1. Konsep diri merupakan hal yang dipelajari, 2. Sebagian besar pembelajaran ini berasal dari umpan balik significant others,
terutama orang tua, 3. Orang tua hadir sangat konsisten pada tahun-tahun permulaan yang penting
dari kehidupan anak, 4. Anak memiliki ketergantungan fisik, emosional, dan sosial pada orang tua,
sehingga orang tua berada pada posisi unik dalam mempengaruhi anak mempelajari mengenai dirinya.
Sears 1970 dalam Burns 1984 pada sebuah studi terhadap anak berusia 11 tahun menghubungkan konsep diri dengan ukuran keluarga yang kecil, urutan
lebih awal dalam posisi kelahiran di keluarga, dan kehangatan dari orang tua. Berdasarkan teori-teori konsep diri yang ditemukan, konsep diri pekerja anak
merupakan organisasi persepsi diri pekerja anak mengenai dirinya sendiri. SSE keluarga pekerja anak yang rendah dapat menyebabkan pekerja anak memiliki
konsep diri negatif.
2.1.2.3 Pengukuran Konsep Diri
Burns 1984 memaparkan bahwa terdapat dua metode umum yang bisa digunakan untuk mengukur konsep diri individu, yaitu dengan: a memberikan
kesempatan bagi individu bersangkutan untuk melaporkan dirinya sendiri dalam bentuk respon terhadap pernyataan-pernyataan mengenai konsep diri maupun
elemen spesifik dari konsep diri yang dimiliki, yang biasanya diberi kode agar dapat dilakukan penghitungan; b mengamati tingkah laku individu yang
dilakukan oleh seorang ataupun sejumlah pengamat eksternal. Enam metode
pelaporan diri yang dapat digunakan adalah: rating scales skala bertingkat,
dimana subyek merespon pernyataan-pernyataan yang umumnya diberi label
“tidak pernah”, “jarang”, “kadang-kadang”, “sering”, hingga “selalu”; check list,
dimana subyek mencocokkan kata sifat atau pernyataan-pernyataan yang
menggambarkan dirinya; Q sorts, yaitu penyortiran pernyataan-pernyataan mengenai konsep diri yang terdapat dalam kartu; unstructured and free response
method , dimana subyek diminta untuk menceritakan dirinya dengan melengkapi
kalimat atau menulis sebuah esai; projective techniques, yaitu metode yang
digunakan untuk mengukur konsep diri yang tidak disadari; wawancara yang
digunakan dalam konseling dan studi-studi psikoterapi. Puspasari 2007 dalam Pramuchtia 2008 memaparkan bahwa konsep
diri anak dan remaja dapat dilihat dari berbagai aspek konsep diri meliputi kemampuan fisik, penampilan fisik, hubungan dengan lawan jenis, hubungan
dengan teman yang berjenis kelamin sama, hubungan dengan orang tua, kejujuran dan kepercayaan terhadap orang lain, kestabilan emosi, kemampuan akademis,
dan konsep diri umum. Konsep diri kemampuan fisik didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mendeskripsikan dirinya dalam melakukan kegiatan
yang bersifat menguji kemampuan fisik. Konsep diri berkaitan dengan penampilan fisik merupakan deskripsi seseorang terhadap penampilan fisiknya.
