Bencana Banjir Dimensi Perubahan Lingkungan

6.2 Dimensi Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan selalu menyertai suatu sistem hubungan sosial yang terjalin dalam sebuah ekosistem seperti yang terjadi pada lingkungan pesisir Muara Angke. Masalah-masalah sosial yang terjadi akibat ketimpangan relasi dan kekuasaan antar aktor pada interaksi sosial maupun ekologis di Muara Angke menambah deret masalah baru berupa degradasi lingkungan. Konflik antara warga dengan pemerintah dan swasta selain mengakibatkan penurunan kualitas hubungan sosial, juga menurunkan daya dukung lingkungan carrying capacity yang selama ini ditopang oleh kelestarian ekosistem hutan mangrove. Akses dan kontrol masyarakat timpang dengan akses dan kontrol pihak pemerintah dan swasta yang memiliki kuasa lebih besar atas sumber daya mangrove. Adapun perubahan yang terjadi adalah terjadinya bencana banjir, penurunan hasil tangkapan nelayan dan intensitas gangguan satwa ke pemukiman penduduk.

6.2.1 Bencana Banjir

Hutan mangrove yang berfungsi sebagai lahan resapan dan penahan intrusi masuknya air laut ke darat serta erosiabrasi pantai tampaknya sudah kurang mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Hal ini memang karena tingginya laju pertumbuhan penduduk yang memaksa pembangunan semakin digalakkan terutama oleh pihak swasta guna menyediakan kebutuhan warga akan perumahan dan industri di Muara Angke. Lokasi yang strategis dan akses dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menarik minat swasta untuk mereklamasi kawasan pesisir Muara Angke menjadi kawasan perumahan dan industri. Frekuensi terjadinya banjir di Muara Angke mengalami perubahan setelah maraknya kegiatan ekspansi usaha oleh swasta yang menggunakan lahan pesisir bermangrove sebagai komoditasnya. Gambar Be orang terj marak dila yang men 22 persen setelah rek mingguan persen 9 banjir rob bersumber Da har den ting set An Pe Muara An luapan Su mampu m lain yang akibat pe pembangu kawasan y r 14. Peruba S Sumb erdasarkan d jadi kenaik akukan rekl ngaku menja n 11 orang klamasi. Se n menurun d orang sete naiknya p r dari hulu ahulu, banjir ri. Hanya s ngan pasar ggal di ping tiap hari B ngke merintah d ngke denga ungai Angk mengatasi be memicu ter enumpukan uan dengan yang rentan ahan Frekue ebelum dan ber: Hasil P data pada G an frekuens lamasi laha adi korban g mengalam ementara ju dari sebelum elah reklam ermukaan a Sungai Ang terjadi 5-10 saja warga Muara Ang ggir kali Ang apak Nim, an swasta s an memban ke dan naik encana banj rjadinya ban sampah d merambah dilanda ban ensi Terjadi n Pasca Rek engolahan D Gambar 14 si bencana b an mangrov bencana ba mi kenaika umlah respo m reklamasi masi lahan m air laut juga gke. 0 tahun sekal yang tingga gke itu banj gke. Tetapi t 55 tahun, w sudah beke gun tanggu knya permu ir yang dira njir adalah di Sungai hutan man njir dan keru nya Bencan klamasi Tah Data Kuanti dengan res banjir harian ve di pesisir anjir harian an sebesar onden yang yaitu 78 pe mangrove. F a ditambah li. Nah, seka al di perum jirnya tidak tetap saja be warga Perum rjasama me ul untuk me ukaan air l asakan oleh pendangka Angke. Int ngrove dapa ugian besar na Banjir di un 2010 itatif 2010 sponden yan n saat sebel r Muara An sebelum re 82 persen g merasakan ersen 39 or Fenomena i dengan ban rang banjir mahan nelay separah wa ecek karena mahan Nelay embantu ma encegah ma aut. Namun h masyaraka alan dasar su teraksi yan at membuat r lainnya. Muara Ang ng berjumla lum dan ses ngke. Respo eklamasi se 41 orang n bencana b rang menja ini selain k njir kiriman kok setiap yan dekat arga yang banjirnya yan Muara asyarakat p asuknya air n hal ini b at pesisir. F ungai dan p ng timpang t pesisir me gke ah 50 sudah onden ebesar saat banjir adi 18 karena yang pesisir r dari belum Faktor pantai g dan enjadi Faktor penyebab banjir di Jakarta tidak hanya menyangkut persoalan reklamasi pantai utara, namun juga pada segi teknis maupun non teknis. Menurut Susmarkanto 2002, penyebab banjir dari segi teknis menyangkut buruknya sistem pengairan atau drainase di hampir seluruh wilayah Jakarta. Buruknya sistem pengairan ini tercermin pada tersendatnya proyek Banjir Kanal Timur sebagai bagian penting dari masterplan pengendalian banjir. Sedangkan dari segi non teknis, banjir Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut: 1. Perubahan iklim global climate change yang menyebabkan tingginya curah hujan, ketidakjelasan cuaca, dan tingginya gelombang air laut sehingga banjir rob di kawasan pesisir tidak dapat dihindari. . 2. Rusaknya kawasan hutan konservasi dan konversi lahan di daerah hulu seperti Bogor, Puncak dan Cianjur BOPONJUR untuk kepentingan pembangunan vila, hotel, pusat rekreasi dan pemukiman yang tidak terkendali. Hal ini merupakan cerminan meningkatnya luasan lahan kritis di hulu yang berdampak pada peristiwa banjir kiriman ke daerah Ibukota. 3. Penyelewengan aturan mengenai peruntukan lahan rawa-rawa menjadi pemukiman yang sebagian dilakukan oleh PIK. Penyerobotan kawasan hutan mangrove dan rawa-rawa oleh pihak swasta ini menyebabkan hilangnya daerah resapan intrusi air laut, sehingga sering terjadi banjir rob. 4. Buruknya pengelolaan 13 Daerah Aliran Sungai DAS yang melewati Jakarta, yang kadar polusi limbah rumah tangga sudah melampaui batas ambang dengan kadar limbah semakin tinggi ke arah hilir dan muara. Hal ini lambat laun mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan sungai. Pendangkalan tersebut yang sering menimbulkan banjir karena daya tampung sungai untuk mengalirkan air hujan ke laut menjadi berkurang.

