Sejarah Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

33 2. Zona Montane 1.500 –2.400 m dpl Pada zona ini sebagian besar merupakan hutan sekunder yang keanekaragaman jenisnya sudah mulai berkurang dan didominasi jenis tumbuhan pioner yang tidak dapat hidup di bawah tajuk yang tertutup. Secara umum jenis pohon yang mudah dijumpai di zona ini antara lain : cemara Casuarina junghuhniana, mentigi Vaccinium varingifolium, kemlandingan gunung Albizzia lophanta, akasia Acacia decurrens, serta tumbuhan bawah seperti tanah layuedelweis Anaphalis longifolia, senduro Anaphalis javanica, alang-alang Imperata cylindrica, paku-pakuan Pteris sp., rumput merakanThemeda sp. dan calingancantigi Centella asiatica. Jenis cemara Casuarina junghuhniana di beberapa tempatblok merupakan jenis pohon yang sangat dominan sehingga membentuk ekosistem hutan yang homogen Blok Cemorokandang, Arcopodo. Di Kaldera Tengger terdapat ekosistem yang khas yaitu Ekosistem Laut Pasir yang massa tanahnya merupakan endapan vulkanik dengan bahan induk abu dan pasirbatuan hasil aktivitas gunung Bromo yang sudah mengalami pelapukan bertahun tahun. Laut Pasir Tengger ditumbuhi oleh vegetasi yang tahan terhadap kondisi alam pegunungan serta pengaruh asap belerang yang keluar dari kawah Gunung Bromo, seperti: cemara gunung, mentigi, kemlandingan gunung, akasia Acacia decurrens dan tumbuhan bawah seperti tanah layuedelweis, senduro Anaphalis javanica, alang-alang, paku- pakuan Pteris sp., rumput merakan Themeda sp., adas Foeniculum vulgare dll. Selain itu TN BTS merupakan habitat anggrek tanah yang endemik yaitu Habenaria tosariensis. 3. Zona Sub Alpin 2.400 m dpl. ke atas. Pada zona ini ditumbuhi pohon-pohon yang kerdil pertumbuhannya dan miskin jenis. Jenis yang dominan pada ketinggian ini adalah mentigi Vaccinium varingifolium, dan cemara gunung Casuarina junghuhniana. Di beberapa tempat juga dapat dijumpai kemlandingan gunung Albizzia lophanta, dan bunga edelweis Anaphalis longifolia. Di Gunung Semeru pada ketinggian lebih dari 3.100 m.dpl kondisinya merupakan hamparan abu, pasir, dan batuan, tanpa vegetasi sama sekali. 34

4.2.5. Perairan

Berdasarkan inventarisasi tahun 2006, di dalam kawasan TN BTS terdapat lima buah danau ranu, dua buah air terjun, 28 mata air dan 25 sungai. Tambahan satu buah danau adalah setelah dilakukan inventarisasi tersebut, yaitu Danau Tompe 0,5 ha. Sebuah telaga terletak di ketinggian 900 m.dpl yaitu Ranu Darungan Pronojiwo, Lumajang dan 4 lainnya di atas ketinggian 2000 m.dpl yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo Desa Ranu Pani serta Ranu Tompe dan Ranu Kumbolo Lereng Gunung Semeru. Ranu Pani, Regulo, Tompe dan Kumbolo merupakan danau vulkanik yang secara geologis terbentuk dari celah kawat dari gunung berapi yang sudah mati. Danau yang berada di kawasan pada umumnya berupa danau tadah yang merupakan kubangan air, tidak mempunyai sumber sendiri. Ranu Kuning yang terletak di Desa Ranu Pani juga merupakan danau tadah hujan hanya Ranu Regulo yang diduga mempunyai sumber sendiri.

4.2.6. Organisasi BBTN BTS

Melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03Menhut-II2007, tanggal 01 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru BBTNBTS Tipe IIB . Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK. 69IV-SetHO2006 tanggal 03 Mei 2006 tentang Penunjukan 20 Dua Puluh Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, yang dirubah dengan SK.128IV-Set HO2006 tanggal 25 Juli 2006 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK. 69IV-SetHO2006 tanggal 03 Mei 2006 tentang Penunjukan 21 Dua Puluh Satu Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ditunjuk sebagai Taman Nasional Model dengan tujuan untuk optimalisasi pengelolaan sesuai dengan kekhasan, dalam rangka mewujudkan taman nasional mandiri.

4.2.7. Obyek Wisata Alam

Objek wisata alam TNBTS terdiri dari : a. Komplek Gunung Semeru, dengan beberapa obyek di sepanjang rute menuju Gunung Semeru yang biasa dilalui pendaki adalah Ranu Kumbolo, Kalimati,