c. Pembuatan Pasak dan Contoh Uji Sambungan Kayu
1. Pasak kayu sejenis mangium dan pasak kayu ulin Kayu mangium hasil pemotongan balok seperti pada Gambar 6.b. dibuat pasak
dengan menggunakan mesin dowel sehingga menghasilkan batang pasak bulat drift- pin
, mirip gagang sapu dengan diameter 20 mm dan panjang 80 mm sesuai dengan ukuran lebar komponen sambungan kayu. Dibuat juga pasak segi empat berukuran 20
x 20 x 80 mm dengan menggunakan circular saw. Perlakuan yang sama juga dilakukan untuk mendapatkan pasak kayu ulin.
2. Pasak kayu sejenis densifikasi Kayu mangium hasil potongan balok ukuran 6 x 12 x 300 cm seperti Gambar 6.b.
kemudian dijadikan ukuran menjadi 4 x 10 x 30 cm. Potongan kemudian dioven pada suhu berturut-turut 50
C selama 30 menit, 100 C selama 30 menit dan 150
C selama 1 jam. Potongan kayu kemudian dipadatkan densifikasi dengan menggunakan kempa
panas pada suhu 170
3. Pasak baja C selama 15 menit dengan tekanan sebesar 90 ton. Setelah
menjadi kayu padat potongan kayu didiamkan selama satu minggu dalam kondisi kering udara, kemudian dibuat pasak bulat dan pasak segi empat.
Pasak baja bulat dibuat dari potongan baja bulat berdiameter 20 mm yang dipotong- potong sepanjang 80 mm, sedangkan pasak baja segi empat dibuat dari memotong
plat baja berketebalan 20 mm menjadi ukuran 20 x 20 x 80 mm. 4. Pengencang baut
Baut St 37 diameter ½ inch 12,7 mm panjang 6 inch 152,4 mm lengkap dengan cincin dan mur dipersiapkan sebagai bahan pengencang sambungan kayu.
5. Pengencang bambu Bambu diolah menjadi batang bulat dengan menggunakan pisau cutter dengan ukuran
panjang dan diameter sama dengan pengencang baut. 6. Pembuatan contoh uji sambungan kayu
Sambungan tampang dua dibuat dari tiga potongan kayu seperti pada Gambar 6.b. Ukuran komponen sambungan adalah sebagai Gambar 8.a. sampai dengan 8.f.
Lubang pasak pada komponen sambungan dengan pasak bulat dibuat dengan mesin bor dengan mata bor yang ukurannya lebih kecil dari besarnya pasak, dengan maksud
agar lubang pasak dapat memegang pasak secara kuat, tidak longgar, tetapi juga tidak kekecilan. Demikian pula lubang pasak pada bentuk pasak segi empat, ukuran lubang
harus dapat memegang pasak sehingga tidak terjadi kelonggaran. Lubang pengencang
dibuat dengan ukuran lebih besar dari diameter pengencang dengan maksud agar pengencang tidak ikut berfungsi sebagai pasak pada saat pasak bekerja. Diameter
lubang pengencang adalah 15 mm. Pada saat perakitan sambungan, baut dikencangkan dengan torquemeter yang diatur pada kekuatan 10 footpounds 1,4
kilogram meter, dan antar komponen balok sambungan harus masih terdapat celah sangat tipis.
7. Pembuatan contoh uji sambungan berperekat Contoh uji sambungan berperekat tanpa pasak dan tanpa pengencang dibuat dengan
merekatkan ketiga komponen bahan kayu sambungan dengan merubah fungsi laminasi mekanis menjadi laminasi berperekat. Perekat epoxy diratakan di tiap
permukaan yang akan direkat dengan menggunakan kepek Japan Spachtel, kemudian dikempa dengan klam berpengencang manual selama 24 jam.
Bentuk sambungan tampang dua mengikuti pedoman PKKI 1961 dan R-SNI 2002 yang dapat digambarkan sebagai Gambar 8.a. sampai dengan 8.f. berikut:
Gambar 8.a. Model dan Ukuran mm Komponen Sambungan dengan Dua Pasak Dua Pengencang
Gambar 8.b. Model dan Ukuran mm Komponen Sambungan dengan Empat Pasak Tiga Pengencang
40x80 60x80
40x80
40 80
80 40
80 80
40
Pasak: Ø = 20 mm, l:80 mm Pengencang: Ø = ½” = 12,7 mm,
l = 6” = 152,4 mm Lubang pengencang: Ø = D+1,6=14,3 mm
Jarak tepi: lmD
≤6 → 8020≤6 min. 1,5D
→ diambil 2D = 40mm Jarak ujung, komp. tekan: 4D = 4x20 = 80 mm
Jarak antar baris: 1,5D127mm diambil 3D = 60 mm
Spasi dalam baris: 4D = 4x20 = 80 mm
40x80 60x80
40x80
80 80
80 40
40 40
80 80
80
Pasak: Ø = 20 mm, l:80 mm Pengencang: Ø = ½” = 12,7 mm,
l = 6” = 152,4 mm Lubang pengencang: Ø = D+1,6=14,3 mm
Jarak tepi: lmD
≤6 → 8020≤6 min. 1,5D
→ diambil 2D = 40mm Jarak ujung, komp. tekan: 4D = 4x20 = 80 mm
Jarak antar baris: 1,5D127mm diambil 3D = 60 mm