Konsep Fungsi Produksi Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.2. Konsep Fungsi Produksi

Fungsi produksi sebagai suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara variabel yang dijelaskan Y dan variabel yang menjelaskan X. Variabel yang dijelaskan adalah berupa output dan variabel yang menjelaskan adalah berupa input. Sementara Doll dan Orazem 1984, menjelaskan fungsi produksi adalah hubungan antara input-output dari proses produksi. Tanah, pupuk, tenaga kerja, pupuk, iklim, dan sebagainya yang menjadi input-input proses produksi mempengaruhi besar kecilnya output yang dihasilkan. Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: Y = f X 1 , X 2 , X 3 ,…,X n Keterangan : Y = Output X 1 , X 2 , X 3 ,…,X n = Input-input yang digunakan dalam proses produksi Jumlah input yang digunakan dalam proses produksi dapat digunakan untuk menduga produksi output yang dihasilkan. Dari fungsi produksi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan kombinasi input yang terbaik terhadap suatu proses produksi. Fungsi produksi ini dipengaruhi oleh “Hukum Kenaikan l yang Semakin Berkurang” The Law of Diminishing Return yang menjelaskan bahwa jika faktor produksi variabel dengan jumlah tertentu ditambahkan terus- menerus pada sejumlah faktor produksi tetap, akhirnya akan dicapai suatu kondisi dimana setiap penambahan satu unit faktor produksi variabel akan menghasilkan tambahan produksi yang semakin berkurang. Soekartawi 1990, menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih fungsi poduksi, diantaranya: 1. Fungsi produksi harus dapat menggambarkan keadaan usahatani yang sebenarnya terjadi. 2. Fungsi produksi dapat dengan mudah diartikan khususnya arti ekonomi dan parameter yang menyusun fungsi produksi tersebut. 3. Fungsi produksi harus mudah diukur atau dihitung secara statistik untuk mengukur tingkat produktivitas dari suatu proses produksi. Guna mendapatkan fungsi produksi yang baik dibutuhkan beberapa persyaratan seperti: terjadi hubungan yang logis dan benar antara variabel yang dijelaskan dengan variabel yang menjelaskan dan parameter statistik dari parameter yang diduga memenuhi persyaratan untuk dapat disebut parameter yang mempunyai derajat ketelitian tinggi. Menurut Soekartawi 1990, terdapat dua tolak ukur dalam mengukur produktivitas dari suatu proses produksi, yaitu: 1. Produk Marginal, yaitu tambahan satu satuan produk atau hasil output yang diperoleh dengan penambahan satu satuan input, dengan kondisi input lainnya tetap. Hubungan Y dan X bisa terjadi dalam tiga kemungkinan, yaitu bila produk marginal konstan, bila produk marginal menaik, bila produk marginal menurun. Produk marjinal yang konstan dapat diartikan bahwa setiap tambahan satu-satuan unit input X, dapat menyebabkan tambahan satu-satuan unit output, dengan satuan yang sama setiap ada penambahan. Bila penambahan satu- satuan unit input X, yang menyebabkan satu-satuan unit output Y yang semakin menaik secara tidak proposional disebut dengan produk marginal yang menaik atau increasing productivity. Sedangkan bila terjadi suatu peristiwa tambahan satu-satuan unit input X, menyebabkan satu-satuan unit output Y yang menurun atau decreasing productivity, contohnya penggunaan pupuk urea yang terus menerus pada usahatani padi akan menyebabkan semakin berkurangnya produksi padi yang diperoleh. Produk Marjinal PM = = 2. Produk Rata-rata PR, yaitu perbandingan antara output total dengan input produksi. Dimana output total atau produk total PT=Y adalah jumlah output yang diperoleh dalam proses produksi. Produk Rata-rata PR = = Dari hubungan PM, PR, dan PT, akan dapat diketahui elastisitas produksi yang digunakan untuk melihat perubahan output yang dihasilkan, disebabkan oleh input yang dipakai. Elastisitas Produksi Ep adalah persentase dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Ep = I II III Gambar 1. Kurva Fungsi Produksi Sumber : Beattie dan Taylor 1985 Gambar 1, menunjukkan tiga daerah produksi dalam suatu fungsi produksi yaitu peningkatan PR yaitu daerah I, penurunan PR ketika PM positif yang ditunjukkan oleh daerah II, dan penurunan PR ketika PM negatif yang ditunjukkan oleh daerah III. Pada Gambar 1, dapat pula dilihat hubungan antara PT, PR, dan PM, sebagai berikut Doll dan Orazem, 1978: input X 3 X 2 X 1 output PMPR input Produk Marjinal PM Produk Rata-RataPR Produk Total PT 1. Daerah I terletak diantara 0 dan X 2 , dimana nilai elastisitas yang lebih besar dari satu 1, yang berarti sejumlah output yang cukup menguntungkan masih bisa diperoleh dengan menambah sejumlah input. Terdapat pada kondisi PM maksimum atau terjadi ketika PM lebih besar dari PR. Daerah ini disebut sebagai daerah irrasional atau inefisiensi, yang berakhir pada saat PM=PR. 2. Daerah II terletak antara X 2 dan X 3 dengan nilai elastisitas antara nol dan satu 0 1, dimana tambahan output yang yang diperoleh tidak seimbang dengan penambahan sejumlah input yang digunakan. Daerah ini dicirikan dengan penambahan hasil produksi yang semakin menurun decreasing rate. Penggunaan input produksi pada daerah ini telah optimal sehingga disebut daerah rasional atau efisien. Daerah II akan berakhir ketika PM = 0. 3. Daerah III dicapai ketika PM bernilai negatif dan produk rata-rata serta produk total berada pada kondisi menurun, yang merupakan daerah dengan nilai elastisitas lebih kecil dari nol 0. Hal ini berarti bahwa setiap tambahan sejumlah input akan memberikan kerugian. Penggunaan input produksi dalam jumlah yang berlebih mengakibatkan daerah ini sudah tidak efisien sehingga disebut daerah irrasional.

3.1.3. Konsep Fungsi Produksi Stochastic Frontier

Dokumen yang terkait

Analisis Gender Dalam Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) (Kajian Program Beras Seha! di Desa Ciburuy, Kecall1atall Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 237

Analisis kinerja kelembagaan agribisnis dan efisiensi teknik usahatani padi (kasus petani binaan lembaga pertanian sehat, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 36 108

Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat (Suatu Perbandingan, Kasus : Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 11 194

Kelembagan Berkelanjutan dalam Pertanian Organik (Studi Kasus Komunitas Petani Padi Sawah, Kampung Ciburuy,Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

6 103 177

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

3 9 218

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Padi Semiorganik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong,Kabupaten Bogor

3 28 148

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98