Konsep diri dalam hubungan dengan lawan jenis dan teman berjenis kelamin sama merupakan deskripsi diri yang berkaitan dengan proses sosial dengan
lawan jenis dan teman yang berjenis kelamin sama. Konsep diri kestabilan emosi berkaitan dengan proses pengendalian emosi pada diri individu. Konsep diri
akademis umum merupakan konsep diri akan kemampuan akademis atau keberhasilannya di sekolah. Konsep diri umum merupakan generalisasi
pemahaman konsep diri tanpa spesifik melihat deskripsi khusus, yang digunakan untuk melihat kemampuan menghargai diri sendiri dan membangun rasa percaya
diri. Piers dan Harris 1964 dalam Burns 1984 mengembangkan sebuah
instrumen pengukuran konsep diri anak-anak dalam wilayah usia 8-16 tahun dengan menggunakan rating scale dengan bentuk pilihan jawaban “ya” dan
“tidak”. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan yang secara seimbang dibagi ke dalam bentuk-bentuk yang positif hingga negatif dan dalam refleksi-refleksi
konsep diri yang positif hingga negatif mencakup aspek penampilan fisik, tingkah laku sosial, status akademik, depresiasi, ketidakpuasan dan kepuasan terhadap
diri sendiri. Pengembangan skala dari dua pilihan jawaban “ya” dan “tidak menjadi skala pengukuran bertingkat lima dirasa tepat bagi pengembangan skala
Piers-Harris ini di masa mendatang Burns, 1984. Fitts 1955 dalam Burns 1984 mengembangkan instrumen pengukuran
konsep diri untuk usia 12 tahun ke atas menggunakan skala pengukuran
bertingkat lima. Instrumen ini terdiri dari dua subskala, yaitu subskala kritik diri dan subskala positif. Subskala positif terdiri atas 90 pernyataan yang secara
seimbang dibagi ke dalam pernyataan-pernyataan positif hingga negatif. Pernyataan-pernyataan tersebut menyajikan keseluruhan tingkatan harga diri.
Skor tinggi menggambarkan perasaan bernilai, memiliki harga diri, dan kepercayaan diri. Skor rendah mengindikasikan keraguan terhadap harga diri,
dengan subyek sebagai orang yang gelisah, depresi, tidak bahagia, dan kurang percaya diri. Subskala positif ini mengukur: a Identity identitas; b Self
satisfaction kepuasan diri – bagaimana persepsi individu terhadap apa yang
dirasakan mengenai dirinya; c Behaviour tingkah laku – bagaimana individu mempersepsikan tingkah laku dirinya sendiri; d Physical self diri fisik –
bagaimana individu memandang kesehatan, tubuh, dan penampilannya; e Moral ethical self
diri etis - bagaimana individu memandang nilai moral dirinya; f Personal self
diri pribadi – bagaimana individu menilai kecakapan dirinya sebagai sebuah pribadi; g Family self Diri keluarga – bagaimana individu
mempersepsikan dirinya mengacu pada orang-orang terakrab dan terdekatnya; h Social self
Diri sosial – bagaimana individu mempersepsikan dirinya mengenai kecakapannya dalam berinteraksi sosial dengan bermacam-macam orang.
Bledsoe 1964, 1967 dalam Burns 1984 mengembangkan instrumen pengukuran konsep diri untuk usia 7-16 tahun. Instrumen ini berisi tiga puluh
kata sifat yang akan diekspresikan oleh skala bertingkat tiga, untuk menunjukkan tiga kategori yaitu “nearly always”, “about half the time”, “just now and then”.
Ketiga puluh kata sifat yang dicantumkan menggambarkan dimensi evaluatif, potensi, dan aktivitas dari semantic differential untuk setiap sepuluh kata. Setiap
sepuluh kata sifat mengenai masing-masing dimensi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu enam kata sifat yang positif, sedang empat lainnya merupakan kata sifat
yang negatif. Instrumen ini dibagi menjadi dua bagian dengan kata sifat yang sama, bagian pertama diisi oleh subyek berdasarkan penilaian subyek terhadap
sifat yang dimilikinya, sedangkan bagian kedua diisi oleh subyek berdasarkan penilaian subyek mengenai bagaimana subyek menginginkan sifat tersebut ada
pada dirinya. Hal ini untuk melihat diskrepansi antara diri pribadi dan diri ideal individu.
Mengingat pekerja anak merupakan pekerja yang berusia di bawah 18 tahun, skala pengukuran konsep diri yang sesuai untuk digunakan adalah skala
Piers-Harris yang dimodifikasi. Pernyataan-pernyataan yang disusun dalam instrumen pengukuran konsep diri pekerja anak, meliputi aspek diri fisik, diri
pribadi, diri keluarga, diri sosial, dan kepuasan diri. Kelima aspek ini dianggap cukup mewakili konsep diri pekerja anak. Aspek status akademik dianggap tidak
perlu diukur karena pekerja anak memiliki latar belakang sebagai anak-anak putus sekolah.
2.1.3 Status Sosial Ekonomi