Definisi dan Hak-Hak Anak

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pekerja Anak

Hidup dalam Status Sosial Ekonomi SSE rendah menuntut upaya ekstra bagi keluarga untuk dapat bertahan hidup dengan mengoptimalkan sumberdaya keluarga, salah satunya anak. Hal ini menyebabkan banyak anak harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Meski memiliki penghasilan sendiri di usia muda dapat menjadi suatu kebanggaan, namun membiarkan anak putus sekolah demi bekerja bukanlah hal yang bijak. Anak memiliki hak-hak yang harus dipenuhi untuk dapat melewati fase-fase perkembangan menuju kedewasaan dengan baik.

2.1.1.1 Definisi dan Hak-Hak Anak

Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1, menyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan http:tantrapuan.wordpress.com20090513undang-undang-republik-indonesia- nomor-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak. Aristoteles n.d. dalam Willis 2008 membagi fase perkembangan manusia ke dalam: masa kanak-kanak 0-7 tahun, masa anak sekolah 7-14 tahun, dan masa remajapuberteit 14-21 tahun. Jersild 1978 dalam Willis 2008 membagi fase-fase perkembangan menjadi: masa kanak-kanakearly childhood 1-5 tahun, masa anak-anakmiddle childhood 5-12 tahun, masa remajaadolescence 15-18 tahun, masa dewasa awalpre adulthood 18-25 tahun, dan seterusnya. Setiap anak memiliki potensi yang unik, yang bila dibina dan dikembangkan dengan benar dapat turut memberikan sumbangsih pada dunia, karenanya menjadi tantangan bagi orang tua dan pendidik untuk menyingkirkan hambatan yang menghalangi jalan anak menggapai impian Armstrong, n.d. dalam Ellys J., n.d.. Pada abad pertengahan terdapat berbagai pandangan lingkungan terhadap anak, antara lain sebagai miniatur orang dewasa, anak sebagai orang yang berdosa, anak sebagai kertas yang masih kosong tabularasa, anak sebagai tanaman yang tumbuh, anak sebagai milik, dan anak sebagai investasi orang tua, masyarakat, dan bangsa di masa depan Patmonodewo, 2003. Pandangan- pandangan tersebut kerap membuat anak diperlakukan sewenang-wenang tanpa diperhatikan hak-haknya. Tahun Internasional Anak yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tahun 1979 membantu mengarahkan perhatian dunia pada anak. Deklarasi PBB terhadap hak anak meliputi hak untuk: memperoleh kasih sayang, cinta, dan pengertian; mendapatkan gizi dan perawatan kesehatan; mendapatkan kesempatan bermain dan berekreasi; memiliki nama dan kebangsaan; mendapat perawatan khusus bila cacat; belajar agar menjadi warga negara yang berharga; hidup dalam kedamaian dan persaudaraan; tidak dibedakan dan didiskriminasikan Patmonodewo, 2003.

2.1.1.2 Tinjauan Hukum dan Psikososial Pekerja Anak

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

0 35 131

EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DI SEKTOR NELAYAN(Studi Deskriptif Tentang Pekerja Anak di Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik)

0 3 2

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Eksploitasi Buruh Anak Pada Industri Kecil, Studi Kasus Pekerja Anak di Industri Alas Kaki, Desa Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

0 11 214

Konservasi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Trhadap Pelaku Konversi (Studi Kasus Di Desa Tegalwaru Dan bojong Rangkas Kecamatan Ciampea)

3 22 103

Densitas dan Perilaku Nyamuk (Diptera : Culicidae) Di Desa Bojong Rangkas Kabupaten Bogor

1 9 81

Peranan modal sosial dalam industri kecil tas di Desa Rojong Rangkas Kecamatan Ciampea- Bogor

0 3 77

Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung Di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

1 13 51

Hubungan Keberdayaan Usaha Industri Mikro Dan Kecil Dengan Pengembangan Ekonomi Lokal (Kasus: Industri Tas Di Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

1 14 102