a. Memperoleh data sifat fisis dan mekanis kayu mangium umur 17 tahun melalui pengujian contoh kecil bebas cacat small clear specimen guna diketahui sifat
dasarnya. b.
Melihat kelayakan kayu mangium pada kisaran umur 17 tahun sebagai bahan kayu konstruksi melalui pemilahan kayu ukuran full-scale baik secara visual maupun
masinal dan penentuan tegangan ijin. Termasuk di dalamnya identifikasi cacat yang menjadi karakteristik kayu mangium dan hubungannya dengan kelayakannya sebagai
kayu konstruksi. c. Mengembangkan teknologi pasak penahan geser pada sambungan kayu tampang dua
dengan menggunakan dua bentuk pasak yakni pasak bulat dowel dan pasak segi empat, tiga jenis bahan material pasak yakni pasak sejenis tanpa perlakuan, pasak
sejenis yang dipadatkan densifikasi dan pasak baja, serta menggunakan dua jenis alat pengencang yaitu baut dan pelekap bambu berbaji.
d. Mencoba suatu bentuk sambungan tampang dua dengan variasi jumlah dan ukuran jarak peletakan pasak bulat dowel dan pasak segi empat terhadap ujung, sisi dan spasi
antar pasak dalam suatu susunan pasak dan arah pembebanannya. e. Memberikan data teknis kayu mangium sebagai kayu konstruksi yang memungkinkan
masyarakat pengguna kayu untuk memanfaatkan jenis tersebut sebagai bahan bangunan tanpa keragu-raguan.
f. Membuktikan adanya peluang kayu mangium sebagai substitusi kayu dari hutan alam Indonesia.
4. Luaran yang Diharapkan
Hasil penelitian diharapkan memberikan luaran output berupa: a. Diperoleh data sifat fisis dan mekanis mangium umur 17 tahun baik dalam bentuk
contoh kecil bebas cacat maupun dalam ukuran penggunaan dan hubungannya dengan kemampuan sebagai bahan bangunan kayu.
b. Diperolehnya pola perilaku kekuatan sambungan kayu dengan menggunakan pasak penahan geser berbentuk bulat dan segi empat dalam berbagai variasi jumlah pasak
yang dipergunakan. c. Diperoleh hasil percobaan pengaruh perlakuan pemadatan kayu bahan pasak dan
penggunaannya terhadap kekuatan sambungan kayu dibandingkan dengan pasak baja ataupun pasak kayu sejenis tanpa pemadatan.
d. Diperoleh hasil percobaan pengaruh perlakuan jenis pengencang baut dan bambu terhadap kekuatan sambungan kayu dibandingkan dengan pengencang berupa plat
klam. e. Memberikan kontribusi yang nyata terhadap kemungkinan aplikasi hasil penelitian dan
memberikan keyakinan kepada masyarakat pengguna kayu bahwa mangium mampu dimanfaatkan sebagai kayu konstruksi dengan mengikuti metoda yang dilaksanakan
f. Memperkuat pendapat bahwa kekurangan pasokan kayu untuk tujuan konstruksi akibat menurunnya potensi hutan alam dapat ditutupi oleh percepatan hasil produksi dari
hutan tanaman dan membuka peluang lebih lanjut bagi kegiatan penelitian lanjutan yang lebih luas bagi jenis kayu cepat tumbuh lainnya.
g. Data penelitian akan sangat menunjang penyempurnaan R-SNI 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia Revisi NI-5 PKKI 1961.
h. Secara tidak langsung penelitian akan memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan bahwa kayu mangium dengan umur 17 tahun mampu
digunakan sebagai bahan kayu konstruksi tanpa menunggu daur teknis 25 – 30 tahun.
5. Alur Pikir Penelitian
Alur pikir dalam usulan penelitian ini mengikuti bagan alir sebagaimana diuraikan dalam Gambar 4 berikut:
Mangium Acacia mangium Willd. STRUKTURAL
SOLID WOOD ENGINEERED WOOD
Daur teknis ky kons HTI: 25 – 30 thn Di Lapangan: 17 thn, D 40 cm
LAMINASI MEKANIS DENGAN PASAK
SYARAT KAYU KONSTRUKSI Sasaran Penelitian:
UJI SIFAT KAYU: - SAMBUNGAN PASAK GESER DOUBLE SHEAR:
small clear full scale specimen . Bentuk pasak: Bulat dan Segi Empat
• Fisis . Bahan pasak: Mangium, M. Densifikasi, Ulin, Baja
•
Mekanis . Bahan pengencang: Plat, Baut, Bambu dan Perekat
•
Rekayasa . Jumlah: Sepasang, Dua dan Tiga pasang - PEMODELAN HASIL KEKUATAN
Penelitian Pendukung - REKOMENDASI TEKNIS SAMB. PASAK
- SIFAT FISIS, MEK REKAYASA - PEMODELAN HUBUNGAN KEKUATAN CKBC DAN BALOK
- REKOMENDASI TEKNIS KAYU KONSTRUKSI
Gambar 4. Bagan Alir Rencana Penelitian
6. Ruang Lingkup dan Sasaran Kegiatan a. Ruang Lingkup Penelitian