5.3.6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit sangat penting dilakukan agar hasil produksi tidak turun. Dalam pemberantasa hama dan penyakit, budidaya padi
sehat tidak boleh menggunakan pestisida kimia, namun menggunakan pestisida alami. Hal ini dikarenakan dapat berpengaruh terhadap kualitas beras sehat yang
dihasilkan. Oleh karena itu untuk pengendalian hama dan penyakitnya, dilakukan pengendalian dengan cara mekanik, yaitu dengan cara mencabut gulma yang
berada di lahan dan pamatang sawah. Hal ini dilakukan agar kondisi lahan bersih dari gulma-gulma tersebut yang biasanya dijadikan tempat bersemayam oleh
hama dan penyakit. Pestisida yang biasa digunakan dalam pemberantasan hama dan penyakit
ini dikenal dengan sebutan pestisida nabati. Pestisida ini berasal dari beberapa dedaunan yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti daun mimba,
tefrosia kacang babi, tuba, daun picung, dan sedikit sabun colek. Bahan tersebut ditumbuk sampai halus, kemudian ditambahkan air secukupnya dan dibiarkan
selama dua hari. Setelah itu, larutan disaring dengan kain halus. Hasil saringan tersebut disemprotkan ke tanaman yang terserang hama. Ramuan ini biasanya
digunakan untuk memberantas hama wereng.
5.3.7. Panen
Hasil panen yang diperoleh petani dapat menentukan tingkat keberhasilah dari suatu budidaya. Pemanenan padi harus dilakukan pada waktu yang tepat,
tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lambat. Pemanenan yang terlalu cepat dapat menyebabkan kualitas gabah menjadi rendah, karena banyak butir gabah yang
masih hijau atau butir berkapur. Sedangkan pemanenan yang terlalu lambat dapat menurunkan produksi karena banyak butir gabah yang sudah dimakan burung atau
tikus. Padi siap panen pada umumnya adalah padi ketika butir gabah yang menguning sudah mencapai sekitar 80 persen dan tangkai sudah menunduk.
Sekitar sepuluh hari sebelum pemanenan dilakukan, sawah harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan bertujuan untuk memudahkan petani disaat
pemanenan berlangsung.
Teknologi yang digunakan untuk pemanenan ini terbilang sederhana, yaitu dengan menggunakan pisau khusus dan biasanya bergerigi atau sabit. Proses
kegiatannya diawali dengan memotong padi dengan pisau tersebut, kemudian padi dikumpulkan pada satu rempat yang luas untuk mempermudah kegiatan
perontokan. Cara perontokan padi ini adalah dengan dipukul ke papan kayu atau hamparan kayu yang telah disiapkan, kegiatan ini dilakukan di lahan. Setelah
gabah diperoleh dari hasil perontokkan, gabah dibersihkan dari sisa-sisa daun dan kotoran lain dengan cara diangin-anginkan, kemudian setelah itu gabah-gabah
tersebut dikemas ke dalam karung berukuran 85 kilogram. Rata-rata hasil produksi petani di lokasi penelitian ini adalah sekitar 5 ton per hektar.
5.4. Permasalahan Usahatani Padi Sehat