Efektivitas Peranan Kelompok Tani

Tabel 22. Sebaran Responden Anggota Kelompok tani Berdasarkan Manfaat yang Diarasakan oleh Petani di Desa Ciburuy Tahun 2011 Manfaat Jumlah orang Persentase Kemudahan Mendapat Modal 16 53,33 Mendapat Ilmu 5 16,67 Fasilitas Tersedia 2 6,67 Mendapat Bantuan 4 13,33 Mendapat Pengalaman 2 6,67 Mendapat Kerjaan 1 3,33 Total 30 100,00 Manfaat yang dirasakan petani menunjukkan jika kelompok tani yang ada di desa ini telah memiliki kinerja yang baik, karena manfaatnya berdampak positif bagi petani di daerah tersebut. Tugas kelompok tani ini diantaranya : menjadi sumber serta pelayanan informasi dan teknologi bagi usahatani para petani, menyalurkan berbagai bantuan baik dari pemerintah maupun pihak swasta, menjadi faslitator dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dirasakan para petani, menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti pemerintah atau dinas- dinas terkatik untuk memberikan penyulihan, pelatihan maupun pendidikan kepada petani. Dengan bergabungnya petani-petani kedalam kelompok tani akan memberikan bargaining power yang baik pada mereka dalam pemjualan hasil panen maupun pembelian input-iput produksi.

