Hasil Densifikasi Kayu Mangium Data Identifikasi Pasak dan Komponen Sambungan yang Digunakan

a b Gambar 20. Histogram Nilai Kemampuan Sambungan P, kgf Maksimum dan pada Batas Proporsi Gambar 20a, dan Sesaran Slip, mm Maksimum dan pada Batas Proporsi Gambar 20b pada 13 Macam Sistem Sambungan. Keterangan: 1 = sambungan perekat, 2 = baut, 3 = bambu, 4 = pasak bulat mangium pengencang bambu, 5 = bulat mangium plat klam, 6 = bulat mangium baut, 7 = bulat mangium padat baut, 8 = bulat ulin baut, 9 = bulat baja baut, 10 = segiempat mangium baut, 11 = segiempat padat baut, 12 = segiempat ulin baut, 13 = segiempat baja baut. Perbedaan antar perlakuan dicoba diketahui melalui ANOVA Analysis of Variance melalui Program Minitab versi 14 untuk data kemampuan maksimum sambungan dan kemampuan sistem sambungan pada batas proporsi, seperti terurai pada Tabel 39a dan 39b berikut. Tabel 39a. ANOVA P Maksimum kgf Vs. Jenis Sambungan Source DF SS MS F P Jenis sambungan 12 217.633.012 18.136.084 23,78 0,000 Error 39 29.747.318 762.752 Total 51 247.380.330 S = 873,4 R-Sq = 87,98 R-Sqadj = 84,28 Tabel 39b. ANOVA P pada Batas Proporsi PL kgf Vs Jenis Sambungan Source DF SS MS F P Jenis sambungan 12 61.103.517 5.091.960 16,40 0,000 Error 39 12.108.471 310.474 Total 51 73.211.987 S = 557,2 R-Sq = 83,46 R-Sqadj = 78,37 Karena kedua ANOVA menunjukkan nilai F yang lebih besar dari P yang berarti perlakuan dalam bentuk jenis sambungan yang berbeda-beda dinyatakan berbeda signifikan sehingga perlu diuji lebih lanjut guna mengetahui perlakuan yang mana saja yang signifikan tersebut. Uji lanjut menggunakan program Minitab versi 14 dengan interpretasi perbandingan berpasangan menurut Fisher’s Test yang sering disebut juga dengan Least Significant Difference , seperti diuraikan dalam Lampiran 21 untuk P maksimum dan Lampiran 22 untuk P pada batas proporsi. Ketentuan interpretasi Fisher’s Test bahwa bila interval rata-rata untuk sepasang level faktor yang dibandingkan memuat bilangan nol maka keputusannya adalah keduanya memiliki rata-rata kemampuan sambungan maksimum yang sama. Rekapitulasi hasil signifikansi pada kemampuan maksimum dan kemampuan pada batas proporsi adalah sebagaimana diuraikan pada Tabel 40 berikut. Tabel 40. Signifikansi Antar Perlakuan pada Kemampuan P Maksimum Sambungan Bag Atas dan pada P Batas Proporsi Bag. Bawah Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 - 1 ns ns ns ns - 2 - ns ns ns 13 3 - ns ns 12 4 ns - ns 11 5 ns ns - 10 6 ns ns - ns ns ns ns 9 7 ns ns ns - ns ns ns ns 8 8 ns ns ns ns - 7 9 ns ns ns ns ns ns - ns ns 6 10 - ns ns 5 11 ns - 4 12 ns ns - 3 13 ns ns ns ns - 2 - ns ns ns ns 1 - 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 Perl Ket: = signifikan, selain itu adalah non signifikan, 1 = sambungan perekat, 2 = baut, 3 = bambu, 4 = pasak bulat mangium pengencang bambu, 5 = bulat mangium plat klam, 6 = bulat mangium baut, 7 = bulat mangium padat baut, 8 = bulat ulin baut, 9 = bulat baja baut, 10 = segiempat mangium baut, 11 = segiempat padat baut, 12 = segiempat ulin baut, 13 = segiempat baja baut. Dari Tabel 40 diatas, ditinjau dari nilai kemampuan P maksimumnya tampak bahwa perlakuan 7 sambungan dengan pasak penahan geser mangium bulat dipadatkan dan perlakuan 10 sambungan dengan pasak penahan geser segiempat mangium tanpa perlakuan merupakan perlakuan yang paling banyak memiliki nilai yang sama non signifikan terhadap 6 perlakuan sejenisnya. Selebihnya adalah perlakuan 11 5 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 1, 6 dan 9 4 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 2, 3, 4 dan 12 3 perlakuan lain bernilai sama, perlakuan 5 2 perlakuan lain bernilai sama dan perlakuan 8 yang hanya sama nilainya dengan perlakuan 2. Perlakuan 13 sambungan dengan pasak penahan geser baja segi empat memiliki nilai yang tertinggi dan jauh melampaui non signifikan terhadap 12 perlakuan lainnya. Hasil dari signifikansi tersebut adalah jika pemilihan jenis sambungan sesuai perlakuan 13