21
Pada pola kemitraan sewa kandang dan peralatan, peternak tidak perlu mengeluarkan modal untuk menyediakan kandang dan peralatannya. Pada
kemitraan pola investor, pemilik modal dapat memberikan modalnya kepada peternak untuk membeli tanah dan membuat kandang tanah dan kandang tetap
menjadi milik investor. Menurut Christiawan 2002, pola kemitraan seperti yang dikembangkan
pada penelitiannya, yaitu PT Mitra Asih Abadi melalui peternakan inti rakyat PIR, merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan anatara pihak
inti perusahaan dan plasma peternak. Pola PIR yang diterapkan oleh PT Mitra Asih Abadi meliputi penyediaan sarana produksi peternakan oleh perusahaan inti,
seperti DOC, pakan, obatvaksin, pemberian jaminan pemasaran hasil produksi peternak dengan harga garansi, dan pemberian bimbingan teknis dan pengawasan
secara kontinyu kepada peternak plasma. Manfaat yang dapat diperoleh dari pola usaha kemitraan adalah dapat menciptakan lapangan kerja baru, menciptakan
keadilan dan pemerataan pendapatan bagi peternak plasma, dapat menciptakan harga jual ayam broiler yang ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan
dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi oleh peternak, seperti risiko produksi, risiko pemerolehan dan harga beli input, dan risiko harga penjualan ayam broiler.
2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tingkat pendapatan yang diperoleh para peternak plasma ayam broiler menurut Maulana 2008 terbagi menjadi tiga skala. Pada skala I 2.500 – 4.999
ekor, tingkat pendapatan sebesar Rp 435,85 per kilogram bobot hidup. Pada peternak dengan skala II 5.000 – 13.999 ekor memperoleh pendapatan sebesar
Rp 388,59 per kilogram bobot hidup, sedangkan pada peternak skala III 14.000 – 37.000 ekor memperoleh pendapatan sebesar Rp 580,96 per kilogram bobot
hidup. Nilai RC tertinggi diperoleh peternak skala III, yaitu sebesar 1,07 yang mengindikasikan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan, maka peternak
akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,07. Hal ini mengindikasikan bahwa para peternak plasma memperoleh keuntungan dari usahaternak ayam broiler
yang dijalankannya. Usahaternak ayam broiler memang memiliki potensi untuk meningkatkan
tingkat pendapatan para peternak. Namun, hasil analisis risiko yang dilakukan
22
oleh Aziz 2009 pada peternakan ayam broiler di Desa Tapos, menghasilkan nilai expected return sebesar Rp 5.768.199,00, yang menggambarkan bahwa
pendapatan bersih yang diharapkan dapat diperoleh peternak pada waktu mendatang adalah sebesar Rp 5.768.199,00 cateris paribus. Nilai standard
deviation yang diperoleh adalah sebesar Rp 10.095.088,00, mencerminkan bahwa risiko yang dihadapi pada setiap periode produksi mendatang adalah sebesar
Rp 10.095.088,00 cateris paribus. Nilai coefficient variation yang diperoleh sebesar 1,75 menunjukkan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternakan ayam
broiler tersebut adalah sebesar 175 persen dari setiap return yang diterima cateris paribus. Hal ini mengindikasikan bahwa usahaternak ayam broiler menghadapi
risiko yang cukup besar sehingga harus ditangani oleh peternak. Menurut Aziz 2009, risiko-risiko yang berpengaruh langsung terhadap
pendapatan peternakan ayam broiler di Desa Tapos meliputi risiko harga, risiko produksi, dan risiko sosial. Manajemen risiko yang diterapkan oleh peternakan
tersebut meliputi manajemen risiko harga, manajemen risiko produksi, dan manajemen risiko sosial. Manajemen risiko harga yang diterapkan adalah dengan
melakukan proses pemanenan pada saat waktu yang tepat. Manajemen risiko produksi yang diterapkan adalah melalui proses persiapan kandang, proses
budidaya, dan proses pemanenan, guna mengurangi tingkat mortalitas. Manajemen risiko sosial yang diterapkan adalah dengan melibatkan partisispasi
masyarakat sekitar dalam kegiatan produksi, seperti dengan perekrutan pekerja dari masyarakat sekitar, pemberian biaya sosial, dan kontribusi dalam kegiatan
sosial dalam bentuk kerja bakti. Risiko harga seringkali terjadi pada usahaternak ayam broiler, baik yang
terjadi pada harga sarana produksi ternak maupun harga jual ayam broiler. Salah satu risiko harga sarana produksi ternak yang cukup mempengaruhi kelangsungan
usahaternak ayam broiler adalah terjadinya fluktuasi harga DOC. Menurut Siregar 2009, pola pergerakan harga DOC dipengaruhi oleh kondisi penawaran dan
permintaan di pasar. Berdasarkan hasil analisis GARCH, risiko harga DOC ayam broiler dipengaruhi oleh volalitas dan varian harga DOC broiler pada periode
sebelumnya dengan tanda positif. Hal ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan harga DOC broiler pada periode sebelumnya, maka akan
23
meningkatkan risiko harga DOC broiler pada periode berikutnya. Menurut Siregar 2009, persentase besarnya risiko harga DOC yang dihadapi oleh PT Sierad
Produce Tbk, selaku perusahaan penghasil DOC, adalah sebesar 14,53 persen, sedangkan risiko harga DOC layer hanya sebesar 7,70 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Sierad Produce Tbk menghadapi tingkat risiko harga DOC broiler yang lebih tinggi dibandingkan dengan risiko harga DOC layer.
