24
3.4.2. Analisis Ketepatan Penerapan Model BLU
Ketepatan penerapan model BLU dalam pengelolaan menuju TN Mandiri dilaksanakan melalui analisis deskriptif dan analisis isi terhadap pelaksanaan
tupoksi TN dan membandingkannya dengan persyaratan substantif dan teknis BLU sesuai dengan PP No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU.
Penelitian ini membatasi kajian pada persyaratan substantif dan persyaratan teknis yang menjadi persyaratan mutlak sebagai dasar pertimbangan penetapan BLU.
Persyaratan administrasi belum dikaji karena penetapan BLU dapat dilakukan bertahap yaitu apabila persyaratan substantif dan teknis telah terpenuhi namun
persyaratan administrasi belum terpenuhi secara memuaskan. Persyaratan administrasi pada BLU dengan status Bertahap berlaku paling lama 3 tahun.
3.4.2.1. Persyaratan Substantif
Persyaratan substantif dilaksanakan melalui analisis deskriptif dan analisis isi dengan melakukan pengkajian terhadap hasil penjabaran tupoksi TN yang
memenuhi kriteria layanan umum yang berhubungan dengan : 1.
Penyediaan barang danatau jasa layanan umum, yaitu barang dan jasa yang merupakan barangjasa semi publik quasi public goods yang dapat dijual
kecuali yang bersifat pelayanan sipil yang hanya merupakan kewajiban monopoli Pemerintah karena peraturan perundang-undangan.
2. Pengelolaan wilayahkawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat atau layanan umum. 3.
Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi danatau pelayanan kepada masyarakat.
Jika penjabaran tupoksi TN mengandung salah satu kriteria danatau beberapa kriteria tersebut di atas, maka TN dinyatakan memenuhi persyaratan
substantif untuk menjadi BLU.
3.4.2.2. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis dilaksanakan melalui analisis deskriptif dan analisis isi melalui 2 pendekatan yaitu :
1. Melalui identifikasi terhadap tupoksi yang kinerja pelayanannya layak dikelola
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU yaitu identifikasi penjabaran tupoksi berupa kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan dan
25
berpotensi untuk ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU. Jika penjabaran tupoksi TN mengandung kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan
danatau berpotensi untuk dapat ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU maka memenuhi persyaratan teknis butir pertama ini.
2. Melalui penilaian kinerja kesehatan keuangan satuan kerja yang bersangkutan
sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU dengan kriteria :
1 Pendapatan satker menunjukkan tren naik dari tahun ke tahun, sehingga satker cenderung akan dapat lebih mandiri,
2 Ada potensi pendapatan yang dapat ditingkatkan.
3.4.2.3. Analisis Manfaat Biaya Cost Benefit Analysis
Analisis Manfaat Biaya Cost Benefit Analysis CBA ditambahkan sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan yaitu dengan
membandingkan akumulasi perolehan pendapatan Benefit dengan besarnya akumulasi biaya Cost untuk kegiatan pengelolaan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut Gittinger 1982 :
BC
=
di mana BC adalah Benefit-Cost Ratio, B adalah Benefit, C adalah Cost, t adalah tahun dan i adalah tingkat suku bunga . Jika BC1 maka layak untuk
dilaksanakan, tetapi jika BC1 dan maka tidak layak untuk dilaksanakan Gittinger 1982. Menurut Muhsonim dan Nuraini 2006 pada pemanfaatan
sumberdaya maka yang digunakan untuk menghitung kelayakan adalah BC, jika BC 1 maka layak untuk dilaksanakan jika BC1 tidak layak dilaksanakan.
Perhitungan pendapatan dan biaya mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 76PMK.052008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan BLU. Pendapatan satker BLU adalah pendapatan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas BLU selama satu periode yang
mengakibatkan penambahan ekuitas bersih. Klasifikasi pendapatan BLU adalah Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan, Hibah, Pendapatan APBN, Pendapatan