Kerangka Pemikiran Dukungan sosial dan konsep diri pekerja anak (Studi pada Pekerja Anak di desa Bojong Rangkas, kecamatan Ciampea, kabupaten Bogor)

2.1.4.2 Pengukuran Dukungan Sosial

Menurut Sarason et al. 1987 dalam Anitaliza 1999 terdapat tiga cara pengukuran dukungan sosial, yaitu: 1 Perceived social support, yaitu penilaian subyektif yang dirasakan individu mengenai adatidaknya dukungan dari orang- orang di sekitarnya, 2 Social embededness, yaitu berdasarkan adatidaknya interaksi antara individu dengan orang lain di sekitar individu, dan 3 Enacted support , yaitu dengan memfokuskan pada seberapa sering perilaku dari orang- orang di sekitar individu yang dapat digolongkan ke dalam jenis dukungan sosial tanpa melihat adanya persepsi tentang dukungan sosial yang diterima individu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Konsep diri merupakan hal yang esensial bagi pembentukan tingkah laku manusia. Konsep diri memberikan kerangka tingkah laku bagi individu untuk mengantisipasi reaksi-reaksi orang lain di dalam interaksi sosial yang dilakukan. Konsep diri anak merupakan gambaran anak mengenai dirinya. Konsep diri memberikan gambaran mengenai penghargaan diri anak pada dirinya sendiri dan kemampuan anak membangun rasa percaya diri, yang penting dalam pencapaian keberhasilan di masa depan. Beberapa studi membuktikan bahwa SSE rendah menyebabkan individu memiliki konsep diri negatif. Penelitian Pramuchtia 2008 mengenai konsep diri anak jalanan menemukan bahwa SSE keluarga yang rendah merupakan hal yang paling mendasari munculnya anak jalanan. Sebagian besar anak-anak jalanan dengan SSE rendah dalam penelitian Pramuchtia 2008 ditemukan memiliki konsep diri yang positif. Tingkat pendidikan yang sebagian hanya menempuh pendidikan formal hingga Sekolah Dasar dan sebagian lain hingga Sekolah Menengah Pertama SMP ternyata tidak berpengaruh terhadap konsep diri yang dimiliki. Konsep diri positif anak jalanan tersebut yang merupakan pandangan, keyakinan, dan evaluasi positif anak jalanan terhadap dirinya, dimungkinkan berasal dari umpan balik positif orang-orang yang dihormatinya yang tidak dikaji dalam penelitian tersebut. Sebuah studi kasus lain mengenai anak jalanan yang dilakukan Astuti 1998, menunjukkan harga diri yang tinggi dimiliki oleh anak jalanan meskipun berasal dari keluarga dengan SSE rendah. Anak-anak jalanan tersebut merasa bebas, gembira, tidak malu dengan pekerjaan yang ditekuni, dan tetap optimis memandang masa depan. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa anak-anak jalanan mendapat dukungan dari saudara, orang tua, teman, sahabat, dan significant others. Bursteln n.d. memaparkan bahwa anak yang dibesarkan oleh orang tua dengan kasih sayang, kehangatan, dibanjiri pujian yang tulus untuk sekecil apapun perbuatan baiknya atau peningkatan yang ia capai, menjadi percaya diri pada kemampuannya untuk bangkit di setiap kegagalan. Pola asuh orang tua yang demikian dapat dikategorikan sebagai bentuk dukungan emosi dan dukungan penghargaan yang diterima anak. Dengan demikian konsep diri anak dengan SSE rendah yang positif, dapat berasal dari dukungan sosial yang mungkin diperolehnya dari orang tua, teman, atau significant others. Meskipun tidak mendapatkan dukungan instrumental yang kuat dari orang tuanya, jika dukungan emosi dan dukungan penghargaan yang diperoleh kuat, konsep diri positif dapat dimiliki. Fenomena pekerja anak yang lebih memilih putus sekolah dan bekerja dapat pula dijelaskan dengan teori konsep diri dan dukungan sosial Dianah, 2010. Pertama, pekerja anak memandang diri sudah cukup dalam tingkat pendidikan, karena merasa telah mampu membaca, menulis, dan