapan seperti menulis nama-nama orang yang akan di undang baik undangan tulis maupun yang akan memperoleh undangan rantang tonjok’an kemudian menentukan orang yang akan membantunya menyebarkan undangan tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Menyewa perlengkapan pesta. Seperti halnya mempersiapkan kebutuhan yang lainnya menyewa perlengkapan pesta juga perlu apalagi pesta pernikahan. Memilih dan menentukan tempat yang pas untuk menyewa perlengkapan juga perlu seperti pelaminan, tratak, perlengkapan masak dan makan, mesin, sampai sewa hiburan. Dimana semuanya itu harus disesuaikan dengan keinginan yang akan menikah dan orang tua terutama tentu disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Jika semua keperluan yang akan digunakan untuk hajatan telah di persiapkan, maka selanjutnya adalah tinggal menunggu waktu sibuk persiapan menjelang minggu hajatan. Pada minggu-minggu memasuki hajatan katakanlah 4 empat hari menuju hari H, akan terlihat beberapa kesibukan di rumah si punya hajatan. Ini ditandai dengan hadirnya perewang untuk membantu, mereka yang rewang ini umumnya tetangga dekat rumah dan kerabat dekat, masa membantu mereka selama 4empat hari. Para Perewang yang datang juga membawa baskoman belanjaan bahan pokok seperti; beras, minyak goreng, ayam, telur, kol, mie hun dan lain- lain sesuai kemampuan orang tersebut. Sistem baskoman ini sendiri sudah berlangsung lama dalam masyarakat di Desa Rawang dan ini akan dijumpai saat hajatan saja. Pada hari berikutnya hari ke-2 perewang pria terutama para pemuda dan perewang pria lainnya bapak-bapak berdatangan untuk turut membantu memasak dodol dan membagi rantangan tonjo”an untuk diantarkan kepada orang-orang yang telah ditetapkan oleh tuan rumah. Pada hari itu merupakan hari sibuk dalam mempersiapkan segala sesuatunya karena mendekati hari H. Pada Universitas Sumatera Utara malam harinya selepas magrib diadakan kenduri, begitu kenduri selesai dilakukan lanjutkan dengan kegiatan lek-lekan seperti memakaikan inai ke pengantin, menghias tarub tratak dan pelaminan yang dilakukan oleh teman-teman calon pengantin yang tinggal di desa tersebut. Lek-lekan bergadang dilakukan sampai pagi yang di isi dengan bermain kartu goplak bagi pemuda atau memutar DVD film dan musik. Tiba pada hari berlangsungnya hajatan sebelum diadakan temu pengantin pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB diadakan khataman Al-Qur’an dan sungkeman kepada kedua orang tua, guru ngaji, serta saudara dekat. Foto.9. Pengantin wanita sungkeman Setelah selesai dilanjutkan dengan acara akad nikah ijab kabul oleh petugas KUA tuan kadi, Selesai acara akad maka diteruskan dengan merias pengantin untuk dipertemukan. Sekitar pukul 15.00 WIB acara arakan manten temonan akan dilangsungkan. Acara berlangsung sakral dan dilakukan menurut adat dan tatacara budaya Jawa yang ada pada masyarakat desa setempat. Ritual-ritual seperti Universitas Sumatera Utara Foto.10. Arak-arakan manten pria berjalan keliling sebanyak tiga kali mengitari selembar kain yang sudah diletakan alu juga wadah berisi air dan kembang 7 tujuh rupa, memijak telur, membasuh kaki pasangan pria, sungkeman, sampai Foto.11. Ritual pijak telur dan sungkeman Foto.12. Gendongan pengantin gendongan kedua pengantin yang dilakukan oleh nenek mempelai wanita untuk menuju ke pelaminan. Merupakan ritual yang ditemui dalam acara temu pengantin Jawa. Acara berikutnya adalah tepung tawar yang dilakukan oleh kedua orang tua mempelai dan para kerabat kedua belah pihak. Foto.13. Acara