8.1.4. Efektivitas Peranan Kelompok Tani

Peranan suatu kelembagaan dilihat dari kemampuannya dalam mengelola dan memberikan manfaat secara efektif berdasarkan kriteria penilaian baik. Maka guna menilai seberapa efektif kinerja kelompok tani yang dirasakan petani responden tersebut, dilakukan penilaian berdasarkan persepsi petani sebagai anggota kelompok tani terhadap kelompok tani di lokasi penelitian tanpa menggunakan indikator pembanding. Penilaian kinerja kelompok tani ini dilakukan baik kepada anggota kelompok tani maupun dari pihak kelompok tani. Dari 30 petani responden 27 petani diantaranya adalah anggota kelompok tani dan sisanya sebanyak 3 petani responden adalah ketua kelompok tani. Tabel 23. Sebaran Responden Berdasarkan Partisipasi dalam Kelompok tani di Desa Ciburuy Tahun 2011 Partisipasi Jumlah orang Presentase Ketua 3 8,82 Anggota 27 79,41 Bukan Anggota 4 11,76 Total 34 100,00 Pengukuran dilakukan dengan pemberian skor penilaian hasil tanggapan petani responden terhadap efektivitas keberadaan kelembagaan yang kemudian diuraikan secara deskriptif. Terdapat tiga tingkatan skor yang diberikan untuk jawaban atau tanggapan responden, yaitu skor tiga untuk yang paling mendukung, skor dua untuk tanggapan sedang, dan jawaban satu untuk jawaban yang tidak mendukung. Efektifitas keberadaan kelompok tani di Desa Ciburuy ini didasarkan pada penilaian dan tanggapan petani anggotanya da beberapa komponen penilaian, diantaranya: a. Syarat Awal Masuk Anggota Kategori penilaian pertama untuk mengukur peranan kelompok tani ini adalah kemudahan syarat masuk anggota kelompok tani. Skor satu 1 untuk tanggapan sulit banyak persyaratan, skor dua 2 tanggapan sedang Tidak terlalu banyak persyaratan, skor tiga 3 untuk tanggapan sangat mudah sedikit persyaratan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa sebesar 83 persen petani responden menyatakan syarat-syarat masuk kelompok tani ini adalah mudah sedikit persyaratan dan tidak ada satupun petani yang menyataan bahwa syarat masuk kelompok tani ini sulit. Persyaratan masuk kelompok tani ini hanya berdomisili di Desa Ciburuy dan bekerja sebagai petani. Hal ini membuktikan bahwa kelompok tani di Desa Ciburuy ini terbuka bagi siapapun petani yang ada di Desa Ciburuy dan tidak ada persyaratan khusus sehingga tidak akan mempersulit dan membebani petani untuk ikut bergabung menjadi anggota kelompok tani. b. Bimbingan dan Penyuluhan Kategori penilaian kedua untuk mengukur kinerja kelompok tani, adalah mengenai bimbingan dan penyuluhan, dengan maksud seberapa sering bimbingan dan penyuluhan ini diadakan oleh kelompok tani tersebut. Penilaian tersebut berdasarkan tiga tingkatan skor, skor satu 1 untuk kategori jarang dimana bimbingan dan penyuluhan dilakukan setiap sebulan sekali, skor dua 2 untuk kategori ada yaitu bimbingan dan penyuluhan diadakan setiap dua minggu sekali, dan skor tiga 3 untuk kategori sering dimana bimbingan dan penyuluhan diadakan setiap seminggu sekali. Hasil analisis menunjukkan bahwa bimbingan dan penyuluhan ini jarang diadakan pada tahun-tahun terakhir, yaitu sebesar 60 persen petani responden anggota kelompok tani menanggapi hal tersebut. Padahal beberapa tahun sebelumnya bimbingan dan penyuluhan ini sering dilaksanakan apalagi ketika ada program pelaksanaan pertanian sehat yang diadakan oleh Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa LPS DD. Bimbingan dan penyuluhan ini diadakan dari mulai pembekalan ilmu tentang pertanian sehat, pelatihan, sampai pelaksanaan sistem pertanian sehat. Karena program sistem pertanian sehat di desa ini telah terlaksana dan telah diterapkan oleh petani, maka sejalan dengan berakhirnya program tersebut bimbingan dan penyuluhan tersebut pun sudah jarang dilaksanakan lagi. Oleh karena itu, jarangnya diadakan bimbingan dan penyuluhan yang diberikan kelompok tani tidak mampu meningkatkan produktivitas padi sehat. c. Interaksi Kelompok Kategori penilaian ketiga pada analisis kinerja kelompok tani ini adalah mengenai interkasi kelompok. Pengukuran dilakukan pada seberapa sering interaksi kelompok ini dilakukan. Terdapat tiga skor untuk mengukur kategori penilaian ini, yaitu skor satu 1 untuk kategori jarang dilakukan, skor dua 2 untuk kategori ada, dan skor tiga untuk kategori sering dilakukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 73 persen responden menyatakan sering melakukan interaksi kelompok. Interaksi kelompok tersebut tidak hanya dilakukan melalui rapat secara normal, tetapi juga diskusi yang dapat dilakukan di sawah atau tempat manapun. Interkasi kelompok yang dilakukan pada umumnya membahas tentang permasalahan yang dialami para petani seperti hama, dan juga menjadi tempat untuk menyampaikan informasi-informasi maupun pengalaman baru yang dialami para petani. Dengan dilakukannya interaksi tersebut diharapkan permasalahan-permasalahan yang dialami petani mendapat solusi dan dapat diatasi dan juga memperoleh informasi baru. Namun interaksi ini juga bergantung pada keaktifan dari ketua kelompok tani mereka untuk mengumpulkan anggotanya dan berdiskusi. Oleh karenanya terdapat 17 persen petani yang menyatakan jarang diadakan interaksi kelompok. Hal ini dikarenakan pemimpin kelompok tani tersebut kurang cekatan dan rajin untuk mengadakan interaksi kelompok. d. Gaya