dengan baik pada lahan yang miskin hara dan tidak subur, seperti pada alang-alang maupun daerah bekas tebangan, pada tanah podsolik merah kuning ataupun tanah berpasir
dan kurus. Habitus pohon mangium dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter sampai
sebesar 90 cm serta batang bebas cabang 10 – 15 m. Rotasi tebang pohon ini mencapai 10 – 20 tahun dengan riap 45 m
3
Selanjutnya Scharai-Rad dan Kambey 1989 meneliti sifat anatomi, fisis dan
mekanis kayu jenis tegakan mangium berumur delapan tahun yang berasal dari HTI PT ITCI Kenangan, Balikpapan seperti Tabel 4 berikut:
hatahun. Ciri tanaman ini adalah bentuk batangnya bulat lurus, bercabang banyak simpodial, berkulit tebal agak kasar, dan kadang beralur kecil
dengan warna cokelat muda. Kegunaan dari kayu mangium adalah untuk pulp, kayu pertukangan dan kayu bakar Sindusuwarno dan Utomo, 1981.
Tabel 4. Sifat Anatomis, Fisis dan Mekanis Mangium A. mangium Willd Sifat
Nilai Anatomis
Jari-jari kayu: Panjang µm 221,44
Jumlah per mm 6,84
2
Proporsi 9,71
Pori: Tinggi µm 242,96
Diameter arah tangensial µm 119,54
Jumlah per mm 6,28
2
Proporsi 12
Serat: Panjang serat µm 870,86
Diameter serat µm 18,76
Diameter lumen µm 13,86
Ketebalan dinding sel µm 2,45
Sifat Fisis: Kerapatan kering tanur grcm
3
0,501 Kerapatan normal grcm
3
0,530 KA kondisi normal
12,25 Kembang Susut Maksimum
- arah radial 3,41
- arah tangensial 7,17
- longitudinal 0,42
Sifat Mekanis: Kekuatan Tekan Nmm
2
37 Kekuatan Patah Nmm
2
83,47 Modulus elastisitas Nmm
3
10.590 Kekuatan geser: Radial Nmm
2
7,46 Tangensial Nmm
2
9,46 Kekuatan Pukul mNmm
2
0,07 Catatan: 1 kgf = 9,80665 N. Sumber: Scharai-Rad dan Kambey 1989.
Tegakan mangium mampu menghasilkan Mean Annual Increment MAI sebesar 46 m
3
hatahun pada plot pemuliaan dan 32 m
3
hatahun pada tingkat pratik di lapangan. Diameter kayu mangium di HTI yang berumur 10 tahun berkisar antara 20-22 cm dengan
tebal kayu terasnya mencapai 14-16 cm Malik et al., 2000. Sementara Chai 1980 dalam
Tsai 1993 melaporkan diameter jenis tersebut sebesar 38,6 cm pada umur 13
tahun dengan MAI diameter sebesar 5,98 cmtahun. Diameter setinggi dada akan membesar dengan cepat sampai lebih dari 20 cm hanya dalam kurun umur 4 tahun,
kemudian menurun setelah tahun ke lima dan pada umur 8 tahun pertumbuhannya seolah berhenti pada diameter 30 cm Tsai, 1993.
2. Sifat Dasar Kayu Mangium a. Sifat Anatomis
1. Lingkaran Tumbuh Lingkaran tumbuh mangium pada kayu normal berkorelasi dengan kerapatan, yaitu
kayu dengan pori tata lingkar, kerapatannya cenderung meningkat dengan meningkatnya lingkaran tumbuh tiap inci. Ginoga 1997 menyatakan bahwa kayu mangium termasuk
jenis kayu cepat tumbuh fast growing species yang mempunyai batas lingkaran tumbuh yang jelas pada bagian terasnya dengan lebar 1 – 2 cm. Hal ini mungkin disebabkan oleh
pertumbuhannya yang cepat serta adanya kayu muda juvenile wood. Dengan demikian diduga lingkaran tumbuh pada kayu mangium tidak berkorelasi dengan kerapatan.
