Kemampuan 13 Sistem Sambungan pada Ukuran Komponen yang Sama

untuk P pada batas proporsi. Ketentuan interpretasi Fisher’s Test bahwa bila interval rata-rata untuk sepasang level faktor yang dibandingkan memuat bilangan nol maka keputusannya adalah keduanya memiliki rata-rata kemampuan sambungan maksimum yang sama. Rekapitulasi hasil signifikansi pada kemampuan maksimum dan kemampuan pada batas proporsi adalah sebagaimana diuraikan pada Tabel 40 berikut. Tabel 40. Signifikansi Antar Perlakuan pada Kemampuan P Maksimum Sambungan Bag Atas dan pada P Batas Proporsi Bag. Bawah Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 - 1 ns ns ns ns - 2 - ns ns ns 13 3 - ns ns 12 4 ns - ns 11 5 ns ns - 10 6 ns ns - ns ns ns ns 9 7 ns ns ns - ns ns ns ns 8 8 ns ns ns ns - 7 9 ns ns ns ns ns ns - ns ns 6 10 - ns ns 5 11 ns - 4 12 ns ns - 3 13 ns ns ns ns - 2 - ns ns ns ns 1 - 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 Perl Ket: = signifikan, selain itu adalah non signifikan, 1 = sambungan perekat, 2 = baut, 3 = bambu, 4 = pasak bulat mangium pengencang bambu, 5 = bulat mangium plat klam, 6 = bulat mangium baut, 7 = bulat mangium padat baut, 8 = bulat ulin baut, 9 = bulat baja baut, 10 = segiempat mangium baut, 11 = segiempat padat baut, 12 = segiempat ulin baut, 13 = segiempat baja baut. Dari Tabel 40 diatas, ditinjau dari nilai kemampuan P maksimumnya tampak bahwa perlakuan 7 sambungan dengan pasak penahan geser mangium bulat dipadatkan dan perlakuan 10 sambungan dengan pasak penahan geser segiempat mangium tanpa perlakuan merupakan perlakuan yang paling banyak memiliki nilai yang sama non signifikan terhadap 6 perlakuan sejenisnya. Selebihnya adalah perlakuan 11 5 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 1, 6 dan 9 4 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 2, 3, 4 dan 12 3 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 5 2 perlakuan lain bernilai sama dan perlakuan 8 yang hanya sama nilainya dengan perlakuan 2. Perlakuan 13 sambungan dengan pasak penahan geser baja segi empat memiliki nilai yang tertinggi dan jauh melampaui non signifikan terhadap 12 perlakuan lainnya. Hasil dari signifikansi tersebut adalah jika pemilihan jenis sambungan sesuai perlakuan 13 memberikan nilai kemampuan tertinggi dan tidak disamai oleh 12 jenis lainnya, selain itu ada 6 kelompok level lain yang nilainya sama. Tabel 41 berikut menggambarkan kelompok level perlakuan yang bernilai sama tersebut dalam format yang berbeda. Tabel 41. Kelompok Perlakuan yang Bernilai Sama pada P Maksimum dan Batas Proporsi. P Maks P Batas Proporsi Kelompok Perlakuan Pembanding Perlakuan yang Bernilai Sama Terhadap Pembanding Kelompok Perlakuan Pembanding Perlakuan yang Bernilai Sama Terhadap Pembanding A 13 - I 13 9 B 8 2 J 1 2,3,4,5 C 5 3, 4 3 1,2,4,5 D 2 3,4,8 4 1,2,3,5 3 2,4,5 5 1,2,3,4 4 2,3,5 9 6,7,10,13 12 6,7,10 K 2 1,3,4,5,8 E 1 7,9,10,11 7 6,9,10,11,12 6 7,10,11,12 8 2,6,10,11,12 9 1,7,10,11 11 6,7,8,10,12 F 11 1,6,7,9,10 12 6,7,8,10,11 G 7 1,6,9,10,11,12 L 6 7,8,9,10,11,12 10 1,6,7,9,11,12 10 6,7,8,9,11,12 Ket: 1 = sambungan perekat, 2 = baut, 3 = bambu, 4 = pasak bulat mangium pengencang bambu, 5 = bulat mangium plat klam, 6 = bulat mangium baut, 7 = bulat mangium padat baut, 8 = bulat ulin baut, 9 = bulat baja baut, 10 = segiempat mangium baut, 11 = segiempat padat baut, 12 = segiempat ulin baut, 13 = segiempat baja baut. Tabel 41 menjelaskan perilaku sambungan pada batas proporsi, dimana perlakuan 10 dan 6 merupakan perlakuan yang paling banyak memiliki nilai yang sama non