Kepemimpinan Kelompok Tani Penilaian keempat pada kinerja kelompk tani adalah gaya kepemimpinan kelompok tani. Pengukuran pada kategori ini adalah berdasarkan tanggapan responden terhadapa gaya kepemimpinan ketua kelompok tani, dan terbagi menjadi tiga tingkatan skor, yaitu skor satu 1 untuk gaya kepemimpinan yang tidak sesuai keinginan anggota, skor dua 2 untuk kategori biasa saja,dan skor tiga 3 untuk kategori sesuai keinginan anggota. Hasil analisis menunjukkan bahwa 87 persen petani responden menyatakan gaya kepemimpinan dari pemimpin kelompok tani yang sekarang sudah sesuai dengan keinginan anggota. e. Motivasi Kerja Kategori penilaian terakhir dalam kinerja kelompok tani ini adalah motivasi kerja petani setelah menjadi anggota kelompok tani. Pengukuran terhadap penilaian ini dilihat dari dampak yang dirasakan oleh petani responden terhadap peningkatan motivasi kerja di dalam usahatani padi sehat yang terbagi dalam tiga tingkatan yaitu skor satu 1 untuk kategori motivasi kerja menurun, skor dua 2 untuk kategori motivasi kerja tidak berubah dan skor tiga 3 untuk kategori motivasi kerja meningkat setelah ikut bergabung dengan kelompok tani. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebesar 83 persen petani responden menyatakan keikutsertaan mereka dalam kelompok tani telah meningkatkan motivasi kerja mereka dalam berusahatani. Hal ini dikarenakan dengan bergabungnya petani menjadi anggota kelompok tani, permasalahan-permasalahan seperti kesulitan memperoleh input-input produksi sampai kesulitan dalam memasarkan hasil produksi petani dapat diatasi. Tabel 24. Perhitungan Skor Efektivitas Kelompok Tani di Desa Ciburuy No Keterangan Tolak Ukur Skor Jumlah orang Total Skor 1 Syarat Awal Masuk Anggota Sulit Banyak Persyaratan 1 Mudah Tidak Terlalu Banyak 2 25 50 Sangat Mudah Sedikit Persyaratan 3 5 15 Sub Total 30 65 2 Bimbingan dan Penyuluhan Jarang Sebulan sekali 1 18 18 Ada dua minggu sekali 2 9 18 Sering setiap minggu 3 3 9 Sub Total 30 45 3 Interaksi Kelompok Jarang Sebulan sekali 1 5 5 Ada dua minggu sekali 2 3 6 Sering setiap minggu 3 22 66 Sub Total 30 77 4 Gaya Kepemimpinan Kelompok Tani Tidak Sesuai Keinginan Anggota 1 2 2 Biasa Saja 2 2 3 Sesuai Keinginan Anggota 3 26 72 Sub Total 30 84 5 Motivasi Kerja Menurun 1 2 2 Tidak Berubah 2 3 6 Meningkat 3 25 75 Sub Total 30 83 Total Skor 354 Kategori Efektif Berdasarkan perolehan skor tersebut, dapat ditentukan rentang skala atau selang untuk menentukan efektivitas keberadaan kelompok tani. Dimana selang tersebut diperoleh dari : Selang = Nilai minimal berasal dari hasil pengalian skor terendah 1 dengan jumlah parameter yang digunakan yaitu lima, dan jumlah petani responden yang tergabung dengan kelompok tani yaitu 30 responden, atau dapat ditulis 1 x 5 x 30 = 150. Sedangkan skor maksimal dapat diperoleh dari hasil pengalian skor tertinggi 3 dengan jumlah parameter yang digunakan yaitu lima, dan 30 petani responden, atau dapat ditulis 3 x 5 x 30 = 450. Sehingga selang yang diperoleh adalah Selang = Penilaian jawaban responden terhadap efektivitas keberadaan kelompok tani, dibagi ke dalama tiga kategori, yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif. Berdasarkan tabel 26, jika total skor berada pada rentang nilai 150-249, berarti keberadaan kelompok tani dapat dikatakan efektif. Jika total skor berada pada rentang nilai 250-349, maka keberadaan kelompok tani dapat dikatakan cukup efektif. Jika total skor berada pada rentang nilai 350-450, maka keberadaan kelompok tani dapat dikatakan efektif. Tabel 25. Kategori Penilaian Efektifitas Kinerja Kelompok Tani Kategori Rentang Belum Efektif 1x 5 x 30 150-249 Cukup Efektif 250-349 Efektif 3 x 5 x 30 350-450 Hasil penjumlahan skor penilaian tanggapan responden terhadap lima penilaian kinerja kelompok tani, menunjukkan hasil yang diperoleh total skor sebesar 354 seperti terlihat pada Tabel 25. Total skor tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian persepsi petani anggota kelompok tani, maka kelompok tani di desa ini termasuk dalam selang 350-450, yang berarti keberadaan kelompok tani ini sudah efektif bagi petani. Hasil tersebut menunjukkan kinerja kelompok tani di Desa Ciburuy sudah baik karena efektifitasnya sudah tinggi dilihat dari skala penilaian kinerja kelompok tani.

8.2. Koperasi

Dokumen yang terkait

Analisis Gender Dalam Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) (Kajian Program Beras Seha! di Desa Ciburuy, Kecall1atall Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 237

Analisis kinerja kelembagaan agribisnis dan efisiensi teknik usahatani padi (kasus petani binaan lembaga pertanian sehat, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 36 108

Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat (Suatu Perbandingan, Kasus : Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 11 194

Kelembagan Berkelanjutan dalam Pertanian Organik (Studi Kasus Komunitas Petani Padi Sawah, Kampung Ciburuy,Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

6 103 177

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

3 9 218

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Padi Semiorganik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong,Kabupaten Bogor

3 28 148

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98