ulin, mangium sejenis dan mangium dipadatkan terhadap kemampuan sambungan dengan pasak geser besi adalah sebesar 70,5; 79,23 dan 80,16.
Bertambahnya jumlah pasak akan berpengaruh positif pada kemampuan menahan beban maksimum sambungan. Pengaruh tersebut dapat dipaparkan dalam persamaan
regresi eksponensial, yang ditinjau baik dari jenis bahan pasak, bentuk pasak maupun sebagai suatu sambungan. Gambar 23 dan Tabel 47 berikut menunjukkan hubungan
tersebut, dengan nilai koefisien determinasi yang cukup baik.
Gambar 23. Grafik hubungan Jumlah Pasak pasang Terhadap Kemampuan Maksimum P Maks Sambungan kgf pada Beberapa Faktor Pasak
. Tabel 47. Persamaan Hubungan Eksponensial Jumlah Pasak Terhadap
Kemampuan MaksimumSambungan Pada Beberapa Faktor Pasak No Jumlah Pasak pada
Persamaan Koef. Determinasi R
2
1. Pasak sejenis y = 3667e
R² = 0,947
0,391x
2. Pasak sejenis densifikasi y = 4280e
R² = 0,743
0,303x
3. Pasak ulin y = 3164e
R² = 0,921
0,405x
4. Pasak baja y = 5322e
R² = 0,924
0,329x
5. Pasak bulat y = 4000e
R² = 0,776
0,335x
6. Pasak segi empat y = 4171e
R² = 0,827
0,379x
7. Sambungan berpasak y = 4085e
R² = 0,770
0,357x
Ket.: y = nilai maksimum kemampuan menahan beban kgf, x = jumlah pasak pasang.
Diantara jenis bahan pasak, nilai koefisien determinasi pasak densifikasi dibawah nilai pasak sejenis, ulin atau baja, sementara itu pasak bulat hanya berselisih 0,05
dibawah nilai pasak segi empat. Proses densifikasi bahan pasak yang harus dibuat per lempeng diduga memberikan andil dalam ketidak seragaman hasil pemadatan. Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi, membuktikan hubungan yang semakin baik, dan meski demikian semua perlakuan telah membuktikan hubungan yang baik karena koefisien
determinasi yang tinggi.
Gambaran serupa, yakni kenaikan kemampuan sistem sambungan yang naik seiring kenaikan jumlah pasak penahan geser, juga bisa dilihat pada Gambar 24 dan Tabel 48
berikut. Persamaan hubungan dalam regresi linear ditunjukkan bagi pertambahan jumlah pasak di setiap jenis perlakuan bentuk dan bahan pasak penahan geser, yang
menunjukkan hubungan yang baik terbukti dengan nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Gambar 24. Grafik hubungan Jumlah Pasak pcs Terhadap Kekuatan Maksimum P Maks Sambungan kgf pada Bentuk dan Bahan Pasak yang Berbeda
Gambar 24 diatas adalah tinjauan kenaikan kemampuan pada setiap jenis perlakuan bentuk dan bahan pasak penahan geser pada sistem sambungan untuk setiap kenaikan
pasak yang ditambahkan. Nilai tertinggi dicapai oleh pasak segiempat baja yang diikuti bulat baja dan terendah adalah pasak bulat ulin, sementara pasak lainnya saling
menyilang diantara ketiga grafik tersebut. Tabel 48. Persamaan Hubungan Regresi Linear Jumlah Pasak Terhadap Kekuatan
Maksimum Sambungan Pada Beberapa Faktor Pasak Faktor
Persamaan regresi linear R
2
Pasak Bulat 1. Sejenis
y=2236+1396x 0,973
2. Sejenis Densifikasi y=3948+1014x
0,998 3. Ulin
y=2097+1220x 0,963
4. Baja y=3382+1659x
0,997 Pasak Segiempat
1. Sejenis y=1590+1883x
0,980 2. Sejenis Densifikasi
y=2753+1594x 0,950
3. Ulin y=1454+1661x
0,997 4. Baja
y=3993+1845x 0,921
Ket.: y = Nilai maksimum kemampuan menahan beban kgf, x = jumlah pasak pcs.
Hubungan penambahan jumlah pasak pada sistem sambungan yang diberi perlakuan bentuk dan bahan pasak memberikan nilai koefisien determinasi yang sangat
baik, semuanya diatas nilai 0,9. Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor bentuk pasak, jumlah pasak dan jenis
bahan pasak pada nilai kemampuan menahan beban maksimum sambungan, data diolah berdasarkan sidik ragam Uji F dalam bentuk percobaan faktorial dalam rancangan
RCBD Randomized Completely Block Design sesuai Gomez dan Gomez 1995 seperti tertera pada Tabel 49 berikut.
