40
Menurut Soekartawi 2006, jika dihasilkan nilai RC = 1, maka kegiatan usahatani dikatakan tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian, atau dengan
kata lain total penerimaan yang diperoleh sama besarnya dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. Jika RC 1, maka total penerimaan yang diperoleh
lebih besar dari total biaya produksi yang dikeluarkan sehingga kegiatan usahatani mengalami keuntungan. Jika RC 1, maka total penerimaan yang diperoleh lebih
kecil dari total biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga kegiatan usahatani yang dijalankan mengalami kerugian.
4.3.3. Analisis Risiko
Analisis risiko yang digunakan meliputi analisis varian variance, simpangan baku standard deviation, dan koefisien variasi coefficient variation
untuk mengetahui besarnya ukuran risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh, analisis metode
nilai standar z-score untuk menghitung tingkat probabilitas, serta analisis Value at Risk
VaR yang dapat memberikan gambaran tingkat kerugian maksimum yang diderita oleh Peternakan Bapak Maulid pada tingkat kepercayaan tertentu.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan tingkat probabilitas dan dampak dari
sumber-sumber risiko produksi selanjutnya dipetakan ke dalam peta risiko.
1. Analisis Hasil yang Diharapkan Expected Return
Menurut Siahaan 2009, expected return merupakan tingkat pengembalian atau hasil yang diharapkan oleh investor atas aset atau investasinya.
Expected return diperoleh dari jumlah perkalian antara peluang kejadian dengan
hasil return dalam bentuk total pendapatan bersih yang diperoleh Peternakan Bapak Maulid setiap periode produksi. Satu periode produksi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh Peternakan Bapak Maulid untuk melakukan budidaya ayam broiler
, yaitu pada saat DOC broiler tiba hingga ayam broiler siap untuk dipanen. Jumlah periode produksi yang diamati adalah sebanyak tujuh periode, yaitu pada
bulan tanggal 7 Januari 2011 – 26 November 2011. Secara matematis, expected return
dirumuskan sebagai berikut : ER
i
= P
i n
i=1
R
i
41
Keterangan: ER
i
= Nilai ekspektasi Rupiah P
i
= Besarnya peluang memperoleh penerimaan pada periode ke-i Menurut Walpole 1992, total peluang dari beberapa kejadian dalam suatu
himpunan berjumlah satu atau secara metematis dirumuskan sebagai berikut : p
i1
+ p
i2
+ p
i3
+ … + p
m
= 1 R
i
= Kemungkinan pendapatan bersih Possible Returm Setiap periode produksi di Peternakan Bapak Maulid terdiri dari kejadian-
kejadian yang berbeda, sehingga terdapat tujuh kejadian berbeda yang diamati. Akibatnya, jumlah peluang dari setiap kejadian yang dihadapi oleh Peternakan
Bapak Maulid bernilai sama. Dengan demikian, nilai expected return dihitung berdasarkan nilai rata-rata dari pendapatan bersih yang diperoleh Peternakan
Bapak Maulid selama tujuh periode produksi, atau dirumuskan sebagai berikut : ER
i
= ∑ R
i n
1
n Keterangan:
ER
i
= Nilai ekspektasi return Rupiah R
i
= Kemungkinan pendapatan bersih Rupiah n
= Jumlah pengamatan, yaitu sebanyak 7 periode produksi pengamatan 2.
Ragam Variance Menurut Sofyan 2005, variance mengukur penyebaran dari penerimaan
yang berada di sekitar nilai rata-rata. Semakain kecil nilai variance, maka semakin kecil penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi semakin kecil.