Siregar 2009 menyatakan, strategi yang dilakukan oleh PT Sierad Produce Tbk dalam mengatasi risiko harga DOC adalah dengan melakukan
pemusnahan DOC dan telur tetas, seta menjual DOC dengan harga yang lebih murah jika terjadi kelebihan produksi. Namun, Siregar 2009 menganggap
strategi ini belum tepat karena dapat menimbulkan biaya baru sihingga belum mampu menstabilkan harga jual DOC PT Sierad Produce Tbk. Menurut Siregar
2009, PT Sierad Produce Tbk dapat menerapkan strategi untuk mengatasi risiko harga DOC dengan melakukan perencanaan produksi dan penjualan dengan
menganalisis pola harga jual DOC secara rutin dan menjadikan harga jual DOC pada periode sebelumnya sebagai dasar untuk memprediksi harga jual DOC pada
periode selanjutnya. Selain itu, PT Sierad Produce Tbk dapat meningkatkan kemitraan dengan para peternak sehingga dapat melakukan pencatatan data
permintaan DOC. Menurut Solihin 2009, risiko produksi pada usahaternak ayam broiler
disebabkan oleh adanya perubahan cuaca, wabah penyakit, dan kualitas sarana produksi ternak, sedangkan risiko harga diakibatkan adanya fluktuasi harga sarana
produksi ternak yang cenderung terus meningkat pada setiap periode produksi. Fluktuasi harga juga terjadi pada harga jual ayam broiler di pasaran. Berdasarkan
hasil analisis risiko yang dilakukan Solihin 2009 di CV AB Farm, nilai Coefficient Variation yang diperoleh adalah sebesar -2,63 persen. Artinya, setian
Rp 1,00 return yang diperoleh CV AB Farm akan menghasilkan risiko sebesar Rp 2,63. Nilai batas bawah pendapatan yang diperoleh CV AB Farm adalah sebesar
-Rp 111.107.708,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan risiko terendah atau kerugian terendah yang dialami CV AB Farm pada setiap periode
mendatang adalah sebesar –Rp 111.107.708, cateris paribus. Indeks Prestasi Produksi rata-rata yang diperoleh selama tujuh periode produksi adalah 203 yang
24
menghasilkan pendapatan sebesar –Rp 124.356.104,00, sedangkan Indeks Prestasi standar yang seharusnya diperoleh adalah sebesar 301 dengan nilai pendapatan
Rp 310.615.119,00. Artinya, telah terjadi penyimpangan risiko produksi yang dihadapi CV AB Farm sebesar 98 atau 32,6 persen yang berisiko menurunkan
pendapatan sebesar Rp. 342.290.546,00. Menurut Solihin 2009, manajemen risiko yang dapat diterapkan oleh CV AB Farm adalah dengan memproduksi
pakan secara mandiri, melakukan kontrol kandang secara ketat, melakukan konsultasi klinis, memperketat biosecurity, memperbaiki manajemen
perkandangan, dan membentuk kelompok peternak sebagai sarana informasi dan diskusi.
Risiko prooduksi yang terjadi pada setiap usahaternak ayam broiler dipengaruhi oleh adanya sumber-sumber riisiko pada setiap peternakan. Menurut
Pinto 2011, terdapat empat jenis sumber risiko produksi pada usahaternak ayam broiler, yaitu kepadatan ruang, perubahan cuaca, hama predator, dan penyakit.