sedikit berhitung yang oleh orang tua dianggap cukup sebagai bekal hidup di masa depan. Pandangan tersebut merupakan sebuah penerimaan dalam bentuk dukungan emosi dari orang tua atas apa yang dilakukan pekerja anak. Selanjutnya, dalam pergaulan, keputusan anak untuk putus sekolah dan membantu orang tua mencari nafkah menyebabkan pekerja anak bergaul dengan pekerja lainnya yang memiliki persepsi sama mengenai tingkat pendidikan. Dengan demikian dukungan informasi yang diperoleh pekerja anak hanya berasal dari orang tua, teman-teman sebaya, dan tetangga yang merupakan significant others . Kalaupun pekerja anak bergaul juga dengan orang di luar komunitas, orang-orang tersebut tidak akan banyak mempengaruhi konsep diri pekerja anak, karena konsep diri hanya dapat dipengaruhi oleh orang-orang yang dihormati. Konsep diri berasal dari tiga perspektif, yaitu diri dasar, diri sosial, dan diri ideal Burns, 1984. Perspektif diri dasar pekerja anak yang melihat diri sebagaimana adanya memungkinkan pekerja anak memiliki konsep diri rendah lantaran berasal dari keluarga dengan SSE rendah. Untuk itu penilaian orang lain yang positif perspektif diri sosial dapat membantu pekerja anak memiliki konsep diri positif. Status perkawinan orang tua ditemukan tidak berhubungan dengan alasan seorang anak bekerja Asih, 2007. Karenanya SSE keluarga yang dianggap dapat mempengaruhi konsep diri pekerja anak dapat dilihat dari karakteristik sosial ekonomi yang meliputi jumlah pendapatan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua. Dukungan sosial yang merupakan suatu bentuk dukungan dari orang di luar individu, dapat memberikan sumbangan bagi perspektif diri sosial pekerja anak untuk membentuk konsep diri positif. Jenis dukungan sosial dapat berupa dukungan instrumental, informasi, emosi, dan penghargaan Ellis dalam Effendi, 1993. Dukungan sosial yang didapatkan pekerja anak dapat membantunya memiliki konsep diri yang tinggi positif. Konsep diri pekerja anak dapat dilihat dari pandangannya mengenai diri fisik physical self, diri pribadi personal self, diri keluarga family self, diri sosial social self, dan kepuasan terhadap dirinya self satisfaction. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Ket: = berhubungan diuji = berhubungan tidak diuji SSE Keluarga  Jumlah Pendapatan orang tua  Tingkat Pendidikan orang tua Konsep Diri  Physical Self  Personal Self  Family Self  Social Self  Self Satisfaction Dukungan Sosial  Dukungan instrumental  Dukungan informasi  Dukungan emosi  Dukungan Penghargaan

2.3 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

0 35 131

EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DI SEKTOR NELAYAN(Studi Deskriptif Tentang Pekerja Anak di Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik)

0 3 2

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Eksploitasi Buruh Anak Pada Industri Kecil, Studi Kasus Pekerja Anak di Industri Alas Kaki, Desa Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

0 11 214

Konservasi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Trhadap Pelaku Konversi (Studi Kasus Di Desa Tegalwaru Dan bojong Rangkas Kecamatan Ciampea)

3 22 103

Densitas dan Perilaku Nyamuk (Diptera : Culicidae) Di Desa Bojong Rangkas Kabupaten Bogor

1 9 81

Peranan modal sosial dalam industri kecil tas di Desa Rojong Rangkas Kecamatan Ciampea- Bogor

0 3 77

Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung Di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

1 13 51

Hubungan Keberdayaan Usaha Industri Mikro Dan Kecil Dengan Pengembangan Ekonomi Lokal (Kasus: Industri Tas Di Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

1 14 102