semacam kearifan lo
5.2.2.2 Pe
Hu kepentinga
mangrove dikendalik
berlandask dari bagai
tidak lagi tapak pada
Gambar
Keterangan: A = Meneba
B = Mengam C = Tidak m
D = Tidak m E = Menjag
sesuai
Ma dalam ben
adanya res buah, dau
mangrove Fenomena
ini dapat okal dalam
emanenan H
utan mangr an hewan
di Jakarta kan agar ti
kan etika e mana pola p
mengambil a Gambar 9
9. Persentas Ma
Sumb
: ang habis kaw
mbil kayu bak memanen hasil
memanen dan ga kelestarian
kearifan lokal
asyarakat p ntuk apapun
sponden ya un, bunga
sebagai p a tersebut
digolongka menjaga ke
Hasil Hutan
rove juga dan manu
a, maka p idak terjadi
ekosentrism pemanfaata
l manfaat da
9.
se Jenis Pem asyarakat Pe
ber: Hasil P
wasan hutan m kar, ranting, m
l hutan memelihara k
ekosistem hu l.
pesisir Mua n untuk me
ang mengam dan bagian
penyedia b terjadi seir
D 32
an bahwa eseimbangan
n
dapat me usia. Seirin
pola peman i kepunaha
me antara m an hasil huta
ari vegetasi
manfaatan H esisir Muara
engolahan D
mangrove memanen madu
keanekaragam utan mangrov
ara Angke emenuhi ke
mbil hasil hu n tumbuhan
bahan pang ring peruba
A D
2
masyaraka n ekosistem
nyumbangk g dengan
nfaatan has an sumberd
masyarakat M an yang sela
mangrove
Hasil Hutan a Angke Ta
Data Kuanti
u, obat-obatan man flora di hu
ve dengan me
kini tidak ebutuhan h
utan dalam n lain sert
gan, papan ahan status
A B
C 68
E
at Muara A m hutan man
kan hasil menyempit
il hutan ju daya hayati.
Muara Ang ama ini tern
yang berag
Mangrove ahun 2010
itatif 2010
n utan
enggunakan zo
memanfaat idupnya, te
bentuk kay ta madu m
n dan keb hutan ma
Angke mem ngrove.
hutannya u tnya luas h
uga harus . Interaksi
gke juga te nyata masya
gam, seperti
di SMMA
onasi dan per
tkan hasil h erlihat dari
yu, ranting, mengingat f
butuhan lai angrove me
miliki
untuk hutan
lebih yang
erlihat arakat
yang
oleh
raturan
hutan tidak
kayu, fungsi
nnya. enjadi
kawasan lindung Suaka Margasatwa yang ditetapkan pemerintah sejak tahun 1998. Namun sebaliknya, dari 50 responden terdapat 32 persen 16 orang
responden yang tidak mengambil manfaat dari hasil hutan mangrove dan sebesar 68 persen 34 orang yang juga tidak mengambil manfaat serta turut
melestarikannya dengan menggunakan dan menyebarkan mitos-mitos terkait hutan mangrove. Hutan mangrove di Muara Angke pada mulanya memang sempat
digunakan masyarakat untuk menjadi tempat penyedia kebutuhan pangannya, seperti buah nipah yang dulu kerap diolah menjadi masakan oleh warga. Namun,
karena sekarang pola konsumsi masyarakat sudah berubah dan tidak lagi tergantung pada hasil hutan serta modernisasi dan kemudahan untuk memperoleh
bahan pangan lainnya di pasaran.
5.2.2.3 Penggunaan Alat Tangkap Ikan yang Ramah Lingkungan