signifikan terhadap 6 perlakuan sejenisnya. Selebihnya adalah perlakuan 2,7,8,11 dan 12 5 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 1, 3,4,5 dan 9 4 perlakuan lain bernilai sama dan perlakuan 13 pasak penahan geser baja segi empat yang hanya sama nilainya dengan perlakuan 9 pasak penahan geser baja bulat, dan keduanya merupakan rataan tertinggi dibanding 11 perlakuan lainnya. Perbedaan antar perlakuan juga dicoba diketahui melalui ANOVA Analysis of Variance melalui Program Minitab versi 14 untuk data sesaran maksimum sambungan dan sesaran pada batas proporsi, seperti terurai pada Tabel 42a dan 42b berikut. Tabel 42a. ANOVA Sesaran Maksimum pada Sambungan mm Vs jenis Sambungan Source DF SS MS F P Jenis sambungan 12 295,39 24,62 15,98 0,000 Error 39 60,07 1,54 Total 51 355,46 S = 1,241 R-Sq = 83,10 R-Sqadj = 77,90 Tabel 42b. ANOVA Sesaran pada Batas Proporsi PL mm Vs Jenis Sambungan Source DF SS MS F P Jenis sambungan 12 19,03 1,50 8,68 0,000 Error 39 6,75 0,17 Total 51 24,78 S = 0,4160 R-Sq = 72,76 R-Sqadj = 64,38 Karena kedua ANOVA menunjukkan nilai F yang lebih besar dari P yang berarti perlakuan dalam bentuk jenis sambungan yang berbeda-beda memberikan nilai sesaran maksimum dan sesaran pada batas proporsi yang berbeda signifikan. Lampiran 23 - 24 menunjukkan hasil ANOVA Analysis of Variance sesaran maksimum dan sesaran pada batas proporsi sekaligus uji lanjutnya menurut Fisher’s Test dengan memanfaatkan program Minitab versi 14. Tabel 43. Signifikansi Antar Perlakuan pada Sesaran S Maksimum Sambungan Bag Atas dan pada S Batas Proporsi Bag. Bawah Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 - 1 ns - 2 - ns ns ns ns ns ns ns ns ns 13 3 - 12 4 ns - ns ns ns ns ns ns ns ns ns 11 5 ns ns - ns ns ns ns 10 6 ns ns ns ns - ns ns ns ns ns ns ns 9 7 ns ns - ns ns ns ns 8 8 ns ns ns ns - ns 7 9 ns ns ns ns ns ns ns - ns ns ns 6 10 ns ns ns ns - ns ns 5 11 ns ns ns ns ns ns ns ns ns - ns 4 12 - 3 13 ns ns ns ns ns ns ns - 2 - 1 - 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 Perl Ket: 1 = sambungan perekat, 2 = baut, 3 = bambu, 4 = pasak bulat mangium pengencang bambu, 5 = bulat mangium plat klam, 6 = bulat mangium baut, 7 = bulat mangium padat baut, 8 = bulat ulin baut, 9 = bulat baja baut, 10 = segiempat mangium baut, 11 = segiempat padat baut, 12 = segiempat ulin baut, 13 = segiempat baja baut. Hasil uji lanjut sesaran menggunakan program Minitab versi 14 dengan interpretasi perbandingan berpasangan menurut Fisher’s Test yang sering disebut juga dengan Least Significant Difference dipaparkan sebagaimana Tabel 43 diatas. Tabel 43 menunjukkan sesaran maksimum untuk perlakuan 3 sambungan pasak bambu signifikan perbedaannya terhadap 12 perlakuan lainnya, kemudian diikuti oleh perlakuan 1 sambungan perekat yang sama nilai sesaran maksimumnya dengan perlakuan 12 sambungan pasak penahan geser ulin segi empat. Selain itu masih terdapat 6 kelompok perlakuan yang memiliki nilai sesaran yang tidak signifikan, meliputi perlakuan 8 5 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 5, 11 dan 12 6 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 7, 10 dan 13 7 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 9 8 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 2 9 perlakuan lain bernilai sama, serta perlakuan 4 dan 6 10 perlakuan lain bernilai sama. Kemudian pada sesaran di batas proporsi menunjukkan bahwa perlakuan 1sambungan perekat dan 3 sambungan pasak bambu sama-sama memiliki nilai sesaran batas proporsi yang signifikan terhadap semua perlakuan