6.2.2 Penurunan Hasil Tangkapan Nelayan

Dokumen yang terkait

Dampak reklamasi pantai utara jakarta terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat: tinjauan sosiologis masyarakat di sekitaran pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara

10 55 168

Zakat hasil tangkapan laut di kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

1 31 0

Keragaan Wanita Pekerja pada Industri Pengelohan Hasil Perikanan Tradisional (PI-PT) Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, DKI Jakarta

0 8 137

Penilaian Manfaat Ekonomi Hutan Mangrove di Kawasan Angke-Kapuk Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

0 8 116

Studi Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan dan Dilelang di PPJ Muara Angke dan PPI Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

0 11 123

Hubungan Motivasi Kerja dengan Perilaku Nelayan pada Usaha Perikanan Tangkap (Kasus di Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara)

0 5 107

Sikap komunitas pesisir eks kali adem terhadap huniannya di rumah susun cinta kasih Tcu Chi 2 Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakrta Utara

0 7 108

Sikap Komunitas Pesisir Eks Kali Adem terhadap Huniannya di Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi 2 Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

0 12 9

Keanekaragaman Serangga di Ekosistem Mangrove: Studi Kasus Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Angke Kapuk, Jakarta Utara

0 4 72

Faktor faktor yang mempengaruhi migrasi kerja nelayan ke non nelayan di muara angke, kelurahan pluit, kecamatan penjaringan, jakarta utara

1 8 77