Tabel 49. ANOVA Nilai P Maksimum Sambungan
SV DB
JK KR
F-hit F0.05
F0.01 Ulangan
r-1=3 1.675.013
558.337 1,02
2,76 4,13
Perl abc-1=23
807.572.400 35.111.843
6,25 1,7
2,12 A
a-1=1 36.033.236
36.033.236 65,94
4 7,08
B b-1=2
609.393.077 304.696.538
557,59 3,15
4,98 C
c-1=3 128.258.013
42.752.671 78,24
2,76 4,13
AB a-1b-1=2
17.460.264 8.730.132
15,98 3,15
4,98 AC
a-1c-1=3 266.117
88.705 0,16
2,76 4,13
BC b-1c-1=6
13.086.167 2.181.027
3,99 2,23
3,08 ABC
a-1b-1c-1=6 3.075.524
512.587 0,99
2,23 3,08
Galat abc-1r-1=69
37.705.182 546.451
Total abcr-1=95
846.952.596 Ket.: SV = Sumber variasi, DB = Derajat bebas, JK = Jumlah kuadrat, KR = Kuadrat rataan,
= sangat signifikan
Tabel analisis sidik ragam ANOVA, Analysis Of Variance di atas membuktikan bahwa kemampuan sambungan dalam menahan beban maksimum dipengaruhi oleh faktor
A bentuk pasak, faktor Bjumlah pasak, faktor Cjenis bahan pasak, faktor AB interaksi bentuk dan jumlah pasak dan faktor BC interaksi jumlah dengan jenis bahan
pasak. Dari Tabel 49 juga dapat disimpulkan bahwa ulangan yang dilakukan terhadap
tiap perlakuan n = 4 memberikan nilai yang tidak signifikan, berarti setiap contoh uji bernilai sama terhadap sesama perlakuan.
1. Pengaruh Faktor Tunggal pada P Maksimum
Uji lanjutan terhadap faktor tunggal yang sangat signifikan berpengaruh terhadap kemampuan maksimum sambungan dilakukan menggunakan uji HSD Honestly
Significant Difference , Uji Beda Tulus sebagai alat pembanding terhadap nilai rataan
setiap perlakuan yang akan diuji-lanjutkan.
Pada faktor A bentuk pasak pasak segiempat lebih kuat dibanding pasak bulat pada pencapaian kemampuan maksimum dengan selisih kemampuan sebesar 1.226 kgf.
Bentuk segiempat lebih mampu menahan beban karena memiliki sisi datar yang mampu menahan tekanan komponen sambungan yang berada diatasnya, sementara pasak bulat
lebih lemah karena permukaannya yang cenderung miring.
Tabel 50. Signifikansi Pengaruh Faktor A Bentuk Pasak, Faktor B Jumlah Pasak dan Faktor C Bahan Pasak pada P Maksimum
Jenis Pasak
Nilai Rataan kgf
Jumlah Pasak
Nilai Rataan kgf
Bahan Pasak
Nilai Rataan kgf
Bulat 8.207
1 Pasang
a
5.937 Sejenis
c
8.474
g
Segiempat 9.433
2 Pasang
b
8.448 Padat
d
8.569
g
3 Pasang 12.075
Ulin
f
7.540
h
Baja 10.697
i
Ket.: Nilai rataan yang ber notasi subscript sama menunjukkan hal yang tidak signifikan, selain itu adalah hal yang signifikan. HSD 69; 2 pada 0,05 = 43,46 dan pada 0,01 = 57,66. HSD 69;
3 pada 0,05 = 78,30 dan pada 0,01 = 93,33. HSD 69; 4 pada 0,05 = 114,79 dan pada 0,01 = 140,88 lihat Lampiran 26
Tabel 50 menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah pasak menghasilkan kenaikan kemampuan menahan beban secara signifikan. Tren kenaikan itu telah dibuat
persamaannya seperti pada Tabel 47. Uji lanjutan terhadap faktor C jenis bahan pasak memberikan gambaran bahwa pemadatan yang dilakukan tidak efektif dalam
meningkatkan kemampuan menahan beban maksimum sambungan. Pemadatan tersebut hanya menaikkan rataan kemampuan sebesar 95 kgf, dan nilai tersebut tidak signifikan.
Demikian pula untuk pasak kayu ulin, ternyata secara signifikan jauh berada dibawah kemampuan kayu mangium, bahkan yang tidak dipadatkan sekalipun. Sedangkan untuk
pasak baja, kemampuan menahan beban secara signifikan jauh berada di atas pasak mangium maupun ulin.
2. Pengaruh Interaksi Antar Faktor pada P Maksimum
Tabel 51 berikut menunjukkan pengaruh interaksi faktor A bentuk pasak dan faktor B jumlah pasak, yang membuktikan bahwa semua interaksi perlakuan yang
terjadi saling sangat signifikan satu dengan yang lain. Dalam Lampiran 27 diuraikan pengaruh interaksi faktor B jumlah pasak dengan
faktor C bahan pasak. Dari 66 kombinasi perbandingan interaksi antar faktor yang terjadi, sebagian besar pengaruh interaksi antar faktor menunjukkan hal yang sangat
signifikan, kecuali hanya pada 4empat perbandingan interaksi yang menunjukkan hal yang tidak signifikan dan 1satu interaksi faktor yang signifikan. Interaksi yang tidak
signifikan terjadi antara pasangan b1c4-b2c1, b1c4-b2c3, b2c1–b2c2 dan b2c1–b2c3, sementara pasangan yang signifikan terjadi pada b2c4 – b3c3.