di sesama levelnya. Selain itu perlakuan terbagi dalam 3 kelompok yang berjumlah perlakuan yang bernilai sama, yakni perlakuan 5, 8 dan 12 5 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 2, 7, 10, 11 dan 13 7 perlakuan lain bernilai sama serta perlakuan 4, 6 dan 9 10 perlakuan lain bernilai sama. Tabel 44 berikut mempermudah pengelompokan perlakuan yang bernilai sama tersebut. Tabel 44. Kelompok Perlakuan yang Bernilai Sama pada Sesaran Maksimum dan Batas Proporsi. Sesaran Maksimum Sesaran Batas Proporsi Kelom- pok Perlakuan Pemban- ding Perlakuan yang Bernilai Sama Terhadap Pembanding Kelom- pok Perlakuan Pembanding Perlakuan yang Bernilai Sama Terhadap Pembanding A 3 - I 1 - B 1 12 3 - C 8 2, 4,5,6,12 J 5 4,6,8,9,12 D 5 2,4,6,8,9,12 8 4,5,6,9,12 11 4,6,7,9,10,13 12 4,5,6,8,9 12 1,2,4,5,6,8 K 2 4,6,7,9,10,11,13 E 7 2,4,6,9,10,11,13 7 2,4,6,9,10,11,13 10 2,4,6,7,9,11,13 10 2,4,6,7,9,11,13 13 2,4,6,7,9,10,11 11 2,4,6,7,9,10,13 F 9 2,4,5,6,7,10,11,13 13 2,4,6,7,9,10,11 G 2 4,5,6,7,8,9,10,12,13 L 4 2,5,6,7,8,9,10,11,12,13 H 4 2,5,6,7,8,9,10,11,12,13 6 2,4,5,7,8,9,10,11,12,13 6 2,4,5,7,8,9,10,11,12,13 9 2,4,5,6,7,8,10,11,12,13 Ket: 1 = sambungan perekat, 2 = baut, 3 = bambu, 4 = pasak bulat mangium pengencang bambu, 5 = bulat mangium plat klam, 6 = bulat mangium baut, 7 = bulat mangium padat baut, 8 = bulat ulin baut, 9 = bulat baja baut, 10 = segiempat mangium baut, 11 = segiempat padat baut, 12 = segiempat ulin baut, 13 = segiempat baja baut.

4. Kemampuan Sistem Sambungan pada Variasi Bentuk, Jumlah dan Bahan

Pasak penahan Geser a. Kemampuan Sistem Sambungan dan Sesaran pada Beban Maksimum Ulangan sebanyak empat n = 4 dilakukan terhadap setiap perlakuan sambungan kayu, dan menghasilkan nilai rataan kemampuan sistem sambungan dalam menahan beban dan sesaran pada titik maksimum tersebut sebagaimana diuraikan dalam Tabel 45. Tabel 45. Rataan Kemampuan Menahan Beban Maksimum dan Sesaran Sambungan No. Keterangan Nilai Bahan Pasak A. Pasak Bulat Sejenis Dipadatkan Ulin Baja 1 Sepasang Beban Maks x10 3 5,29 kgf 5,93 4,27 6,79 Sesaran mm 3,95 5,15 3,03 5,00 2 Dua Pasang Beban Maks x10 3 7,29 kgf 8,10 7,32 9,84 Sesaran mm 4,20 4,70 4,10 5,25 3 Tiga Pasang Beban Maks x10 3 10,61 kgf 9,99 9,15 13,43 Sesaran mm 5,05 4,05 3,35 4,00 B. Pasak Segi Empat 1 Sepasang Beban Maks x10 3 5,66 kgf 6,36 4,88 8,35 Sesaran mm 5,05 5,60 2,68 5,55 2 Dua Pasang Beban Maks x10 3 8,28 kgf 8,29 7,89 10,13 Sesaran mm 5,35 5,15 3,55 4,35 3 Tiga Pasang Beban Maks x10 3 13,19 kgf 12,74 11,53 15,69 Sesaran mm 5,85 5,15 4,55 5,65 Keterangan: Data masing-masing perlakuan n = 4 dicantumkan dalam Lampiran 25 . Dari Tabel 45 diatas tampak bahwa dari semua perlakuan yang dilakukan, sambungan dengan sepasang pasak ulin berbentuk bulat memiliki kemampuan menahan beban maksimum terendah yakni hanya sebesar 4.265 kgf, sedangkan nilai tertinggi dihasilkan oleh sambungan pasak baja berbentuk segi empat dengan susunan tiga pasang yang mampu menahan beban sampai 15.686 kgf, dengan grafis sebagai Gambar 21 berikut: a b Gambar 21. Rataan Kemampuan Menahan Beban P, kgf Maksimum Gambar 21a dan Sesaran mm pada Beban Maksimum Gambar 21b bagi Tiap Perlakuan Sambungan Tampang Dua Berpasak Penahan Geser dengan Variasi Bentuk, Jenis dan Jumlah Pasak yang Berbeda Gambar 21 menunjukkan bahwa penambahan jumlah pasak penahan geser akan meningkatkan kemampuan sistem sambungan yang dibuat, dan pasak baja memberikan nilai kemampuan menahan beban yang tertinggi pada setiap kelompok jenis pasak. Namun demikian, pada nilai sesaran pada