Hipotesis nol berarti koefisien dari masing-masing variabel di dalam model efek inefisiensi sama dengan nol. Jika hipotesis ini diterima maka masing-
masing variabel penjelas dalam model efek inefisiensi tidak memiliki pengaruh terhadap inefisiensi di dalam proses produksi.
Uji Statistik yang digunakan : t-rasio
= t-tabel
= t
α, n-k-1
Kriteria uji : | t-rasio| t-tabel t
α, n-k-1
: tolak H | t-rasio| t-tabel t
α, n-k-1
: terima H dimana: k
= jumlah variabel bebas n
= jumlah pengamatan responden S
i
= simpangan baku koefisien efek inefisiensi Hasil pengolahan program Frontier 4.1 menurut Aigner et al. 1977,
Jondros et al. 1982 ataupun Greene 1993 diacu dalam Adhiana 2005, akan memebrikan nilai perkiraan varians dalam bentuk parameterisasi sebagi berikut :
σ
2
= σ
2 v
+ σ
2 u
= σ
2 u
σ
2 v
paramter dari varians dapat mencari nilai , oleh karena itu 0 ≤ ≤ 1. Nilai paameter merupakan kontribusi dari efisiensi teknis di dalam efek residual total.
4.4.3. Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani merupakan penerimaan bersih yang diperoleh petani baik tunai maupun diperhitungkan. Pendapatan atas biaya tunai yaitu biaya yang
benar-benar dikeluarkan oleh petani, sedangkan pendapatan atas biaya total yaitu semua input milik keluarga yang juga diperhitungkan sebagai biaya Soekartawi
2002. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
π
total
= TR
total
– TC
total
π
tunai
= TR
total
– TC
tunai
+ Bd Rumus penerimaan total dan biaya adalah :
TR = P
y
x Y TC
= TFC + TVC dimana :
TR
total
= Total penerimaan total usahatani Rupiah TC
tunai
= Total biaya tunai usahatani Rupiah π
= Pendapatan Rupiah Bd
= Biaya yang diperhitungkan Rupiah Py
= Harga output Y
= Jumlah output TVC = Total biaya variabel
TFC = Total biaya tetap
Analisis RC rasio dalam usahatani bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan dengan menunjukkan perbandingan antara nilai
output terhadap nilai inputnya. RC rasio juga merupakan perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani. Rumus RC rasio dapat ditulis sebagar
berikut :
Analisis RC rasio digunakan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada suatu
usahatani. Apabila rasio RC 1, berarti usahatani yang dijalankan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, jika rasio RC 1, berarti usahatani tersebut tidak layak
untuk dilaksanakan.
4.4.4. Analisis Peranan Kelembagaan
Peranan suatu kelembagaan dilihat dari kemampuannya dalam mengelola dan memberikan manfaat secara efektif berdasarkan kriteria penilaian baik dilihat
dari pihak kelompok tani dan koperasi maupun dari petani sebagai anggotanya. Peranan kelembagaan yang baik dapat memberikan pengaruh yang positif bagi
para anggotanya. Seperti peranan kelompok tani dan koperasi yang dapat meningkatkan pendapatan petani dan dapat mempengaruhi tingkat efisiensi teknis
petani. Pengukuran dilakukan dengan pemberian skor penilaian hasil tanggapan responden terhadap efektivitas keberadaan kelembagaan yang kemudian diuraikan
secara deskriptif. Skor diberikan pada jawaban atau tanggapan responden yang terdiri dari
tiga tingkatan, yaitu skor tiga 3 untuk jawaban yang paling mendukung, skor dua 2 untuk jawaban sedang, dan skor satu 1 untuk jawaban yang tidak
mendukung. Berdasarkan perolehan skor tersebut, dapat ditentukan rentang skala atau selang untuk menentukan efektivitas keberadaan kelembagaan. Selang
diperoleh dari selisih skor tertinggi yang mungkin, dengan total skor terendah yang mungkin dibagi jumlah kategori jawaban, yang kemudian dikurang satu
Umar 2005, dalam Septian 2010. Selang =
- 1 Skor efektivitas keberadaan kelembagaan ditentukan dengan cara
membagi tiga skor berdasarkan nilai selang yang diperoleh diantara total minimal sampai total nilai maksimal hingga diperoleh tiga selang efektivitas. Selang
terndah menyatakan bahwa efektivitas keberadaan kelembagaan rendah, sedangkan selang tertinggi menyatakan efektivitas keberadaan kelembagaan
tinggi. dari nilai selang tersebut dapat ditentukan rentang skala tiap kategori penilaian dapat dilihat pada Tabel 2
Penilaian tanggapan atau jawaban responden terhadap keberadaan kelembagaan berupa kelompok tani dan koperasi, dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif. Nilai yang diperoleh bagi kelompok tani dan koperasi masing-masing contohnya adalah antara 170 sampai 510. Skor
170 diperoleh dari hasil pengalian skor terendah 1 dengan jumlah parameter yang digunakan yaitu lima dan jumlah responden yang telah ditentukan adalah 34
responden, atau dapat ditulis 1 x 5 x 34 = 170. Sementara skor 510 diperoleh dari hasil pengalian skor tertinggi 3 dengan jumlah parameter yang digunakan
yaitu lima dengan jumlah responden 34, atau dapat ditulis 3 x 5 x 34 = 510. Selang yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Selang = {510-1703} – 1 = 113 Berdasarkan Tabel 2, jika total skor barada pada rentang 170-283 berarti
keberadaan kelembagaan dapat dikatakan belum efektif. Jika total skor berada
pada rentang nilai antara 284-397, maka keberadaan kelembagaan dapat dikatakan cukup efektif. Jika total skor berada pada rentang nilai 398-510, maka keberadaan
kelembagaan dapat dikatakan efektif. Keberadaan kelompok tani dan koperasi ini dijelaskan mengenai bagaimana peran kelembagaan tersebut terhadap anggotanya.
Tabel 2. Skala Skor Penilaian Efektivitas
Kategori Penilaian Rentang Skala
Belum Efektif 170-283
Cukup Efektif 284-397
Efektif 398-510
Kelembagaan petani, baik kelompok tani maupun koperasi menjadi salah satu bagian yang dapat berpengaruh pada peningkatan produksi dan pendapatan
petani. Semakin efektif peranan kelembagaan maka akan berpengaruh positif pada peningkatan efisiensi teknis dan pendapatan usahatani petani dan sebaliknya.
Hal ini dikarenakan kelembagaan petani ini berperan dalam pelaksanaan petani, seperti kelompoktani yang berperan dalam penyediaan alat dan mesin pertanian,
pelatihan dan penyuluhan usahatani padi, dan penentuan musim tanam dan varietas padi yang akan ditanam, serta penyaluran bantuan pemerintah berupa
pupuk dan benih kepada para petani. Sedangkan koperasi berperan dalam penyediaan modal tanam, penyediaan sarana produksi, serta sarana pemasaran
hasil pertanian para petani.
4.5. Batasan Operasional dan Satuan Pengukuran