randomized design dengan perlakuan berupa variasi peletakan dalam batang bagian
bawah, tengah dan atas sesuai pengambilan contoh uji yang dilakukan. Model matematika bagi rancangan tersebut adalah:
Y
ij =
μ
+ i +
∑ij Dimana Yij = hasil observasi ke-j dari perlakuan ke-i
μ
= nilai harapan peubah random Y i = efek dari perlakuan ke-i
∑ij = galat percobaan yang terjadi karena adanya perlakuan ke-i yang dirandom pada ulangan ke-j.
Selanjutnya bila dari perhitungan analisis sidik ragam analysis of variance menunjukkan hal yang signifikan, perlu dilakukan uji beda nyata terkecil least
significant difference . Untuk taraf signifikansi
α uji lanjut tersebut dihitung dengan rumus Gomez dan Gomez, 1995:
LSD α = t Se
Dimana t = t-tabel Se = galat baku standard error
= √ Kuadrat Rataan GalatUlangan
2. Analisis sifat rekayasa kayu utuh
Analisis data sifat rekayasa kayu mangium dilaksanakan dengan menggunakan format Allowable Stress Design ASD, dengan menggunakan standar ASTM D-2915
2008 untuk memperoleh tegangan ijin allowable stress, dan format Load and Resistance Factor Design
LRFD dengan berpatokan pada ASTM D-5457 2008 untuk memperoleh nilai tahanan referensi reference resistance kayu mangium yang diteliti.
Disamping itu, analisis data juga dilakukan dengan mempergunakan format penentuan tegangan ijin menurut R-SNI tentang Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu
Indonesia 2002 guna mengetahui nilai E yang dimiliki oleh kayu mangium sebagai bahan struktural.
3. Pendugaan hubungan sifat dan kekuatan mangium
Pendugaan hubungan sifat kekuatan dibuat dengan menarik hubungan regresi antar parameter predictor terhadap parameter respon sesuai sifat mekanis yang ingin
diduga, meliputi beberapa hubungan berikut: a. Berat jenis ckbc terhadap sifat mekanis ckbc dan balok
b. Kecepatan gelombang ultrasonik dengan alat NDT Sylvatest-Duo terhadap modulus elastisitas baik ckbc dan balok dengan alat NDT Sylvatest Duo, MPK Panter dan
UTM Instron dan Shimadzu c. Nilai kekakuan MoE dan atau kekuatan lentur statis MoR dari suatu hasil
pengujian terhadap nilai MoE dan atau MoR hasil pengujian dengan metoda atau alat uji lainnya
4. Analisis sambungan kayu berpasak penahan geser a. Analisis terhadap perlakuan 13 sistem sambungan yang berbeda.
A
nalisis statistik tentang kemampuan sistem sambungan dengan perlakuan bentuk pasak dan pengencang yang berbeda disusun dalam ANOVA Analysis of
Variance melalui Desain Eksperimen Satu Faktor dalam Program Minitab versi 14, baik
bagi kemampuan sistem sambungan maupun sesaran yang terjadi pada titik beban maksimum maupun kemampuan pada batas proporsi. Bila ANOVA pada program
tersebut menunjukkan nilai F yang lebih besar dari P yang berarti perlakuan dalam bentuk jenis sambungan yang berbeda-beda dinyatakan berbeda signifikan sehingga perlu diuji
lebih lanjut guna mengetahui perlakuan yang mana saja yang signifikan.
Tabel 14. Jenis Perlakuan 13 Sistem Sambungan yang Berbeda Berdasar Bentuk Pasak dan Jenis Pengencang.
Perlakuan Bentuk Pasak
Bahan Pasak Pengencang
Perekat 1
- -
- Epoxy
2 -
- Baut
- 3
- -
Bambu -
4 Bulat
Mangium Bambu
- 5
Bulat Mangium
Plat klam -
6 Bulat
Mangium Baut
- 7
Bulat M. dipadatkan
Baut -
8 Bulat
Ulin Baut
- 9
Bulat Baja
Baut -
10 Segiempat
Mangium Baut
- 11
Segiempat M. dipadatkan
Baut -
12 Segiempat
Ulin Baut
- 13
Segiempat Baja
Baut -
Ukuran komponen sambungan bagi ke 13 sistem sambungan tersebut adalah sama, sehingga titik berat pengamatan adalah pada perbedaan kekuatan sistem
sambungan yang dipengaruhi oleh perlakuan sesuai kriteria Tabel 14 diatas.