Kajian Empiris Peranan Kelembagaan

tunai dan biaya total pada MT I. Nilai RC rasio atas biaya tunai usahatani padi Pandan Wangi benih non sertifikat MT II lebih besar RC rasio yang lain yaitu sebesar 7,54. Hal ini dikarenakan biaya benih non sertifikat lebih murah dibandingkan benih sertifikat. Oleh karena itu banyak petani yanglebih memilih benih non sertifikat dibanding benih sertifikat. Penelitian Khotimah menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar adalah lahan, benihlahan, tenaga kerjalahan, pupuk Plahan,dan pupuk Klahan, sedangkan pupuk Nlahan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar. Usahatani ubi jalar di Kecamatan Cilimus telah cukup efisien ditunjukkan oleh tingkat efisiensi teknis rata-rata yaitu 0,75. Faktor- faktor yang berpengaruh nyata dan positif terhadap inefisiensi teknis adalah pengalaman, lama kerja di luar usahatani, dan status kepemilikan lahan. Variabel umur, pendidikan, dan pendapatan diluar usahatani berpengaruh negatif dan nyata terhadap inefisiensi teknis ubi jalar, sedangkan variabel penyuluhan berdampak negatif dan tidak nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani ubi jalar. Hasil analisis pendapatan ubi jalar menunjukkan pendapatan usahatani atas biaya tunai maupun biaya total lebih besar dari nol yang berarti menguntungkan. hasil analisis RC rasio menunjukkan usahatani ubi jalar di daerah penellitian menguntungkan untuk diusahakan karena nialnya lebih besar dari satu. Analisis menggunakan BEP menunjukkan bahwa harga yang diterima petani dan jumlah produksi ubi jalar layak jual di daerah penelitian lebih besar dari BEP harga dan BEP unit yang berarti harga yang diterima dan jumlah ubi jalar yang diproduksi memberikan keuntungan pagi petani. Dari ketiga penelitian tersebut, dapat dijadikan acuan dalam penentuan variabel teknis baik variabel efisiensi maupun variabel inefisiensi teknis. Selain itu penelitan terdahulu juga menjadi acuan dalam penentuan komponen penerimaan dan biaya yang digunakan dalam menganalisis pendapatan dan juga sebagai pembanding dari hasil analisis yang diperoleh.

2.4. Kajian Empiris Peranan Kelembagaan

Kelembagaan adalah suatu aturan main dalam interaksi personal berarti sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis maupun tidak tertulis mengenai tata hubungan manusai dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak serta tanggung jawabnya. Selain itu kelembagaan juga sebagi suatu organisasi yang memiliki hierarki Baga 2009. Kelembagaan dalam bidang pertanian terdiri dari kelompok tani, gabungan kelompok tani gapoktan, lembaga keuangan, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga pemerintahan, dll yang berhubungan ataupun mendukung pelaksanaan pertanian. Mutaqin 2008 pada penelitiannya tentang Analisis Kinerja Kelembagaan Agribisnis dan Efisiensi Teknik Usahatani Padi pada Petani Binaan Lembaga Pertanian Sehat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keragaan dari kelembagaan agribisnis yang dibangun oleh LPS telah memenuhi kelengkapan sistem agribisnis yaitu sistem agribisnis hulu, budidaya, hilir, dan jasa penunjang. Akan tetapi pada subsistem hulu dan hilir keberadaan kelembagaan ini kurang mendukung, karena lembaga pertanian disana tidak mampu mengendalikan pasokan barang dan harga input produksi pertanian. Sementara itu pada subsistem hilir pengolahan produk primer menjadi produk olahan masih terbatas pada beberapa kelompok di Kecamatan Cigombong, sedangkan kelompok di luar Kecamatan Cigombong tidak diolah ataupun dijual melalui lembaga pertanian. Pemahaman antar kelompok tani sama dengan pemahaman yang diajarkan LPS, akan tetapi dalam prakteknya terjadi perbedaan seperti dalam penanaman baik dalam jarak tanam, jenis varietas ataupun jumlah bibit per lubang; dalam pemupukan terjadi perbedaan dalam jumlah dosis dan jenis pupuk yang dipakai. Efisiensi teknik petani binaan LPS tergolong tinggi dan sebarannya berbeda-beda anar kelompok tani. Kelompok tani yang kinerjanya bagus menunjukkan selang tingkat efisiensi anggotanya relatif kecil. Kelompok tani yang mengalami dinamika kelompok yang menurun berpengaruh nyata pada tingkat produksi dan efisiensi teknik rata-rata kelompok. Septian 2010 pada penelitiannya tentang Peran Kelembagaan Kelompok Tani terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Ganyong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan kondisi produksi dan pendapatan petani anggota kelompok tani dengan petani non anggota serta analisis efektivitas kelembagaan kelompok tani dengan menggunakan skala likert hasil penilaian tanggapan petani responden anggota kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan kelompok tani berpengaruh positif terhadap produksi dan pendapatan petani terlihat dari analisis RC rasio terhadap pendapatan. Keberadaan kelompok tani di daerah penelitian sudah efektif terlihat pada analisis skala likert yang berada pada nilai yang cukup efektif. Hal ini dikarenakan kelompok tani memberikan penyuluhan dan bimbingan terhadap petani, serta memberi kejelasan pasar kepada petani.

2.5. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Gender Dalam Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S) (Kajian Program Beras Seha! di Desa Ciburuy, Kecall1atall Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 237

Analisis kinerja kelembagaan agribisnis dan efisiensi teknik usahatani padi (kasus petani binaan lembaga pertanian sehat, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 36 108

Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat (Suatu Perbandingan, Kasus : Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 11 194

Kelembagan Berkelanjutan dalam Pertanian Organik (Studi Kasus Komunitas Petani Padi Sawah, Kampung Ciburuy,Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

6 103 177

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

1 8 217

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

3 9 218

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Padi Semiorganik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong,Kabupaten Bogor

3 28 148

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98