Pengaruh Interaksi Antar Faktor pada Batas Proporsi
a b c Gambar 28. Nilai Rataan P kgf pada Sesaran 1 mm Berdasar Faktor yang Digunakan: a. Bentuk Pasak,
b. Jumlah Pasak dan c.Bahan Pasak
Tabel 59 dan Gambar 28a menunjukkan bahwa pada posisi sesaran 1 mm kemampuan sistem sambungan yang menggunakan pasak bulat mampu mencapai
kemampuan yang lebih tinggi daripada pasak segi empat, dan kondisi tersebut berbeda dengan kemampuan sistem sambungan pada sesaran batas proporsi dan sesaran
maksimum yang pada keduanya pasak segiempat mampu mencapai kemampuan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sampai pada sesaran 1 mm pasak bulat
lebih elastis akibat sistem perpaduan pasak geser dan komponen sambungan yang lebih kompak dibanding pasangan komponen dengan pasak segiempat. Pasak geser berbahan
ulin Gambar 28c juga menunjukkan hal yang berbeda dengan posisi pada batas proporsi dan sesaran maksimum, karena nilai kemampuan sambungannya lebih tinggi dibanding
pasak mangium dan pasak mangium dipadatkan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sampai pada sesaran 1 mm pasak ulin masih mampu bekerja dan belum mencapai
kondisi kegagalannya sebagai pasak, masih menunjukkan kemampuan ulin yang lebih keras dibanding mangium.
Analisis lebih lanjut dilakukan melalui ANOVA guna membuktikan adanya pengaruh faktor tunggal ataupun interaksi antar faktor yang mempengaruhi kemampuan
sambungan. Tabel 60 menggambarkan tabulasi percobaan faktorial dalam rancangan RCBD Randomized Completely Block Design sesuai Gomez dan Gomez 1995 bagi
kemampuan sistem menahan beban sambungan pada sesaran 1 mm.
Tabel 60. ANOVA Nilai P Sambungan pada Sesaran 1mm SV
DB JK
KR F-hitung
F 0,05 F 0,01 Ulangan r-1=3
2666469 888822
1,30 2,76
4,13 Perl.
abc-1=23 99003743
4304511 6,30
1,7 2,12
A a-1=1
9230691 9230691
13,52 4
7,08 B
b-1=2 49117972 24558986
35,98 3,15
4,98 C
c-1=3 12862353
4287451 6,28
2,76 4,13
AB a-1b-1=2
2235678 1117839
1,64 3,15
4,98 AC
a-1c-1=3 7034839
2344946 3,44
2,76 4,13
BC b-1c-1=6
12872101 2145350
3,14 2,22
3,07 ABC
a-1b-1c-1=6 5650108
941684 1,38
2,22 3,07
Galat abc-1r-1=69
47095476 682543
Total abcr-1=95
1,49E+08
Ket.: SV = Sumber variasi, DB = Derajat bebas, JK = Jumlah kuadrat, KR = Kuadrat rataan,
•
= signifikan, = sangat signifikan,.
Tabel 60 diatas membuktikan bahwa bentuk pasak, jumlah pasak dan pemakaian bahan pasak yang berbeda menghasilkan nilai kemampuan sistem sambungan yang sangat
signifikan, yang berarti masing-masing bentuk, jumlah dan bahan mampu menunjukkan kemampuan menahan beban yang berbeda sesuai karakter masing-masing. Tabel 60 juga
memberikan kesimpulan bahwa pengaruh interaksi antar faktor yang sangat signifikan hanya terjadi pada interaksi faktor B jumlah pasak dan faktor C bahan pasak, dan
selain itu interaksi antar faktor tidak berbeda sangat signifikan. Sementara itu, lebih jauh dijelaskan signifikansi level yang sangat signifikan dalam
suatu faktor tunggal sebagaimana disebutkan dalam Tabel 61 berikut.
Tabel 61.
Tabel Signifikansi Pengaruh Faktor ABentuk Pasak, BJumlah Pasak dan Faktor C Bahan Pasak pada Sesaran 1mm.
Jenis Pasak Nilai
Rataan kgf Jumlah
Pasak Nilai
Rataan kgf Bahan
Pasak Nilai
Rataan kgf Bulat
3.041 1 Pasang
a
1.997 Mangium
c
2.457
f
Segi empat 2.421
2 Pasang
b
2.494 M. Padat
d
2.329
f
3 Pasang 3.701
Ulin
e
2.879
g
Baja 3.258
h
Ket.: Nilai rataan yang ber notasi subscript sama menunjukkan hal yang tidak signifikan, selain itu adalah hal yang signifikan. HSD 69; 2 pada 0,05 = 48,57 dan pada 0,01 = 664,44. HSD 69; 3
pada 0,05 = 87,51 dan pada 0,01 = 104,3. HSD 69; 4 pada 0,05 = 128,29 dan pada 0,01 = 157,45 lihat Lampiran 30
Tabel 61 memastikan bahwa semua level dalam faktor tunggal yang mempengaruhi kemampuan kayu sangat signifikan, kecuali pada bahan pasak bulat dan
segiempat. Kenaikan kepadatan pasak mangium sampai 10,77 ternyata tidak
mempengaruhi kemampuan sambungan baik pada sesaran 1 mm, pada batas proporsi maupun sampai pada kemampuan maksimumnya.
