2.1.3.1 Proses Asosiatif
Menurut Gillin dan Gillin 1954 dalam Soekanto 2002, proses asosiatif adalah suatu proses terjadinya saling pengertian dan kerjasama timbal balik antara
orang per orang atau kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan akhir bersama.
1
Kerjasama cooperation adalah usaha bersama antara individu atau
kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses cooperation
terjadi apabila di antara individu atau kelompok tertentu menyadari adanya kepentingan atau ancaman yang sama. Kerjasama terbagi
lagi ke dalam bentuk: a.
Gotong royong adalah proses yang berupa aktivitas tolong-menolong dan pertukaran tenaga, barang, maupun emosi dalam bentuk timbal balik
antara mereka. b.
Bargaining adalah proses kerjasama dalam bentuk perjanjian pertukaran kepentingan,kekuasaan, barang, ataupun jasa yang terjadi antara dua pihak
atau lebih di bidang politik, budaya, hukum, maupun militer. c.
Co-optation adalah proses kerjasama yang terjadi di antara invidu atau kelompok yang terlibat dalam sebuah organisasi atau negara dimana
terjadi proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik untuk menciptakan stabilitas.
d. Coalition adalah interaksi yang terjadi pada dua oraganisasi atau lebih
yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama kemudia melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut. Coalition pada umumnya tidak
menyebabkan ketidakstabilan struktur di masing-masing organisasi, karena coalition
biasanya terjadi pada unit program dan dukungan politis. e.
Joint-venture adalah kerjasama dua atau lebih organisasi perusahaan bisnis untuk pengerjaan proyek-proyek tertentu.
2
Akomodasi accomodation merupakan proses sosial yang menunjukkan
pada suatu keadaan yang seimbang equilibrium adalam interaksi sosial antara individu dan kelompok di dalam masyarakat, terutama yang ada
hubungannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
a. Coersion adalah bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya paksaan
maupun kekerasan fisik atau psokologis. b.
Compromise merupakan proses akomodasi dimana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya oleh pihak
ketiga atau badan yang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan pihak yang berselisih.
c. Mediation adalah proses akomodasi yang dibantu oleh pihak ketiga yang
netral. d.
Conciliation ialah bentuk akomodasi yang melalui usaha untuk mempertemukn kepentingan-kepentingan pihak yang berselisih.
e. Tolerantion merupakan bentuk akomodasi yang terjadi secara tidak formal
dan dikarenakan adanya pihak-pihak yang menghindari diri dari pertikaian.
f. Stalemate merupakan pencapaian akomodasi yang bertikai dan memiliki
kekuatan yang sama berhenti pada satu titik tertentu dan menahan diri. g.
Adjudication adalah kondisi dimana proses akomodasi mengalami jalan buntu sehingga diselesaikan di pengadilan.
3 Asimilasi, yaitu proses percampuran dua atau lebih budaya yang berbeda
sebagai akibat dari proses sosial, kemudan menghasilkan budaya baru
yang berbeda dengan budaya aslinya. 2.1.3.2 Proses Disosiatif
Proses disosiatif adalah proses perlawanan oposisi yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok dalam proses sosial yang terjadi di antara
mereka dalam suatu masyarakat Soekanto, 2002. Bentuk-bentuk proses disosiatif dapat digolongkan seperti persaingan, kompetisi, dan konflik.
Interaksi yang bersifat disosiatif terkait pemanfaatan dan pengelolaan alam, dapat dilihat pada suatu pola hubungan antara kelompok masyarakat yang
memiliki hak, baik hak mengelola dan hak mengatur kewenangan, sementara itu kelompok masyarakat lain tidak memiliki kekuasaan powerless. Struktur
semacam ini menyebabkan watak individualisme berkembang subur. Akibatnya, tidak jarang jika masyarakat yang sebenarnya tidak terlibat dalam perusakan
lingkungan, tetapi justru ikut menanggung akibatnya. Tidak hanya itu, watak
egoisme i menyelam
materiil y 2009.
2.1.4 Hub