6.2.1 Pendidikan Pekerja Anak
Industri tas dan dompet di Desa Bojong Rangkas tidak menjadikan tingkat pendidikan sebagai syarat penerimaan. Sembilan Puluh Tujuh persen pekerja
anak di Industri tas dan dompet Desa Bojong Rangkas berpendidikan rendah, yaitu enam belas orang berpendidikan akhir SD dan lima belas orang
berpendidikan akhir SMP. Hanya satu pekerja anak 3 persen yang berpendidikan tinggi, yaitu tamatan SMA.
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa persentase pekerja anak dengan konsep diri positif yang berpendidikan SD dan SMP sama, yaitu 48 persen.
Pekerja anak dengan konsep diri positif yang berpendidikan tinggi hanya satu persen. Dalam Tabel 4 juga diketahui bahwa sebagian besar pekerja anak yang
memiliki konsep diri negatif adalah pekerja anak yang bersekolah hingga SD. Pada tingkat pendidikan yang semakin tinggi, jumlah pekerja anak yang memiliki
konsep diri negatif semakin kecil. Namun semakin tinggi pendidikan pekerja anak tidak selalu membuat konsep dirinya semakin positif. Dengan demikan
tingginya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi konsep diri pekerja anak.
Tabel 4. Jumlah dan Persentase Pekerja Anak di Desa Bojong Rangkas Menurut Konsep Diri dan Pendidikan Pekerja Anak Tahun 2010
Pendidikan Terakhir Konsep Diri
Positif Negatif Jumlah
Persentase Jumlah Persentase SD 12
48 4
57,1 SMP 12
48 3
42,9 SMA 1
4 Total 25
100 7
100
6.2.2 Pendidikan Orang Tua Pekerja Anak
Tingkat pendidikan pekerja anak tidak jauh berbeda dengan tingkat pendidikan orang tua. Mengingat ayah dan ibu pekerja anak sama-sama
berpendidikan rendah, penulis sengaja mengambil data pendidikan ayah sebagai kepala keluarga mewakili orang tua, untuk dibandingkan dengan konsep diri
pekerja anak Tabel 5. Delapan belas pekerja anak memiliki orang tua yang berpendidikan terakhir SD, sedangkan empat belas lainnya SMP. Sebagian besar
pekerja anak yang konsep dirinya positif memiliki orang tua yang berpendidikan akhir SD. Sebagian besar pekerja anak yang konsep dirinya negatif memiliki
orang tua yang berpendidikan akhir SD. Dengan demikian tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan konsep diri pekerja anak.
Tabel 5. Jumlah dan Persentase Pekerja Anak di Desa Bojong Rangkas Menurut Konsep Diri dan Pendidikan Orang tua Tahun 2010
Pendidikan Terakhir Konsep Diri
Positif Negatif Jumlah Persentase Jumlah Persentase
SD 14 56,0
4 57,1
SMP 11 44,0
3 42,9
Total 25 100,0
7 100,0
Sebagian pekerja anak, baik yang berpendidikan terakhir SD, SMP, maupun SMA memiliki konsep diri positif. Pekerja anak, baik yang pendidikan
terakhir ayahnya SD maupun SMP juga sebagian besar memiliki konsep diri positif. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa tingginya tingkat pendidikan
tidak mempengaruhi konsep diri pekerja anak. Hal ini dapat disebabkan salah satunya oleh tidak adanya perbedaan upah kerja antara lulusan SD, SMP, dan
SMA. Industri tas dan dompet di Desa Bojong Rangkas menentukan upah pekerja berdasarkan pengalaman kerja yang dimiliki dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Semakin lama pengalaman pekerja anak pada industri tas dan dompet, semakin tinggi upah yang diberikan.
Tidak ditemukannya perbedaan konsep diri antara pekerja anak yang ayahnya berlatar belakang pendidikan SD dan SMP menunjukkan bahwa
pendidikan tidak menjadi prioritas keluarga pekerja anak. Pandangan keluarga terhadap pendidikan memberikan sumbangan besar bagi pembentukan diri ideal
pekerja anak terkait dengan pendidikan. Diri ideal juga dapat dibentuk oleh pandangan masyarakat sekitar. Dalam kehidupan masyarakat Desa Bojong
Rangkas, berhenti sekolah untuk bekerja membantu orang tua merupakan hal yang lumrah, sehingga tidak berdampak negatif pada konsep diri pekerja anak.
6.3 Konsep Diri Pekerja Anak Berdasarkan Pendapatan