Pelayanan Publik Kesatuan Bisnis Mandiri Perusahaan Umum Kehutanan Negara

20 tergantung pada jenis usaha yang akan dikembangkan meliputi KBM Kayu, KBM Industri Hasil Hutan Non Kayu, KBM Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya, KBM Agroforestry, KBM Perdagangan Trading dan KBM Industri Kayu. Masing-masing KBM dipimpin oleh seorang General Manager dan membawahi seorang Kepala Tata Usaha dan beberapa orang Manager. KBM pada masing-masing unit dibentuk guna lebih memfokuskan serta mendukung kegiatan pemasaran hasil hutan secara maksimal yang berfokus kepada pelayanan pelanggan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Struktur Organisasi Kantor Pusat dan Kantor Unit Perhutani dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Beberapa produk dan layanan yang dihasilkan Perum Perhutani adalah sustainable product kayu olahan dan kayu bundar, produk kimia hutan gondorukem, terpentin, minyak kayu putih, kopal, lak, minyak ylang-ylang ekoturisme, flora dan fauna, produk pangan dan kesehatan madu Perhutani, madu Wanajava, Air Perhutani, minuman madu Perhutani, benih dan bibit jati plus Perhutani, Forestry Training and Development paket training dan konsultasi bisnis kehutanan, Clean Energy mikro hydro dan zona komersial area pameran, papan reklame, tower, penyewaaan gedung pertemuan dan sebagainya. Fasilitas yang tersedia untuk mendukung usahanya adalah sarana dan prasarana gedung dan obyek wisata, outlet pemasaran, pabrik produk kimia hutan, pabrik produk pangan dan kesehatan dan lainnya serta tenaga yang profesional dan handal. III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juni 2012. Tempat yang menjadi lokasi penelitian, yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Ditjen PHKA, Balai TN Komodo BTNK dan Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru BBTN BTS. BTNK dan BBTN BTS dipilih karena merupakan TN Efektif sesuai dengan Road Map Pembangunan Kehutanan Berbasis Taman Nasional yang menjadi target untuk dijadikan TN Mandiri pada Milestone I Kemenhut 2011. Selain itu, BNTK dan BBTN BTS merupakan TN yang merupakan target BLU Ditjen PHKA.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan informan kunci. Data sekunder diperoleh dari berbagai dokumen terkait dengan tujuan penelitian yang berasal dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Keuangan, satuan kerja yang telah menerapkan BLU, Perum Perhutani, pemerintah daerah, pihak swasta, petugas TN, organisasi non pemerintah, masyarakat dan penelusuran online. Data yang dikumpulkan meliputi sejarah pengelolaan TN, kegiatan pengelolaan TN, produkjenis layanan yang dihasilkan TN, sumber-sumber PNBP, jenis dan jumlah sumber daya, rencana strategi bisnis, laporan keuangan, struktur organisasi dan tata kerja, pelibatan stakeholder dan peraturan perundangan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan kajian dokumen. Wawancara dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan kunci yang dilakukan secara sengaja purposive sampling. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Sugiyono 2011. Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan yang dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama Prastowo 2011. Informan kunci berasal dari Kementerian Kehutanan yang 22 terkait, Kementerian Keuangan, satuan kerja yang telah menerapkan BLU, Perum Perhutani, pemerintah daerah, pihak swasta, petugas TN, organisasi non pemerintah dan masyarakat. Kajian dokumen dilaksanakan dengan mempelajari berbagai tulisan, gambar atau karya monumental yang terkait dengan topik penelitian Sugiyono 2011. Tabel 3 Jenis data yang dikumpulkan dan sumber data Ruang Lingkup Data yang dikumpulkan Sumber Data Identifikasi Penjabaran Tupoksi TN Penjabaran tupoksi berdasarkan inovasi kreasi pengelolaan TN, program dan kegiatan TN Dokumentasi TN dan informan kunci Ketepatan Penerapan Model BLU - Persyaratan Substantif - Persyaratan Teknis Barang dan jasa yang dihasilkan TN, dokumentasi terkait, peraturan perundangan Dokumentasi terkait anggaran dan biaya pengelolaan, sumber dan jumlah pendapatan PNBP, jenis dan jumlah sumber daya, jumlah pengunjung, tarif, peraturan perundangan, dokumentasi terkait pelibatan stakeholder. Dokumentasi terkait dan informan kunci Implikasi Penerapan BLU bagi Pengelolaan TN Mmandiri yang Berkelanjutan. Penerapan BLU satker lain, penerapan bisnis mandiri dan persiapan sistem pengelolaan BLU Ditjen PHKA Dokumentasi terkait dan informan kunci