Tabel 51. Pengaruh Interaksi Faktor A dan Faktor B Interaksi
a1b2 a1b3
a2b1 a2b2
a2b3 a1b1
2.617,84 5.290,94
731,52 3.136,95
7.716,24 a1b2
- 2.673,10
1.886,32 519,11
5.098,40 a1b3
- -
4.559,42 2.153,99
2.425,30 a2b1
- -
- 2.405,43
6.984,72 a2b2
- -
- -
4.579,29
Ket.: Nilai yang bernotasi superscript = masing-masing menunjukkan hal yang sangat sigifikan untuk beda pasangan nilai rataan perlakuan.
HSD 69;6 pada 0,05 = 191,48 dan pada 0,01 = 229,10 lihat Lampiran 26. a1=pasak bulat, a2=pasak segi empat., b1= pasak mangium sejenis, b2= pasak mangium
dipadatkan, b3= pasak ulin dan b4 = pasak baja.
b. Kemampuan Sistem Sambungan dan Sesaran pada Batas Proporsi
Penghitungan kemampuan sistem sambungan dan besarnya sesaran yang terukur pada titik batas proporsi dibeberkan dalam Tabel 52 berikut.
Tabel 52. Rataan Kemampuan Beban pada Batas Proporsi dan Sesaran Sambungan No. Keterangan
Nilai Bahan Pasak
A. Pasak Bulat Sejenis
Dipadatkan Ulin Baja
Sepasang
Beban PL 10
3
2,85
kgf
3,17 2,25
3,53
Sesaran mm
1,50 2,00
1,10 1,60
2 Dua Pasang
Beban PL 10
3
4,18
kgf
3,79 3,16
4,76
Sesaran mm
1,55 1,45
1,40 1,60
3 Tiga Pasang
Beban PL 10
3
5,64
kgf
5,31 5,15
7,29
Sesaran mm
1,85 1,75
1,30 1,25
B. Pasak Segi Empat
1 Sepasang
Beban PL 10
3
2,81
kgf
2,40 2,59
4,14
Sesaran mm
1,85 1,85
1,15 1,85
2 Dua Pasang
Beban PL 10
3
4,16
kgf
3,88 3,67
2,35
Sesaran mm
1,95 1,95
1,35 1,40
3 Tiga Pasang
Beban PL 10
3
5,46
kgf
6,61 6,49
7,09
Sesaran mm
2,10 2,20
1,95 1,90
Ket.: Data masing-masing perlakuan n = 4 dicantumkan dalam Lampiran 25
Perbedaan nilai kemampuan antar perlakuan pada sistem sambungan di titik batas proporsi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan pada Gambar 25 berikut, dimana
perlakuan yang menghasilkan kemampuan terbesar pada batas proporsi adalah sambungan dengan 3 pasang pasak penahan geser dari baja bulat sebesar 7.290 kgf,
sedang terendah adalah sepasang pasak bulat ulin 2.246 kgf.
a b
Gambar 25. Rataan Kemampuan Menahan Beban kgf pada Batas Proporsi Gambar 25a dan Sesaran mm pada Batas Proporsi Gambar 25b bagi Tiap Perlakuan Sambungan Tampang Dua
Berpasak Penahan Geser dengan Bentuk, Jenis dan Jumlah Pasak yang Berbeda
Namun berbeda dengan hasil kemampuannya, sesaran yang terjadi pada batas proporsi lebih seragam, dan pasak kayu mangium yang dipadatkan menghasilkan sesaran
yang relatif tinggi diantara sesama pasak yang lain. Tiga pasang pasak mangium yang dipadatkan menghasilkan sesaran tertinggi 2,20 mm sedangkan terendah adalah
sepasang pasak ulin 1,10 mm. Bila mengikuti Wiryomartono 1977 dan Yap 1984 yang membatasi penggunaan
konstruksi sambungan kayu yang mensyaratkan sesaran maksimum 1,5 mm, maka Gambar 25b membuktikan ketidakmampuan pencapaian syarat itu. Sesaran yang terjadi
sangat variatif bahkan bila pasak dibuat dari baja sekalipun, namun semuanya mampu melalui batas sesaran 1 mm. Sucahyo 2010 telah menyarankan hal yang sama, bahwa
untuk penggunaan suatu sambungan paku sesaran maksimum adalah 1 mm. Kemampuan sistem sambungan pada batas proporsi ini bisa diuraikan sesuai faktor
yang mungkin mempengaruhi kinerja sistem. Faktor tersebut adalah jenis pasak, jumlah pasak dan bahan pasak itu sendiri. Uraian kemampuan menahan beban pada batas
proporsi sesuai dengan faktornya dapat diuraikan pada Tabel 53 dan perbedaan hasilnya dijelaskan pada Gambar 26 berikut.