Kemampuan Sambungan Ditinjau dari Kekuatan Geser Gelinding Kemampuan Sambungan Ditinjau dari Kekuatan Tekan Sejajar Serat

Gambar 32b. Pengujian Balok Susun Berpasak Geser dan Kerusakan Berupa Retak Antar Pasak Geser Hasil pengujian balok susun dengan pasak geser membuktikan bahwa pasak geser mampu menaikkan kekuatan balok utuh, sebagaimana Tabel 68 dan Gambar 33 berikut. Tabel 68. Nilai MoR dan MoE Balok Utuh dan Balok Susun Jenis Balok MoRkgfcm 2 Kenaikan MoEkgfcm 2 Kenaikan Balok Utuh 449 - 51.780 - Balok Susun Pasak Segi-4 589 31 55.669 7,5 Balok Susun Pasak Bulat 684 52 66.547 28,5 Ket.: Balok utuh n = 33 ukuran 5x8x260cm diuji dengan UTM Shimadzu. Gambar 33. Histogram Balok Utuh dan Balok Susun Berpasak Geser Pengujian balok susun berpasak geser bulat memberi hasil yang lebih baik dibandingkan dengan balok susun berpasak geser segi empat. Beberapa hal yang bisa menjadi alasan kelebihan balok susun berpasak geser bulat antara lain: 1. Dalam proses pembuatan lubang pasak, bentuk lubang pasak bulat lebih mudah dan lebih cepat dikerjakan karena hanya melalui satu kali proses pengeboran. 2. Hasil proses lubang pasak bulat lebih seragam sehingga pada proses pemasangannya akan menghasilkan balok susun yang lebih kokoh. 3. Pada pengujian balok susun berpasak segiempat lebih mudah terjadi retak antar lubang pasak geser karena pengaruh gaya tekan dan tarik akibat pembebanan bentang balok lihat Gambar 32b, sementara pasak bulat tampak lebih padat dan kompak. Balok susun dengan pasak geser bulat meningkatkan MoR dan MoE balok masing-masing 52 dan 28,5 dibandingkan dengan balok utuhnya. Manfaat lain dari balok susun adalah diperolehnya dimensi yang lebih besar, dapat membuang kayu yang mengandung cacat atau tidak memposisikannya pada bagian kritis seperti di tengah bentang. Aplikasi sambungan geser pada balok susun ini dapat dihitung diagram gaya lintangnya shearing force diagram sebagaimana Lampiran 32.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Kayu mangium 17 tahun masih memiliki nilai rataan sifat fisik dan mekanik yang tidak jauh berbeda dari usia muda 8-12 tahun namun warna kayu dan unsur dekoratifnya tampak lebih nyata, dan sifat mekanik kayu ini cenderung menurun seiring dengan posisi ketinggian pada batang meski beberapa sifat tidak signifikan. b. Mangium umur 17 tahun memiliki sifat mekanis yang sangat erat hubungannya dengan berat jenis, khususnya adalah kekerasan bidang radial, kekerasan bidang tangensial, kekuatan geser sejajar serat, kekuatan lentur, kekuatan tarik tegaklurus serat, kekuatan tarik sejajar serat dan kekakuan, masing-masing dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,81; 0,79; 0,74; 0,73; 0,73; 0,66 dan 0,62. Kayu mangium mampu digunakan sebagai bahan konstruksi karena termasuk dalam kelas kuat III menurut PKKI 1961. Jika modulus elastisitas CKBC digunakan sebagai penentuan kelas kualita berdasarkan RSNI 2002, mangium termasuk kayu dalam kode mutu E c. Untuk sortimen Contoh Kecil bebas cacat CKBC, prediktor kekakuan dinamis MoE 11. Pengujian mutu kayu mangium untuk kayu konstruksi atas dasar sifat mekanis selain MoE melalui format conversion dan realibility normalization menghasilkan kode mutu E24- E26 untuk nilai kuat lentur dan tarik sejajar serat serta E13-E14 untuk kuat tekan sejajar serat, sedangkan kuat geser sejajars erat dan kuat tekan tegaklurus serat hanya menunjukkan kode mutu E10. Melalui pengamatan visual visual grading balok mangium berada pada kode mutu E10, sementara dengan metoda LRFD dengan format yang sama menghasilkan kode mutu E16 dan E14. d dapat digunakan untuk memperoleh nilai kekakuan dan keteguhan lentur statis MoE s dan MoR s serta prediktor MoE s untuk memperoleh MoR s dengan koefisien korelasi sebesar masing-masing 0,76; 0,75 dan 0,86. Untuk sortimen balok, prediktor MoE d dapat digunakan untuk memperoleh nilai kekakuan dan keteguhan lentur Panter MoE p dan MoR p dengan koefisien korelasi 0,5, dan prediktor kecepatan gelombang ultrasonik V dapat digunakan untuk memperoleh MoE d , MoE s dan MoE p dengan koefisien korelasi sebesar masing-masing 0,57; 0,42 dan 0,64.