17
saat ayam broiler berumur 29 hari hingga memasuki waktu panen. Kandungan protein tertinggi terdapat pada jenis pakan prestarter, yaitu sebesar 23 – 24
persen. Jenis pakan prestarter diberikan pada saat ayam broiler berumur 1 – 7 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan protein lebih banyak dibutuhkan
oleh ayam broiler pada usia tersebut, karena protein berperan secara langsung dalam mendukung pertumbuhan ayam broiler.
Penggunaan jumlah pakan yang tidak berimbang dengan bobot rata-rata ayam broiler dapat mengakibatkan kerugian bagi peternak. Hal ini dikarenakan
biaya terbesar dari total biaya produksi bersumber dari biaya pembelian pakan. Menurut Santoso dan Sudaryani 2009, biaya untuk pakan ayam broiler
menempati kontribusi terbesar, yaitu sekitar 70 persen dari total biaya produksi. Oleh karena itu, efisiensi penggunaan pakan perlu diperhatikan oleh peternak
ayam broiler. Efisiensi penggunaan pakan dapat dilakukan dengan menambahkan
probiotik dan herbal. Jayanata dan Harianto 2011 juga menambahkan bahwa peternak ayam broiler dapat mencampurkan probiotik pada air minum yang
diberikan, yang dapat dilakukan sejak tahap awal pemeliharaan. Menurut Jayanata dan Harianto 2011, probiotik dapat menghambat pertumbuhan patogen di dalam
tubuh, meningkatkan daya cerna, dan meningkatkan pertumbuhan bobot tubuh. Pemberian probiotik dapat mengoptimalkan pertumbuhan ayam broiler sehingga
mampu mengefisiensikan penggunaan pakan. Efisiensi penggunaan pakan diharapkan mampu mengurangi dampak dari
kenaikan harga pakan yang seringkali berfluktuasi dan sangat mempengaruhi tingkat pendapatan. Menurut Solihin 2009, harga pakan yang cenderung naik
dan berfluktuasi dipengaruhi oleh kondisi tingkat harga bahan baku pembuatan pakan.
2.2.4. Obat-obatan, Vaksin, dan Vitamin
Penggunaan obat-obatan, vaksin, dan vitamin sangat dibutuhkan untuk mengatasi penyakit, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menunujang
pertumbuhan ayam broiler. Menurut Aziz 2009, obat-obatan, vaksin, dan vitamin dapat digunakan sebagai alternatif manajemen risiko produksi pada
usahaternak ayam broiler. Namun menurut Aziz 2009, harga obat-obatan,
18
vaksin, dan vitamin juga dapat mengalami kenaikan dan berfluktuasi sehingga harus digunakan seefisien mungkin dan sesuai dengan aturan penggunaan.
Pemberian obat pada peternakan ayam broiler menurut Rasyaf 2010 terdiri dari kelompok obat khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh
Salmonella sp., kelompok obat Sulfonamides, kelompok obat antibiotika, dan kelompok obat khusus untuk mengobati penyakit berak darah. Menurut Jayanata
dan Harianto 2011, para perternak ayam broiler dapat melakukan pengobatan secara herbal dengan menggunakan jahe, kunyit, kencur, daun sirih, temulawak,
ataupun bawang puti, sebagai alternatif pengganti obat-obatan kimia. Bahan- bahan herbal tersebut dapat dicampur pada pakan ataupun air minum ayam
broiler. Jayanata dan Harianto 2011 juga menyatakan bahwa penggunaan herbal dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler terhadap serangan
penyakit. Menurut Santoso dan Sudaryani 2009, vaksin adalah penyakit yang telah
dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh ayam broiler guna meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Pemberian vaksin dapat dilakukan
melalui tetes mata, penyuntikan, dan pencampuran dengan air minum. Santoso dan Sudaryani 2009 mengelompokkan vaksin menjadi dua jenis yaitu, vaksin
aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang berisi virus hidup, namun virus tersebut telah dilemahkan. Setelah tiga hari penggunaan vaksin ini,
kekebalan tubuh ayam broiler dapat ditingkatkan. Vaksin inaktif adalah vaksin yang berisi virus yang dilemahkan dan dicampur dalam emulsi minyak dan bahan
stabilisator, untuk memperoleh tingkat kekebalan tubuh yang lebih lama dan stabil.
Anita dan Widagdo 2011 menyatakan bahwa vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai fungsi biokimia yang tidak
disintesis oleh tubuh. Vitamin sangat berguna untuk mendukung proses pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler. Seperti halnya
manusia, ayam broiler juga membutuhkan jenis vitamin A, B, C, D, E, dan K. Kandungan vitamin tersebut biasanya sudah terdapat di dalam pakan yang
diberikan kepada ayam broiler. Hasil penelitian Kusnadi 2006 menyebutkan penambahan vitamin C dengan tingkat suplementasi sebesar 250 ppm yang
19
dicampur pada air minum, dapat membantu meningkatkan konsumsi pakan dan pertambahan bobot tubuh ayam broiler. Menurut Kusnadi 2006, pemberian
vitamin C tersebut sangat efektif pada kondisi cuaca yang panas karena pada kodisi tersebut dapat menurunkan jumlah konsumsi pakan akibat penimbunan
panas yang terlalu banyak di dalam tubuh ayam broiler.
2.2.5. Tenaga Kerja