3.4. Metode Analisa Data

Analisis data dilakukan secara bertahap berdasarkan ruang lingkup penelitian, yaitu identifikasi penjabaran tupoksi TN, analisis ketepatan penerapan model BLU dalam pengelolaan menuju TN Mandiri, dan analisis implikasi model BLU menuju pengelolaan TN Mandiri yang berkelanjutan.

3.4.1. Identifikasi Penjabaran Tupoksi TN

Identifikasi penjabaran tupoksi TN dilaksanakan melalui analisis deskriptif Miles Huberman 1992 dan analisis isi content analysis Neuman 2006. Penjabaran tupoksi TN diidentifikasi untuk kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu periode 2007 sampai 2011 sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03Menhut-II2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional yang menyatakan bahwa tugas pokok TN adalah melakukan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan 23 pengelolaan kawasan TN sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menjalankan fungsi yang meliputi : 1. Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kawasan TN. 2. Pengelolaan kawasan TN. 3. Penyidikan, perlindungan, dan pengamanan kawasan TN. 4. Pengendalian kebakaran hutan. 5. Promosi, informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 6. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 7. Kerja sama pengembangan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta pengembangan kemitraan. 8. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan TN. 9. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam. 10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Masing-masing penjabaran tupoksi TN kemudian diidentifikasi barang danatau jasa yang dihasilkannya berdasarkan PP No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam KSA dan Kawasan Pelestarian Alam KPA yang menyatakan bahwa TN dapat dimanfaatkan untuk kegiatan : 1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam. 3. Penyimpanan danatau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam. 4. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar. 5. Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya. 6. Pemanfaatan tradisional berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi. Menurut Sinambela et al. 2008 pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. 24

3.4.2. Analisis Ketepatan Penerapan Model BLU

Ketepatan penerapan model BLU dalam pengelolaan menuju TN Mandiri dilaksanakan melalui analisis deskriptif dan analisis isi terhadap pelaksanaan tupoksi TN dan membandingkannya dengan persyaratan substantif dan teknis BLU sesuai dengan PP No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU. Penelitian ini membatasi kajian pada persyaratan substantif dan persyaratan teknis yang menjadi persyaratan mutlak sebagai dasar pertimbangan penetapan BLU. Persyaratan administrasi belum dikaji karena penetapan BLU dapat dilakukan bertahap yaitu apabila persyaratan substantif dan teknis telah terpenuhi namun persyaratan administrasi belum terpenuhi secara memuaskan. Persyaratan administrasi pada BLU dengan status Bertahap berlaku paling lama 3 tahun.

3.4.2.1. Persyaratan Substantif

Persyaratan substantif dilaksanakan melalui analisis deskriptif dan analisis isi dengan melakukan pengkajian terhadap hasil penjabaran tupoksi TN yang memenuhi kriteria layanan umum yang berhubungan dengan : 1. Penyediaan barang danatau jasa layanan umum, yaitu barang dan jasa yang merupakan barangjasa semi publik quasi public goods yang dapat dijual kecuali yang bersifat pelayanan sipil yang hanya merupakan kewajiban monopoli Pemerintah karena peraturan perundang-undangan. 2. Pengelolaan wilayahkawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum. 3. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi danatau pelayanan kepada masyarakat. Jika penjabaran tupoksi TN mengandung salah satu kriteria danatau beberapa kriteria tersebut di atas, maka TN dinyatakan memenuhi persyaratan substantif untuk menjadi BLU.

3.4.2.2. Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis dilaksanakan melalui analisis deskriptif dan analisis isi melalui 2 pendekatan yaitu : 1. Melalui identifikasi terhadap tupoksi yang kinerja pelayanannya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU yaitu identifikasi penjabaran tupoksi berupa kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan dan