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat probabilitas dengan menggunakan metode z-score yang dilakukan oleh Pinto 2011, sumber risiko produksi hama predator
memiliki tingkat probabilitas tertinggi yaitu sebesar 38,4 persen, disusul oleh probabilitas sumber risiko produksi kepadatan ruang sebesar 33,7 persen, sumber
risiko penyakit sebesar 33 persen, dan perubahan cuaca sebesar 12,5 persen. Hasil perhitungan dampak dari sumber-sumber risiko dengan menggunakan metode
Value at Risk VaR yang dilakukan oleh Pinto 2011 menghasilkan sumber risiko penyakit memberikan dampak terbesar pada tingkat keyakinan 95 persen,
disusul sumber risiko kepadatan ruang, perubahan cuaca, dan hama predator. Menurut Pinto 2011 terdapat dua strategi alternatif risiko produksi yang
dapat diterapkan oleh para peternak, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif yang diusulkan yaitu memakai ventilasi buatan, meningkatkan
kedisiplinan anak kandang, menjaga perlakuan yang bersifat operasional, dan memakai jaring kawat di seluruh bagian kandang. Strategi mitigasi yang diusulkan
yaitu dengan menggunakan obat dan vaksin secara selang-seling. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
Maulana 2008, Aziz 2009, Siregar 2009, Solihin 2009, dan Pinto 2011. Persamaan pada penelitian ini adalah meneliti komoditi yang sama dengan
25
penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu komoditi ayam broiler. Namun, Siregar 2009 memilih DOC broiler dan layer sebagai objek penelitiannya. Perbedaan
mendasar antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana 2008, Aziz 2009, Siregar 2009, Solihin 2009, dan Pinto 2011 adalah
penelitian ini dilakukan pada lokasi dan waktu yang berbeda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Maulana 2008 adalah kedua
penelitian menganalisis pendapatan usahaternak ayam broiler. Namun, penelitian ini menambahkan analisis risiko serta pengaruhnya terhadap pendapatan yang
diperoleh peternak ayam broiler. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Aziz 2009 dan Solihin 2009 yaitu dalam hal manganalisis risiko usahaternak ayam
broiler. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Aziz 2009 dan Solihin 2009 terletak pada skala usaha peternak, identifikasi risiko yang dihadapi, serta metode
analisis yang digunakan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Siregar 2009 dan Pinto
2011 adalah menganalisis risiko dan menggunakan metode analisis risiko Value at Risk VaR. Namun, terdapat perbedaan objek penelitian khususnya pada
penelitian Siregar 2009 yang menganalisi DOC broiler dan layer, sedangkan penelitian ini menganalisis objek penelitian komoditi ayam broiler. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian Pinto 2011 terletak pada analisis risiko produksi usahaternak ayam broiler, yang menganalisis tingkat probabilitas dan dampak dari
sumber-sumber risiko produksi. Namun, penelitian ini tidak hanya menganalisis tingkat probabilitas dan dampak risiko saja, melainkan juga menganalisis ukuran
risiko produksi yang dihadapi yaitu dengan menggunakan analisis hasil yang diharapkan expected return, analisis varian variance, analisis simpangan baku
standard deviation, dan analisis koefisien variasi coefficient variation. Beberapa penelitian terdahulu tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan pada
penelitian ini dan dirangkum dalam Tabel 7.
26
Tabel 7. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penulis Judul Metode Analisis
Tujuan
Muhammad Lucky
Maulana 2008
Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras
Pedaging Pola Kemitraan Inti-Plasma
Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas
Mekar farm di Kecamatan Nanggung
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Analisis Deskriptif,
Analisis Pendapatan, dan
Analisis RC Menganalisis mekanisme
kemitraan inti-plasma, mengetahui manajemen
pemeliharaan ternak kemitraan inti-plasma,
menghitung pendapatan dan nilai RC peternak
plasma.
Faishal Abdul Aziz
2009 Analisis Risiko dalam
Usahaternak Ayam Broiler Studi Kasus
Usaha Peternakan X di Desa Tapos,
Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor
Analisis Risiko dan Analisis
Deskriptif Menganalisis pengaruh
risiko terhadap pendapatan,
menganalisis alternatif manajemen risiko yang
diterapkan.
Yusni Rahmadani
Siregar 2009
Analisis Risiko Harga Day Old Chick DOC
Broiler dan Layer pada PT Sierad Produce
Tbk Parung, Bogor Analisis
Kualitatif dan Analisis Risiko
Model ARCH- GARCH dan
Perhitungan VaR Value at Risk
Menganalisis risiko harga DOC layer dan
broiler, menganalisis alternatif strategi risiko
harga.
Muhamad Solihin
2009 Risiko Prooduksi dan
Harga serta Pengaruhnya terhadap
Pendapatan peternakan Ayam Broiler CV AB
Farm Kecamatan Bojonggenteng-
Sukabumi Analisis Risiko
dan Analisis Deskriptif
Menganalisis risiko produksi dan risiko
harga, menganalisis tigkat pendapatan,
menganalisis pengaruh risiko terhadap
pendapatan, menganalisis alternatif
strategi menghadapi risiko produksi dan
risiko harga.
Bona Pinto 2011
Analisis Risiko Produksi pada
Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak
Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan
Babakan Madang, Kabupaten Bogor
Analisis Deskriptif dan
Analisis Risiko Mengidentifikasi
sumber-sumber risiko produksi, menganalisis
besarnya probabilitas dan dampak risiko produksi,
dan menganalisis alternatif strategi yang
diterapkan untuk mengatasi risiko
produksi yang dihadapi.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis