Pendapatan Orang Tua Pekerja Anak

dipandang hanya akan menghabiskan banyak biaya, sehingga pekerja anak memilih bekerja agar mereka dapat menghasilkan uang untuk membantu perekonomian keluarga. Gambar 4. Distribusi Pekerja Anak Menurut Tingkat Pendidikan, Desa Bojong Rangkas, 2010 50 44 6 SD SMP SMA Berdasarkan data yang diperoleh, enam belas pekerja anak mengenyam pendidikan hingga SD, satu diantaranya hanya bersekolah hingga kelas empat SD, satu orang bersekolah hingga kelas lima SD, sedang empat belas lainnya menamatkan SD. Empat belas pekerja anak mengenyam pendidikan hingga SMP, dua diantaranya sempat menjadi siswa SMA selama satu tahun kemudian berhenti, tiga berhenti sekolah di kelas dua SMP, dan lainnya menamatkan SMP. Dua pekerja anak telah menamatkan SMA. Gambar 4 menunjukkan bahwa 94 persen pekerja anak memiliki tingkat pendidikan rendah, hanya enam persen pekerja anak yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, yaitu tamat SMA. Pekerja anak yang berpendidikan tinggi tidak mendapatkan upah yang lebih tinggi dari yang berpendidikan lebih rendah karena penentuan upah dilakukan berdasarkan pengalaman kerja. Dalam keluarga pekerja anak, anak tidak selalu memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari orang tua. Keterampilan membaca, menulis, dan berhitung dianggap cukup sebagai bekal hidup, sehingga berpendidikan tinggi tidak dianggap suatu keharusan dalam keluarga pekerja anak.

5.3 Pendapatan Orang Tua Pekerja Anak

Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 561Kep.1665- Bangsos2009, Upah Minimum Regional UMR Kabupaten Bogor ditetapkan Rp 1.056.914,- per bulan. Keputusan tersebut berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010. Rumah tangga yang memiliki pendapatan dibawah UMR, digolongkan sebagai rumah tangga miskin dengan kategori miskin absolut Ellis n.d. dalam Effendi, 1993. Karenanya UMR dijadikan acuan untuk menentukan SSE keluarga pekerja anak, yaitu untuk menspesifikasikan pendapatan orang tua pekerja anak Gambar 5. Gambar 5. Distibusi Pekerja Anak Menurut Jumlah Pendapatan Orang Tua, Desa Bojong Rangkas, 2010 50 31 19 Rp 350.000,- Rp 350.000,- s.d Rp 700.000,- Rp 701.000,- s.d Rp 1.000.000,- Mengingat seluruh ibu pekerja anak adalah ibu rumah tangga, maka pendapatan orang tua yang dimaksud adalah pendapatan ayah selama satu bulan bekerja. Seluruh pekerja anak memiliki orang tua yang berpendapatan dibawah UMR Kabupaten Bogor, yaitu kurang dari atau sama dengan 1.000.000 rupiah. Pola nafkah dalam rumah tangga orang tua pekerja anak sama, dimana ayah menjadi tulang punggung keluarga dan ibu menjadi ibu rumah tangga. Hal ini pun terjadi pada keluarga seorang pekerja anak laki-laki yang ayahnya telah wafat, dimana ibu tetap tidak bekerja, namun anak bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Padahal jika ibu mau ikut mencari nafkah, ibu dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga, sehingga anak tidak perlu bekerja dan putus sekolah. Mata pencaharian orang tua pekerja anak beragam Gambar 6. Sebagian besar bermatapencaharian sebagai pengrajin tas, baik sebagai karyawan tetap di industri-industri tas dan dompet, maupun sebagai pekerja lepas, yang mengerjakan pesanan tas dan dompet di rumah. Mata pencaharian orang tua pekerja anak terbanyak kedua adalah buruh bangunan, dimana ada atau tidaknya pekerjaan bergantung pada ada atau tidaknya proyek bangunan. Tidak ada satupun orang tua pekerja anak yang bekerja diluar kota selain buruh bangunan, itupun hanya jika ada proyek bangunan di luar kota. Hal tersebut menunjukkan akses informasi orang tua pekerja anak yang terbatas, karena lingkungan kerja mereka sama dengan lingkungan tempat tinggal. Gambar 6. Distribusi Pekerja Anak Menurut Mata Pencaharian Orang Tua, Desa Bojong Rangkas, 2010 3 9 3 31 42 3 9 Buruh Tani Pedagang Montir Buruh Bangunan Pengrajin tas Tukang ojek Supir angkot

5.4 Kondisi Kerja dan Pendapatan Pekerja Anak

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

0 35 131

EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DI SEKTOR NELAYAN(Studi Deskriptif Tentang Pekerja Anak di Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik)

0 3 2

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Eksploitasi Buruh Anak Pada Industri Kecil, Studi Kasus Pekerja Anak di Industri Alas Kaki, Desa Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

0 11 214

Konservasi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Trhadap Pelaku Konversi (Studi Kasus Di Desa Tegalwaru Dan bojong Rangkas Kecamatan Ciampea)

3 22 103

Densitas dan Perilaku Nyamuk (Diptera : Culicidae) Di Desa Bojong Rangkas Kabupaten Bogor

1 9 81

Peranan modal sosial dalam industri kecil tas di Desa Rojong Rangkas Kecamatan Ciampea- Bogor

0 3 77

Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung Di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

1 13 51

Hubungan Keberdayaan Usaha Industri Mikro Dan Kecil Dengan Pengembangan Ekonomi Lokal (Kasus: Industri Tas Di Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

1 14 102