Sebaliknya semakain besar nilai variance, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi pun akan semakin besar. Nilai variance
dapat dirumuskan sebagai berikut : Variance
σ
i 2
= P
ij n
i=1
[R
ij
- ER
i
]
2
Keterangan: σ
i 2
= Varian atau ragam dari return Rupiah p
ij
= Peluang suatu kejadian i= aset, j=kejadian
42
R
ij
= Return
pendapatan bersih Peternakan Bapak Maulid periode I –VII Rupiah
ER
i
= Nilai ekspektasi return Rupiah n
= Jumlah pengamatan, yaitu sebanyak 7 kali pengamatan Nilai peluang pada setiap kejadian yang dihadapi oleh Peternakan Bapak
Maulid bernilai sama karena Peternakan Bapak Maulid mengalami tujuh kejadian yang berbeda, sehingga nilai variance dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
σ
i 2
= ∑ [R
ij
- ER
i
]
2 n
i=1
n-1 Keterangan:
σ
i 2
= Varian atau ragam dari return Rupiah R
ij
= Return
Rupiah ER
i
= Nilai ekspektasi return Rupiah 3.
Simpangan Baku Standard Deviation Menurut Sofyan 2005, simpangan baku diperoleh dengan mencari akar
dari varian yang telah diperoleh. Makna dari simpangan baku sama halnya denggan varian. Semakin kecil nilai simpangan baku, maka semakin rendah risiko
yang dihadapi. Sebaliknya semakin besar nilai simpangan baku yang diperoleh, mengindikasikan semakin besar risiko yang dihadapi. Simpangan dapat diperoleh
dengan rumus berikut : Simpangan Baku
σ
i
= σ
i 2
Keterangan : = Varian atau ragam dari return Rupiah
= Simpangan baku atau standar deviasi Rupiah 4.
Coefficient Variation Siahaan 2009 menyatakan bahwa risiko perlu dibandingkan dengan
tingkat return yang diharapkan. Semakin kecil nilai coefficient variation, maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Secara matematis, pengukuran coefficient
variation dirumuskan sebagai berikut :
CV= σ
i
ER
i
43
Keterangan : CV =
Coefficient Variation σ
i
= Simpangan baku atau standar deviasi Rupiah ER
i
= Nilai ekspektasi return Rupiah
5. Analisis Metode Nilai Standar Z-Score
Menurut Kountur 2008, suatu kejadian diindikasikan sebagai risiko
apabila memiliki peluang kejadian tingkat probabilitas dan menimbulkan kerugian. Dalam penelitian ini, analisis tingkat probabilitas digunakan untuk
mengukur tingkat probabilitas dari sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Maulid selama periode produksi pengamatan. Metode
yang digunakan untuk mengukur tingkat probabilitas pada penelitian ini adalah metode nilai standar z-score. Metode ini dianggap sesuai dengan penelitian yang
dilakukan karena penelitian ini memiliki data historis yang diperoleh dalam bentuk desimal kontinus. Menurut Kountur 2008, terdapat beberapa langkah
yang perlu dilakukan untuk menghitung tingkat probabilitas dengan menggunakan metode z-score, antara lain :
a. Menghitung nilai rata-rata dari kejadian yang berisiko
Nilai rata-rata kematian ayam broiler dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
x= ∑ x
i n
i=1
n Keterangan :
x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko kilogram
x
i
= Data per periode kejadian berisiko kilogram n
= Jumlah data b. Menghitung nilai standar deviasi s
Nilai standar deviasi diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
s= ∑ x
i
- x
2 n
i=1
n-1
Keterangan : s
= Nilai standar deviasi kejadian berisiko kilogram x
= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko kilogram
44
x
i
= Data per periode kejadian berisiko kilogram n
= Jumlah data c. Menghitung
z-score Nilai standar z-score diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut : z
x x s
Keterangan : z
= Nilai standar z-score yang dilihat dari tabel distribusi normal x
= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko kilogram x
= Nilai batas normal yang ditetapkan dari kejadian berisiko kilogram s
= Nilai standar deviasi kejadian berisiko kilogram Apabila
nilai z-score
yang diperoleh bertanda negatif minus, maka menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata pada
kurva distribusi normal. Apabila nilai z-score yang diperoleh bertanda positif, maka menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata-
rata pada kurva distribusi normal. d. Mencari tahu nilai probabilitas
Langkah terakhir yang dilakukan adalah memetakan nilai z-score yang telah diperoleh ke dalam Tabel distribusi normal Tabel distribusi Z. Nilai yang
diperoleh pada Tabel distribusi normal selanjutnya dikalikan dengan 100 persen untuk memperoleh persentase tingkat probabilitas dari sumber-sumber risiko
produksi. 6.
