71
rata-rata ayam broiler tertinggi dihasilkan Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi II, sedangkan bobot rata-rata terendah dihasilkan pada periode produksi
VII. Tinggi rendahnya bobot rata-rata ayam broiler tersebut dipengaruhi oleh tingkat mortalitas dan bobot akhir yang dihasilkan pada setiap periode produksi.
Peternakan Bapak Maulid memperoleh penerimaan tertinggi pada periode produksi II, yaitu sebesar Rp 162.253.175,00. Pada periode produksi tersebut,
Peternakan Bapak Maulid menghasilkan bobot rata-rata ayam broiler tertinggi sebesar 1,84 kilogram per ekor, tingkat mortalitas ayam broiler terendah yaitu
sebesar 0,367 persen Tabel 10, dan nilai FCR yang berada di bawah standar PT SUC yaitu sebesar 1,709 Tabel 11. Total penerimaan terendah diperoleh
Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi VII yaitu sebesar Rp 117.517.085,00. Pada periode produksi tersebut Peternakan Bapak Maulid
menghasilkan bobot rata-rata ayam broiler terendah yaitu sebesar 1,46 kilogram per ekor, tingkat mortalitas ayam broiler tertinggi yaitu sebesar 7,5 persen Tabel
10, dan nilai FCR yang berada di atas standar PT SUC yaitu sebesar 1,694 Tabel 11. Tingkat mortalitas dan nilai FCR yang melebihi standar PT SUC Lampiran
4, mengakibatkan Peternakan Bapak Maulid tidak memperoleh bonus kematian dan bonus FCR pada periode produksi VII.
6.2.3. Analisis Pendapatan RC
Analisis rasio penerimaan dan biaya RC menggambarkan besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid setiap periode
produksi. Analisis pendapatan RC dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid selama tujuh periode
produksi pengamatan. Apabila diperoleh nilai RC1, maka usahaternak ayam broiler
yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Maulid mengalami keuntungan karena total penerimaan produksi lebih besar dari biaya produksi yang
dikeluarkan. Apabila diperoleh nilai RC1, maka usahaternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Maulid mengalami kerugian karena total
penerimaan produksi lebih kecil dari biaya produksi yang dikeluarkan. Berdasarkan Tabel 15, Peternakan Bapak Maulid memperoleh nilai rata-
rata RC sebesar 1,05 selama tujuh periode produksi pengamatan. Nilai RC1 diperoleh Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi I hingga periode
72
produksi VI. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode produksi I – VI, usahaternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Maulid
mengalami keuntungan. Nilai RC tertinggi diperoleh Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi IV, yaitu sebesar 1,11. Artinya, Peternakan Bapak Maulid
memiliki tingkat pendapatan tertinggi pada periode produksi IV atau dengan kata lain setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan oleh Peternakan Bapak Maulid akan
memberikan nilai pendapatan sebesar Rp 1,11. Pada periode produksi VII, Peternakan Bapak Maulid memperoleh nilai RC1, yang mengindikasikan bahwa
pada periode produksi tersebut usahaternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Maulid mengalami kerugian. Kerugian yang dialami oleh
Peternakan Bapak Maulid pada periode produksi VII disebabkan oleh tingkat mortalitas ayam broiler yang tinggi Tabel 10 dan nilai FCR yang berada di atas
standar PT SUC Tabel 11.
Tabel 15. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Peternakan Bapak
Maulid Selama Periode Pengamatan Rupiah
Periode Total
Penerimaan Budidaya
Ayam Broiler
a Penjualan
Kotoran Ayam,
Kardus, dan
Karung Pakan
b Total
Penerimaan Peternakan
Bapak Maulid
c=a+b Total Biaya
Produksi
d Pendapatan
Bersih
e=c-d RC
f=cd Ket
era nga
n
I 132.294.060 625.000 132.919.060
129.387.326 3.531.734 1,03 R1
II 162.253.175 873.000 163.126.175
155.231.354 7.894.821 1,05 R1
III 139.322.745 834.000 140.156.745 133.297.630 6.859.115 1,05 R1
IV 144.566.340 838.000 145.404.340 131.092.127 14.312.213 1,11
R1 V 145.634.930 809.000
146.443.930 135.309.781
11.134.149 1,08 R1
VI 138.841.300 766.000 139.607.300 127.785.384 11.821.916 1,09
R1 VII 117.517.085 770.000 118.287.085 124.194.514 -5.907.429
0,95 R1
6.3. Analisis Risiko Produksi terhadap Pendapatan