2. Tebal Kayu Gubal dan Teras Tebal kayu gubal dan teras berpengaruh terhadap kekuatan kayu. Hasil pengamatan
Ginoga 1997 terhadap dolok kayu mangium yang berasal dari Benakat, Sumatera Selatan menunjukkan kecenderungan bahwa makin tinggi umur kayu maka bagian kayu
terasnya makin tebal. Dalam rangka menurunkan daur teknis agar kayu teras lebih tebal dibanding pada pertumbuhan normalnya, menurut Pandit 1995 dapat dipacu dengan
prunning , mempersempit jarak tanam dan lain-lain.
3. Warna, Serat Kayu dan Morfologi Dolok Warna kayu teras dan gubal dapat dilihat jelas; bagian teras berwarna lebih gelap,
sedangkan gubalnya berwarna putih dan lebih tipis. Warna kayu teras agak kecoklatan, hampir mendekati kayu jati, kadang-kadang mendekati warna jati gembol. Arah serat
lurus sampai berpadu Ginoga et al., 1999. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa sifat anatomi kayu mangium mempunyai pori
tata baur, 69 soliter dan lainnya radial 2 – 3 sel, diameter pori 193 – 224 mikron, frekuensi pori 2 – 6 per mm
2
, bidang perforasi sederhana dengan noktah antar pembuluh selang-seling tanpa umbai, parenkim paratrakheal jarang, tidak dijumpai silika, kristal
berderet vertikal sampai 15 butir serta jari-jari homoseluler.
Penelitian Suwinarti 1999 memperoleh data tentang nilai dimensi dan turunan serat jenis mangium sebagaimana Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Nilai Dimensi dan Turunan Serat Pulp Mangium
DimensiTurunan Rataan
Panjang serat µm 933,4
Diameter serat µm 24,27
Diameter lumen µm 14,43
Tebal dinding serat µm 4,92
Runkel ratio 0,73
Felting power 39,71
Flexibility ratio 0,59
Coef. of rigidity 0,21
Muhlsteph ratio 65,01
Sumber: Suwinarti 1999.
Kayu terasnya yang berwarna coklat kelabu dan kayu gubalnya berwarna putih dengan ketebalan 2 – 4 cm. Tekstur kayu agak kasar, kesan raba agak halus dan kayu
agak lunak, arah serat lurus dan agak berpadu Ruliaty dan Mandang, 1988.
b. Sifat Fisis-Mekanis
Sifat fisis-mekanis yang umum dijadikan dasar dalam penggunaan kayu adalah berat jenis BJ, kadar air KA dan kekuatan lentur MOE dan MOR.
1. Berat Jenis dan Kadar Air Sifat fisis mangium dengan kelas umur 10 tahun yang terdiri atas berat jenis basah,
kering udara dan kering oven berturut-turut adalah 0,95, 0,52 dan 0,42. Sementara kadar air basah dan kering udara berturut-turut adalah 125,4 dan 18,0. Secara statistik berat
jenis kayu pada umur yang berbeda tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata Ginoga, 1997.
2. Kekuatan lentur Hasil pengujian Ginoga 1997 terhadap sifat mekanis kayu mangium yang
berumur 9 dan 10 tahun menyatakan bahwa kayu mangium berumur 10 tahun mempunyai berat jenis 0,57 dengan nilai MOR, MOE dan tekan sejajar serat berturut-turut adalah
sebagai berikut : 942,23 kgfcm
2
, 113.644 kgfcm
2
dan 435,85 kgfcm
2
. Sedangkan untuk kayu mangium berumur 9 tahun dengan berat jenis 0,51 berturut-turut bernilai 725,37
kgfcm
2
, 118.693 kgfcm
2
dan 416,48 kgfcm
2
3. Kelas Kuat .
Menurut Ginoga 1997, berdasarkan berat jenis, kekuatan lentur statis dan tekan sejajar arah serat, maka kayu mangium umur 9 –10 tahun termasuk kelas kuat II – III.