titik kemampuan maksimum, penambahan jumlah pasak tidak memberikan efek yang sama seperti halnya pada kemampuannya. Kemampuan menahan beban untuk sistem sambungan yang dibuat, dapat dikatagorikan berdasar faktor pengaruh perlakuan yang dilakukan, yakni faktor bentuk pasak 2 level, faktor jumlah pasak 3 level dan faktor bahan pasak 4 level. Gambaran kemampuan sistem sambungan berdasar faktor tersebut dapat dijelaskan sebagaimana Tabel 46 dan Gambar 22 berikut. Tabel 46 . Rataan Kemampuan Beban Maksimum Sambungan Menurut Faktor dan Level Jenis Pasak Nilai Rataan kgf Jumlah Pasak Nilai Rataan kgf Bahan Pasak Nilai Rataan kgf Bulat 8.207 1 Pasang 5.937 Sejenis 8.474 Segi Empat 9.433 2 Pasang 8.448 Padat 8.569 3 Pasang 12.075 Ulin 7.540 Baja 10.697 a b c Gambar 22. Beban P Maksimum kgf yang Mampu Ditahan Oleh Sambungan Berdasar a. Bentuk, b. Jumlah Pasang dan c. Bahan Pasak . Gambar 22a menunjukkan sambungan dengan pasak segi empat memiliki kemampuan menahan beban lebih tinggi dibanding pasak bulat, dengan selisih sebesar 1.226 kgf atau sebesar 14,86. Untuk jumlah pasang pasak yang digunakan, bertambahnya pasangan pasak yang digunakan akan menambah kemampuan menahan beban maksimum sambungan. Gambar 22b menunjukkan kenaikan masing-masing sebesar 2.511 kgf 42,25 dan 5.138 kgf 103,2 untuk penambahan satu dan dua pasang pada sambungan. Kemampuan sambungan menahan beban maksimum juga bergantung pada bahan pasak yang digunakan. Gambar 22c menunjukkan perbedaan itu yakni berturut-turut dari yang terendah adalah pasak ulin, pasak kayu mangium yang sejenis dengan komponen sambungan, pasak kayu mangium yang dipadatkan dan tertinggi dicapai oleh pasak baja. Apabila kemampuan sambungan dengan pasak geser baja adalah 100, maka berturut-turut prosentase kemampuan sambungan pasak geser ulin, mangium sejenis dan mangium dipadatkan terhadap kemampuan sambungan dengan pasak geser besi adalah sebesar 70,5; 79,23 dan 80,16. Bertambahnya jumlah pasak akan berpengaruh positif pada kemampuan menahan beban maksimum sambungan. Pengaruh tersebut dapat dipaparkan dalam persamaan regresi eksponensial, yang ditinjau baik dari jenis bahan pasak, bentuk pasak maupun sebagai suatu sambungan. Gambar 23 dan Tabel 47 berikut menunjukkan hubungan tersebut, dengan nilai koefisien determinasi yang cukup baik. Gambar 23. Grafik hubungan Jumlah Pasak pasang Terhadap Kemampuan Maksimum P Maks Sambungan kgf pada Beberapa Faktor Pasak . Tabel 47. Persamaan Hubungan Eksponensial Jumlah Pasak Terhadap Kemampuan MaksimumSambungan Pada Beberapa Faktor Pasak No Jumlah Pasak pada Persamaan Koef. Determinasi R 2 1. Pasak sejenis y = 3667e R² = 0,947 0,391x 2. Pasak sejenis densifikasi y = 4280e R² = 0,743 0,303x 3. Pasak ulin y = 3164e R² = 0,921 0,405x 4. Pasak baja y = 5322e R² = 0,924 0,329x 5. Pasak bulat y = 4000e R² = 0,776 0,335x 6. Pasak segi empat y = 4171e R² = 0,827 0,379x 7. Sambungan berpasak y = 4085e R² = 0,770 0,357x Ket.: y = nilai maksimum kemampuan menahan beban kgf, x = jumlah pasak pasang. Diantara jenis bahan pasak, nilai koefisien determinasi pasak densifikasi dibawah nilai pasak sejenis, ulin atau baja, sementara itu pasak bulat hanya berselisih 0,05 dibawah nilai pasak segi empat. Proses densifikasi bahan pasak yang harus dibuat per lempeng diduga memberikan andil dalam ketidak seragaman hasil pemadatan. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi, membuktikan hubungan yang semakin baik, dan meski demikian semua perlakuan telah membuktikan hubungan yang baik karena koefisien determinasi yang tinggi.