Pengaruh Faktor Tunggal pada P Maksimum

a b Gambar 25. Rataan Kemampuan Menahan Beban kgf pada Batas Proporsi Gambar 25a dan Sesaran mm pada Batas Proporsi Gambar 25b bagi Tiap Perlakuan Sambungan Tampang Dua Berpasak Penahan Geser dengan Bentuk, Jenis dan Jumlah Pasak yang Berbeda Namun berbeda dengan hasil kemampuannya, sesaran yang terjadi pada batas proporsi lebih seragam, dan pasak kayu mangium yang dipadatkan menghasilkan sesaran yang relatif tinggi diantara sesama pasak yang lain. Tiga pasang pasak mangium yang dipadatkan menghasilkan sesaran tertinggi 2,20 mm sedangkan terendah adalah sepasang pasak ulin 1,10 mm. Bila mengikuti Wiryomartono 1977 dan Yap 1984 yang membatasi penggunaan konstruksi sambungan kayu yang mensyaratkan sesaran maksimum 1,5 mm, maka Gambar 25b membuktikan ketidakmampuan pencapaian syarat itu. Sesaran yang terjadi sangat variatif bahkan bila pasak dibuat dari baja sekalipun, namun semuanya mampu melalui batas sesaran 1 mm. Sucahyo 2010 telah menyarankan hal yang sama, bahwa untuk penggunaan suatu sambungan paku sesaran maksimum adalah 1 mm. Kemampuan sistem sambungan pada batas proporsi ini bisa diuraikan sesuai faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja sistem. Faktor tersebut adalah jenis pasak, jumlah pasak dan bahan pasak itu sendiri. Uraian kemampuan menahan beban pada batas proporsi sesuai dengan faktornya dapat diuraikan pada Tabel 53 dan perbedaan hasilnya dijelaskan pada Gambar 26 berikut. Tabel 53. Nilai Rataan P Pada Batas Proporsi Berdasar Faktor dan Level Jenis Pasak Nilai Rataan kgf Jumlah Pasak Nilai Rataan kgf Bahan Pasak Nilai Rataan kgf Bulat 4.257 1 Pasang 2.969 Sejenis 4.182 Segi Empat 4.305 2 Pasang 3.744 Padat 4.196 3 Pasang 6.130 Ulin 3.885 Baja 4.861 a. b. c. Gambar 26. Nilai Rataan P kgf pada Batas Proporsi Berdasar Faktor yang Digunakan: a. Bentuk Pasak, b. Jumlah Pasak dan c.Bahan Pasak. Gambar 26 menunjukkan hasil yang menonjol pada perbedaan jumlah pasak yang digunakan, dimana semakin banyak pasak yang digunakan maka kemampuan menahan beban sampai batas proporsi semakin besar. Bentuk pasak bulat atau segiempat menghasilkan nilai yang berimbang, sementara pasak ulin memiliki rataan kemampuan terendah dibanding tiga jenis bahan pasak lainnya. Tabel 54. ANOVA Kemampuan Sistem Sambungan dalam Mencapai Batas Proporsi SV DB JK KR Fhitung F0.05 F0.01 Ulangan r-1=3 4.533.505 1.511.168 3,53 2,76 4,13 Perlakuan abc-1=23 219.401.425 9.539.192 22,30 1,7 2,12 A a-1=1 54.641 54.641 0,13 4 7,08 B b-1=2 173.714.246 86.857.123 203,05 3,15 4,98 C c-1=3 12.266.490 4.088.830 9,56 2,76 4,13 AB a-1b-1=2 4.194.578 2.097.289 4,90 3,15 4,98 AC a-1c-1=3 6.118.368 2.039.456 4,77 2,76 4,13 BC b-1c-1=6 12.020.914 2.003.486 4,68 2,23 3,08 ABC a-1b-1c-1=6 11.032.189 1.838.698 4,30 2,23 3,08 Galat abc-1r-1=69 29.516.004 427.768 Total abcr-1=95 253.450.934 Ket.: SV = Sumber variasi, DB = Derajat bebas, JK = Jumlah kuadrat, KR = Kuadrat rataan, = signifikan, = sangat signifikan