Definisi dan Pembentukan Konsep Diri

dengan waktu kerja tidak lebih dari 3 jam sehari, dalam kondisi dan lingkungan kerja yang tidak mengganggu perkembangan fisik, mental, sosial, dan waktu sekolah. Selain itu, tempat kerja bagi anak-anak yang bekerja bersama-sama orang dewasa harus dipisahkan. Asih 2007 dalam penelitiannya menemukan pekerja anak yang berada dalam karakteristik usia 9 sampai 15 tahun, yaitu usia Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Anak dikerahkan bekerja karena sumberdaya keluarga merupakan sumberdaya satu-satunya yang dimiliki warga miskin untuk bertahan hidup Baskara, 2010. Baskara 2010 menemukan adanya perbedaan secara psikososial antara anak yang bekerja dan yang tidak bekerja, yang terlihat dari cara bersikap, pola pikir, serta keadaan psikologis. Pekerja anak mengalami kedewasaan dini, pernikahan dini, perceraian dini, serta kurang mandiri akibat tidak dapat lepas dari campur tangan orang tua sebagai pengambil keputusan.

2.1.2 Konsep Diri

2.1.2.1 Definisi dan Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri merupakan suatu konseptualisasi yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri Burns, 1984. Raimy 1948 dalam Burns 1984 menyatakan bahwa konsep diri merupakan suatu sistem persepsi yang dipelajari, yang berfungsi sebagai suatu obyek di dalam lapangan persepsi. Senada dengan Raimy Rogers 1947 dalam Burns 1984 mengungkapkan bahwa konsep diri merupakan organisasi dari persepsi-persepsi diri. Kelly 1995 dalam Burns 1984 mengemukakan bahwa sebagai hasil dari pengalaman, masing-masing individu mengembangkan konsepsi-konsepsi diri yang kompleks, suatu jaringan dan hierarki dari struktur-struktur kognitif hingga ia sampai pada keputusan mengenai tingkah laku yang paling tepat digunakan dalam menghadapi situasi saat ini dan di masa depan. Konsep diri dapat dilihat dari aspek kemampuan fisik, penampilan fisik, hubungan dengan lawan jenis, hubungan dengan teman berjenis kelamin sama, hubungan dengan orang tua, kejujuran dan kepercayaan terhadap orang lain, kestabilan emosi, dan kemampuan akademis Puspasari, 2007 dalam Pramuchtia, 2008. Konsepsi-konsepsi diri berasal dari berbagai hal, lima hal yang tampak sangat penting, meskipun kepentingan relatifnya berbeda dalam masa yang berbeda sepanjang kehidupan adalah kesan tubuh, bahasa, umpan balik dari significant others , identifikasi model peran seks dan stereotip, serta pola asuh orang tua Burns, 1984. Konsep diri dapat relatif sentral atau periferal Sedikides, 1995 dalam Baron Byrne, 2004. Konsepsi diri sentral akan bertahan pada diri individu dalam situasi apapun, sedang konsepsi diri periferal dipengaruhi oleh manipulasi suasana hati. Dengan demikian orang yang berpikir bahwa dirinya sangat cerdas dan menarik sentral tetapi hanya sedang-sedang saja dalam kekuatan fisik periferal, akan tetap merasa sangat menarik dan cerdas ketika sedang sedih, namun akan kurang menghargai kemampuan fisiknya. Pembentukan persepsi-persepsi berasal dari tiga perspektif mengenai diri yaitu diri yang merupakan dasar diri, diri sosial, dan diri ideal Burns, 1984. Diri dasar adalah konsep pribadi apa adanya sebagaimana yang dipikirkan oleh individu itu sendiri. Diri sosial merupakan perspektif diri yang berasal dari penilaian-penilaian orang lain. Diri ideal adalah pribadi yang diharapkan individu ada pada dirinya. Semakin individu merasa dirinya mirip dengan seseorang yang ia anggap ideal, semakin bisa ia memenuhi kebutuhan sekundernya. Pembentukan konsep-konsep diri ini memudahkan interaksi sosial sehingga individu yang bersangkutan dapat mengantisipasi reaksi-reaksi orang lain. Adapun ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri merupakan hasil dari usaha individu untuk mempertahankan diri yang telah ada dari ancaman pengalaman-pengalaman yang tidak konsisten dengannya, mengarah pada persepsi memilih-milih dan distorsi atau penolakan pengalaman, karena pengalaman tersebut diinterpretasikan sebagai yang keliru sehingga tidak patut diikuti.

2.1.2.2 Konsep Diri Anak

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

0 35 131

EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DI SEKTOR NELAYAN(Studi Deskriptif Tentang Pekerja Anak di Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik)

0 3 2

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Eksploitasi Buruh Anak Pada Industri Kecil, Studi Kasus Pekerja Anak di Industri Alas Kaki, Desa Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

0 11 214

Konservasi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Trhadap Pelaku Konversi (Studi Kasus Di Desa Tegalwaru Dan bojong Rangkas Kecamatan Ciampea)

3 22 103

Densitas dan Perilaku Nyamuk (Diptera : Culicidae) Di Desa Bojong Rangkas Kabupaten Bogor

1 9 81

Peranan modal sosial dalam industri kecil tas di Desa Rojong Rangkas Kecamatan Ciampea- Bogor

0 3 77

Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung Di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

1 13 51

Hubungan Keberdayaan Usaha Industri Mikro Dan Kecil Dengan Pengembangan Ekonomi Lokal (Kasus: Industri Tas Di Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

1 14 102