tepung tawar Universitas Sumatera Utara Pada saat acara arakan ini para tamu undangan dari luar desa biasanya sudah berdatangan, tamu yang hadir akan semakin ramai sekitar pukul 16.00 WIB sampai menjelang magrib dan akan ramai kembali setelah magrib hingga pukul 22.00 WIB, sedangkan acara hiburan akan usai skitar pukul 00.00 WIB malam. Para undangan yang bestelan umumnya menyumbang dalam bentuk uang yang dimasukkan dalam amplop yang sudah ditulis nama dan alamat, mereka akan memberinya setelah usai menikmati hidangan, amplop akan diberikan kepada pemilik hajat dengan seraya menyalami tuan rumah. Tamu undangan pria menyalami pemilik hajat prianya bapak mempelai perempuan begitu juga halnya dengan para tamu undangan perempuannya menyalami tuan rumah perempuannya ibu mempelai perempuan. Foto.14. Tamu undangan laki-laki yang menyalami tuan rumah. Sedangkan para muda mudi akan datang undangan pada malam hari dengan membawa kado, bingkisan berupa kado umumnya untuk yang sedang dinikahkan. Usai acara hajatan keesokan paginya tuan rumah mulai melakukan penghitungan sumbangan yang didapat dari para tamu, sumbangan yang di dapat dituliskan dan dicatat kedalam buku khusus penyumbang, nama, alamat dan besarnya sumbangan tidak luput untuk dicatatkan. Amplop yang sudah dibuka juga tidak lantas langsung dibuang, tuan rumah akan mengumpulkannya sesuai dengan daerahnya dan diamplop tersebut juga ditulis nominal sumbangan. Universitas Sumatera Utara Menurut keterangan dari informan ada beberapa alasan mengapa mereka melakukan hal yang demikian, seperti kutipan wawancara berikut dengan ibu Boinem 53 tahun Mencatatkan penyumbang dalam buku dengan maksud memudahkan penghitungan, selain itu untuk memudahkan saya kelak mengembalikannya sesuai dengan yang saya terima. Sedangkan menurut informan Ibu Sumini 49 mengatakan Selain untuk memudahkan penghitungan yang diperoleh juga untuk memudahkan pengembaliannya. Disamping itu juga akan mudah mengetahui orang yang tidak hadir bestelan bahkan dari pencatatan ini dapat diketahui siapa yang menyumbang sedikit dan siapa yang menyumbang banyak. jadi alasan yang dikemukakan dua informan tersebut lebih kepada hal praktis dan ekonomis seperti memudahkan penghitungan, memudahkan pengembalian, memudahkan menghitung undangan yang hadir termasuk mengetahui orang yang tidak hadir dan untuk mengetahui penyumbang dengan nominal besar dan kecilnya. Jika demikian maka yang dilakukan oleh pemilik hajat kelak juga sama dengan apa yang diterimanya artinya jika ia akan menyumbang dalam acara hajatan ditempat lainnya maka akan disesuaikan dengan besar nominal sesuai dari catatan tersebut tentunya sesuai dengan nama orangnya. Pencatatan ini juga berlaku bagi mereka yang membatu dengan membawa barang kebutuhan seperti baskoman misalnya, disaat memberikan baskoman ini pemilik hajat akan Universitas Sumatera Utara mencatatnya segera nama yang membawa, nama kebutuhan pokoknya juga termasuk jumlah dan banyaknya barang. Hal serupa juga akan dilakukan oleh pengantin yang menerima sumbangan dari kerabat dan teman-temannya, mereka akan mencatatkan nama penyumbang berikut jumlah dan jenisnya. Biasanya kalau dalam hajatan pernikahan akan disediakan buku tamu khusus untuk undangan yang membawa kado sehingga ini memudahkan pengantin tersebut untuk melihat suapa saja yang datang menyumbang dan juga memudahkan ia kelak untuk mengembalikan hal yang sama jika si penyumbang memiliki hajat.

3.6 . Mereka yang Terlibat Dalam Tradisi Nyumbang Hajatan dan Slametan