4. Pemerintah daerah tidak konsisten menerapkan rencana tata ruang wilayah.
5. Lemahnya penegakan hukum law enforcement.
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2 menjelaskan tentang tata kelola sumberdaya mangrove yang dilatarbelakangi oleh kebijakan konservasi hutan mangrove yang pada umumnya
dilakukan dengan pendekatan top down oleh pemerintah. Pemasungan dan pembatasan hak akses masyarakat tentu akan terjadi sebagai suatu konsekuensi
pengalihan kuasa dan fungsi pemanfaatan hutan mangrove. Kejadian ini tentu akan menimbulkan pola hubungan atau interaksi sosial-
ekologi antara pihak yang saling bersentuhan dan memiliki kepentingan akan hutan mangrove. Pihak yang terlibat dalam hubungan atau interaksi sosial-ekologi
di kawasan hutan mangrove adalah pemerintah dan masyarakat pesisir terkait dengan adanya ketetapan konservasi hutan mangrove berupa Suaka Marga Satwa
Muara Angke. Hubungan atau interaksi sosial-ekologi terbagi menjadi interaksi yang
bersifat asosiatif dan disosiatif yang dilihat dari segi keberagaman aktivitas yang dilakukan masyarakat pesisir di kawasan hutan mangrove. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya perubahan sosio-ekologis pada tataran kehidupan bermasyarakat yang dilihat dari perubahan kondisi hutan mangrove dan
kohesivitas hubungan sosial-ekologi antara masyarakat dengan pemerintah ataupun dengan pihak swasta.
Gambar 2. Kerangka Analisis Penelitian
Pemerintah
HUTAN MANGROVE
Kebijakan Konservasi dari Pemerintah
topdown
Masyarakat
HubunganInteraksi Sosial-Ekologi
• Penggunaan alat tangkap • Pembuangan limbah rumah
tangga sampah. • Pemanfaatan hasil hutan
• Dukungan terhadap kebijakan pemerintah
• Penangkapan satwa liar • Pembukaan lahan untuk
bangunan, pemukiman. luas lahan bukaan
• Dukungan dan rekasi terhadap pembangunan oleh swasta
• Hubungan antar sesama masyarakat
Perubahan sosio-ekologis
• Dimensi Perubahan Sosial • Kondisi ekosistem pesisir banjir, hasil tangkapan
nelayan, gangguan satwa liar ke pemukiman Swasta
Manusia-Manusia • Asosiatif
• Disosiatif Manusia-Alam:
• Ekosentrisme • Antroposentrisme
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian, peneliti mengajukan beberapa dugaan mengenai hasil penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut: 1.
Terdapat perbedaan pola hubungan atau interaksi sosial-ekologi antar aktor stakeholder terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan
mangrove di Muara Angke. 2.
Terdapat interaksi sosial-ekologi yang bersifat asosiatif antar berbagai aktor stakeholder terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
hutan mangrove di Muara Angke. 3.
Terdapat interaksi sosial-ekologi yang bersifat disosiatif antar berbagai aktor stakeholder terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
hutan mangrove di Muara Angke. 4.
Terdapat perubahan lingkungan sebagai akibat dari interaksi sosial- ekologis antar berbagai aktor stakeholder terkait pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hutan mangrove di Muara Angke.
2.4 Definisi Konseptual