Pendapatan Usahatani Padi Analisis efisiensi teknis, pendapatan dan peranan kelembagaan petani pada usahatani padi sehat (Kasus Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

komponen biaya bagi hasil yang harus dikeluarkan petani penyakap. Dimana biaya bagi hasil ini lebih besar biayanya dibanding dengan biaya untuk sewa lahan atau opportunity cost lahan yang harus dikeluarkan petani lain. Sementara biaya paling kecil dikeluarkan oleh petani penggadai yaitu sebesar Rp 8.300.416,53. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik dan anorganik yang tidak terlalu banyak sehingga biaya yang dikeluarkannya pun sedikit dibanding petani lain.

7.3. Pendapatan Usahatani Padi

Selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani adalah merupakan pendapatan usahatani padi. Pendapatan usahatani ini terdiri dari dua komponen, yaitu pendapatan tunai dan pendapatan total. Pendapatan tunai adalah penerimaan setelah dikurangi biaya biaya tunai. Sedangkan total penerimaan setelah dikurangi total biaya adalah pendapatan total. Analisis RC rasio digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya, sehingga dapat diketahui kelayakan dari usahatani yang dilakukan. Pendapatan usahatani paling besar diperoleh petani pemilik baik untuk pendapatan atas biaya tunai maupun atas biaya total. Sementara petani penyakap memperoleh pendapatan usahatani paling kecil. Padahal sekitar 23 petani dari 34 jumlah petani responden adalah petani penyakap. Namun hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pendapatan usahatani padi sehat lebih dari nol, yang berarti usahatani padi sehat ini memberikan keuntungan bagi petani atas biaya baik tunai maupun total yang dikeluarkannya dalam memproduksi padi sehat seluas satu hektar. Berdasarkan hasil analisis RC, menunjukkan bahwa nilai RC atas biaya tunai dan biaya total terbesar dimiliki petani penggadai yaitu sebesar 2,23 dan 1,64. Sementara nilai RC paling kecil dimiliki petani penyakap yaitu sebesar 1,09 dan 1,04. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya tunai dan total yang dikeluarkan petani responden maka akan memperoleh penerimaan sebesar nilai RC nya. Tabel 19. Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan Terhadap Biaya RC Usahatani Padi Sehat per Hektar di Desa Ciburuy tahun 2011 Komponen Nilai Rp HM Sewa Sakap Gadai A. Penerimaan Tunai 14.400.000,00 12.690.714,29 10.116.451,65 3.500.000,00 B. Penerimaan Diperhitungkan 1.875.000,00 2.310.952,38 2.317.312,63 10.093.750,00 C. Total Penerimaan A+B 16.275.000,00 15.001.666,67 12.433.764,28 13.593.750,00 D. Biaya Tunai 7.760.583,33 9.271.552,38 11.401.304,52 6.095.833,33 E. Biaya Diperhitungkan 2.358.435,83 204.714,30 536.511,69 2.204.583,19 F. Total Biaya D+E 10.119.019,16 9.476.266,68 11.937.816,21 8.300.416,53 Pendapatan atas Biaya Tunai C-D 8.514.416,67 5.730.114,29 1.032.459,76 7.497.916,67 Pendapatan atas Biaya Total C-F 6.155.980,84 5.525.399,98 495.948,07 5.293.333,48 RC atas Biaya Tunai 2,10 1,62 1,09 2,23 RC atas Biaya Total 1,61 1,58 1,04 1,64 Berdasarkan hasil analisis pendapatan dan RC menunjukkan bahwa usahatani padi sehat ini menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Akan tetapi jika dibandingkan dengan usahatani padi anorganik Rachmiyanti, 2009, keuntungan yang diperoleh padi sehat lebih kecil. Dari hasil penelitian Rachmiyanti 2009 menunjukkan bahwa pendapatan atas biaya tunai dan atas biaya total yang diperoleh adalah Rp 12.212.000,00 dan Rp 5.644.655,00. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh petani padi anorganik lebih besar. Hasil analisis RC pun lebih besar petani padi anorganik, dimana nilai RC atas biaya tunai adalah 2,46 dan nilai RC atas biaya total adalah 2,16. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi anorganik lebih menguntungkan untuk diusahakan. VIII ANALISIS PERANAN KELEMBAGAAN Kelembagaan merupakan sebuah kumpulan orang-orang yang dengan sadar berusaha untuk memberikan dukungan mereka kearah pencapaian tujuan umum. Sistem pertanian pun tak luput dari pengaruh adanya kelembagaan, termasuk sistem pertanian di Desa Ciburuy. Di desa ini terdapat dua kelembagaan yang paling berpengaruh bagi sistem pertanian disana, yaitu koperasi dan kelompok tani. Dari 34 petani responden pada penelitian ini, 30 petani atau sekitar 88 persen dari total responden diantaranya adalah anggota kelompok tani. Sedangkan sebanyak 23 petani responden atau 68 persen dari total petani responden adalah anggota dari koperasi kelompok tani. Penilaian terhadap efektifitas dari keberadaan kelompok tani dan koperasi ini, bertujuan untuk menilai persepsi petani responden terhadap dua kelembagaan petani ini, tetapi tidak menggunakan indikator pembanding efektifitas.

8.1. Kelompok Tani

Dokumen yang terkait

Analisis Gender Dalam Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) (Kajian Program Beras Seha! di Desa Ciburuy, Kecall1atall Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 237

Analisis kinerja kelembagaan agribisnis dan efisiensi teknik usahatani padi (kasus petani binaan lembaga pertanian sehat, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 36 108

Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat (Suatu Perbandingan, Kasus : Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 11 194

Kelembagan Berkelanjutan dalam Pertanian Organik (Studi Kasus Komunitas Petani Padi Sawah, Kampung Ciburuy,Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

6 103 177

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

3 9 218

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Padi Semiorganik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong,Kabupaten Bogor

3 28 148

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98