Mengingat pekerja anak merupakan pekerja yang berusia di bawah 18 tahun, skala pengukuran konsep diri yang sesuai untuk digunakan adalah skala
Piers-Harris yang dimodifikasi. Pernyataan-pernyataan yang disusun dalam instrumen pengukuran konsep diri pekerja anak, meliputi aspek diri fisik, diri
pribadi, diri keluarga, diri sosial, dan kepuasan diri. Kelima aspek ini dianggap cukup mewakili konsep diri pekerja anak. Aspek status akademik dianggap tidak
perlu diukur karena pekerja anak memiliki latar belakang sebagai anak-anak putus sekolah.
2.1.3 Status Sosial Ekonomi
2.1.3.1 Definisi Status Sosial Ekonomi
Masalah sosial ekonomi menjadi masalah yang penting untuk dikaji, mengingat manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari interaksi
dengan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sisi lain manusia memerlukan perbaikan taraf ekonomi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Aspek
sosial ekonomi juga mempengaruhi pendominasian manusia terhadap sumberdaya alam dan bahkan manusia lainnya. Rendahnya SSE yang sering
disebut sebagai masalah kemiskinan sering menjadikan manusia termarjinalkan dan dalam kehidupan keluarga masalah kemiskinan dapat menimbulkan masalah-
masalah baru. Adapun karakteristik sosial ekonomi keluarga meliputi jumlah anggota keluarga, status perkawinan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan
jumlah pendapatan Dianah, 2010. Ellis dalam Effendi 1993 menyatakan bahwa kemiskinan dapat
diidentifikasi dalam dimensi ekonomi, sosial, dan politik. Kemiskinan ekonomi dilihat dari pendapatan dan kebutuhan. Jika pendapatan seseorang atau rumah
tangga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum atau dibawah Upah Minimum Regional UMR, rumah tangga tersebut dapat digolongkan sebagai
rumah tangga miskin dengan kategori miskin absolut. Seseorang atau suatu rumah tangga yang telah dapat mencukupi kebutuhan dasarnya atau memiliki
pendapatan di atas atau sama dengan UMR dapat pula dikategorikan miskin jika ternyata pendapatannya tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan fisik
minimum yang biasa dipenuhi oleh masyarakat pendidikan, kesehatan, dan lain- lain. Konsep ini disebut kemiskinan relatif. Pada dimensi sosial, kemiskinan
diartikan sebagai kekurangan jaringan sosial dan struktur yang mendukung untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Jika faktor penghambat
untuk mendapatkan kesempatan berasal dari luar kemampuan orang tersebut, maka disebut kemiskinan struktural. Lain halnya dengan kemiskinan politik yang
dinilai dari derajat akses seseorang terhadap kekuasaan power. Rendahnya SSE keluarga menimbulkan berbagai fenomena, seperti
meningkatnya jumlah kasus kriminalitas, pekerja anak, dan anak jalanan Dianah, 2010. Asih 2007 mengungkapkan bahwa faktor karakteristik sosial ekonomi
keluarga meliputi jumlah anggota keluarga, status perkawinan orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua menjadi faktor yang saling terkait
dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dalam menjelaskan penyebab seorang anak dalam rumah tangga miskin bekerja. Menariknya Asih
2007 melaporkan bahwa semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, semakin banyak sumber daya keluarga anak yang dikerahkan untuk bekerja. Dari
beberapa karakteristik ekonomi yang diuji, status perkawinan orang tua ditemukan tidak berhubungan dengan alasan seorang anak bekerja, namun
pendapatan orang tualah yang berhubungan dengan alasan seorang anak bekerja. Mengingat pekerja anak masih di bawah tanggung jawab orang tua, SSE keluarga
pekerja anak diukur dari karakteristik sosial ekonomi keluarga meliputi tingkat pendidikan orang tua, dan tingkat pendapatan orang tua.
2.1.3.2 Upah Minimum Regional