Analisis Dampak Risiko Analisis dampak risiko produksi terhadap pendapatan diukur dengan
menggunakan analisis Value at Risk VaR. Menurut J.P. Morgan dalam Sunaryo 2009, Value at Risk VaR dapat digunakan sebagai alat ukur risiko.
Djohanputro 2008 pun menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan dari Value at Risk
VaR menggambarkan tingkat kerugian maksimum yang dapat diderita selama periode tertentu dengan tingkat keyakinan confidence level tertentu.
Artinya, terdapat kemungkinan sebesar persentase tingkat keyakinan bahwa kerugian yang diderita lebih besar dari nilai VaR yang dihasilkan.
45
Menurut Kountur 2008, VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
VaR= x+ z s
√n dimana
s = Standar deviasi yang diperoleh dari
s= ∑ x
i
- x
2 n
i=1
n-1 Keterangan :
VaR = Value at Risk Rupiah x
= Rata-rata kejadian yang merugikan Rupiah x
i
= Data per periode kejadian berisiko Rupiah n
= Banyaknya kejadian yang merugikan 7. Peta Risiko
Menurut Kountur 2008, peta risiko terdiri dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan tingkat probabilitas peluang terjadinya risiko, dan
sumbu horizontal yang menggambarkan dampak risiko. Melalui peta risiko, dapat ditentukan status risiko pada setiap sumber-sumber risiko produksi di Peternakan
Bapak Maulid. Menurut Kountur 2008, status risiko diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat probabilitas dengan dampak yang ditimbulkan risiko.
Melalui status risiko, dapat diketahui posisi dari sumber-sumber risiko produksi di Peternakan Bapak Maulid sehingga dapat ditentukan urutan sumber-sumber risiko
dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Selain dapat menentukan status risiko, melalui peta risiko dapat ditentukan alternatif-alternatif manajemen
pengendalian risiko produksi yang dapat diterapkan oleh Peternakan Bapak Maulid.
Berdasarkan Gambar 6, terdapat tingkat probabilitas yang dianggap besar dan kecil. Demikian pula halnya dengan dampak risiko, terdapat dampak yang
dianggap besar dan kecil. Menurut Kountur 2008, pada umumnya risiko yang memiliki tingkat probabilitas di atas 20 persen, dianggap sebagai tingkat
probabilitas risiko yang besar. Risiko yang memiliki tingkat probabilitas di bawah 20 persen, dianggap sebagai tingkat probabilitas risiko yang kecil. Namun, batas
46
risiko ataupun dampak risiko tersebut, pada kenyataannya dapat disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
Gambar 6.
Peta Risiko
Sumber : Kountur 2008
Gambar 6 menunjukkan bahwa terdapat empat kuadran di dalam peta risiko. Risiko-risiko yang berada di kuadran I menggambarkan tingkat
probabilitas kejadian sedang hingga besar dan dampak risiko yang dihasilkan dengan tingkat yang kecil hingga sedang. Risiko-risiko pada kuadran II memiliki
tingkat probabilitas kejadian dan dampak risiko dengan tingkat yang sedang hingga besar. Risiko pada kuadran III memiliki tingkat probabilitas kejadian dan
dampak risiko dengan tingkat yang kecil hingga sedang. Risiko pada kuadran IV memiliki tingkat probabilitas kejadian yang kecil hingga sedang, namun memiliki
dampak risiko dengan tingkat yang sedang hingga besar.
4.3.4. Penanganan Risiko