5. Kemampuan Sambungan pada Beberapa Standar yang Berlaku Kemampuan tekan atau tarik maksimum sejajar serat kayu hasil pengujian bila
direduksi dengan faktor keamanan disebut dengan tegangan ijin. Apabila tegangan ijin dikalikan dengan luas penampang batang kayu yang digunakan, maka diperoleh beban
ijin. PKKI 1961 menyebutkan bahwa faktor keamanan sambungan tampang dua adalah 12,3.
Tabel 62. Rekapitulasi Kemampuan Ijin Sambungan pada Beberapa Standar Sesaran yang Berlaku
Standar Amerika
Australia Indonesia
P-Batas Prop P-Maks
Parameter 0,38mm
0,8mm 1,5mm
PMax2,3 1,66mm
4,6mm Nilai P
kgf 1.035
2.203 3.948
3.822 4.281
8.790 SR
to
24,17 PL
51,46 92,21
89,27 100,00
- SR
to
11,77 Max
25,06 44,91
43,48 48,70
100,00
Ket.: P Ijin = P2,3 kgf, PKKI 1961, SR= Strength ratio. Rataan sesaran pada proportional limit 1,66 mm dan pada titik maksimum 4,6 mm diperoleh dari penelitian. Standar sesaran Amerika dan Australia diambil dari
Sucahyo 2009. Sesaran maksimum Indonesia 1,5mm diambil dari Wiryomartono 1977 dan Yap 1984.
Dengan demikian bila dibandingkan dengan beberapa standar negara lain, nilai tegangan ijin sistem sambungan yang diperoleh dari rataan perlakuan variasi bentuk,
jumlah dan bahan pasak geser pada sistem sambungan yang dibuat dalam penelitian ini dapat diuraikan dalam Tabel 62 diatas.
Tampak kedekatan rasio antara standar dengan kemampuan aktual sistem sambungan sangat bervariasi tergantung negara pengguna standar tersebut. Rasio yang
berlaku di Amerika sangat kecil 24 dan 11 terhadap batas proporsi dan kemampuan maksimumnya, sementara Australia dan Indonesia Wiryomartono, 1977; Yap, 1984
lebih tinggi. Apabila digunakan PKKI 1961 maka kemampuan ijin sistem sambungan yang dibuat berada pada 89 dan 43 terhadap kemampuan pada batas proporsi dan
kemampuan maksimumnya, sementara bila digunakan nilai sesaran maksimum 1,5 mm maka sambungan tersebut berada pada 92 dan 44 terhadap kemampuan pada batas
proporsi dan kemampuan maksimumnya. Nilai rasio yang diperoleh ternyata tidak berselisih jauh antara batasan kemampuan maksimum P ijin = P Maks2,3 dengan
batasan sesaran maksimum yang diijinkan 1,5 mm.
P-ijin sambungan menurut Wiryomartono 1977 adalah sebesar 13 beban maksimum dengan sesaran maksimum 1,5 mm sementara Yap 1984 menyatakan
P2,75 dengan sesaran maksimum yang sama. Dengan demikian bisa diambil beberapa nilai atas persyaratan yang diberlakukan seperti Tabel 63 berikut.
Tabel 63. Kemampuan yang Diijinkan Pada Sistem Sambungan Sesuai Penelitian
No Keterangan
Nilai kgf Rasio PL
4.281 kgf Rasio PMax
8.790 kgf 1.
P Maksimum 8.790
205 100
2. P pada Sesaran 1,5 mm
3.948 92
45 3.
P-Ijin = P maks2,3 3.822
89 43
4. P-Ijin = P maks2,75
3.196 75
36 5.
P-Ijin = P maks3 2.930
68 33
Tabel 49 di atas menunjukkan beberapa pilihan yang bisa diambil atas rumusan yang diberikan, yang semuanya masih berkisar antara 68 – 92 dari kemampuan sambungan
sampai pada batas proporsi. Rasio sebesar 92 terhadap batas proporsi akan dicapai bila sesaran 1,5 mm diterapkan bagi sambungan yang dibuat seperti pada contoh uji
penelitian. Angka tersebut cukup riskan bila melihat grafik kemampuan sesaran masing- masing perlakuan yang variatif dan ada yang dibawah 1,5 mm Gambar 25b. Oleh sebab
itu penurunan batas sesaran menjadi 1 mm akan lebih bijaksana.