BAB VIII. ANALISIS JALUR STRUKTURAL
Analisis jalur struktural atau structural path analysis SPA digunakan untuk menganalisis jalur transmisi dari adanya injeksi shock yang terjadi pada
suatu neraca dalam penelitian ini sektor konstruksi jalan dan jembatan sampai kepada neraca tujuan neraca rumahtangga dalam kerangka SAM Social
Accounting Matrix. Dalam penelitian ini, jalur transmisi yang dianalisis dibatasi hanya pada transmisi yang memberikan besaran jalur struktural dampak
langsung direct effect yang cukup signifikan yaitu diatas nilai 0.1 persen. Berdasarkan pengolahan dengan menggunakan program MATS Matrix Accounts
Transformation System diperoleh hasil bahwa analisis SPA pada sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera memberikan dampak langsung direct
effect diatas 0.1 persen terhadap rumahtangga di Sumatera maupun rumahtangga di Jawa-Bali. Sementara itu shock terhadap sektor konstruksi jalan dan jembatan
di Jawa-Bali hanya memberikan dampak signifikan pada rumahtangga di Jawa- Bali saja nilai direct effect diatas 0.1 persen, sedangkan dampak terhadap
rumahtangga di Sumatera sangat kecil dibawah 0.1 persen.
8.1. Analisis Jalur Struktural Pulau Sumatera
Structural Path Analysis SPA dilakukan pada sektor kontruksi jalan dan jembatan SP-21 untuk meneliti dampaknya terhadap kelompok rumahtangga di
Sumatera. Berdasarkan analisis pada lampiran 29, pengaruh global tertinggi sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera diterima oleh rumahtangga pengusaha
golongan rendah di desa RT5 dengan nilai sebesar 0.175. Alur pengaruh tersebut dapat dideteksi sebesar 68.0 persen, dimana sebagian besar bergerak melalui
faktor produksi tenaga kerja TK1 dengan nilai 39.3 persen.
172
Alur lain yang memiliki persentase pengaruh global tertinggi adalah melalui faktor produksi modal TK2 yaitu sebesar 7.6 persen. Alur yang melalui sektor
perdagangan, restoran dan hotel SP23 kemudian dilanjutkan melalui faktor produksi tenaga kerja TK1 hanya sebesar 6 persen. Selanjutnya alur yang
melalui sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan, barang dari logan dan industri lainnya SP18 kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja TK1
sebesar 3.1 persen. Dari analisis ini dapat dilihat bahwa akibat shock sektor konstruksi jalan dan jembatan sebagian besar langsung mempengaruhi faktor
produksi yaitu tenagakerja dan selanjutnya ke institusi rumahtangga yang merupakan pemilik faktor produksi.
Pengaruh global terbesar berikutnya diterima oleh rumahtangga golongan rendah di kota RT7 dan rumahtangga golongan atas di desa RT6 dengan nilai
masing-masing sebesar 0.116 dan 0.113. Pengaruh yang diterima rumahtangga golongan rendah di kota dapat dideteksi sebesar 61,5 persen, sebagian besar
melalui alur faktor produksi tenagakerja TK1 sebesar 39.1 persen dan faktor produksi modal TK2 sebesar 7.9 persen. Sementara itu, pengaruh yang diterima
oleh rumahtangga golongan atas di desa RT6 dapat dideteksi sebesar 65.1 persen. Sama halnya dengan golongan rumahtangga di atas, sebagian besar alur
melalui faktor produksi tenagakerja, yaitu sebesar 36.3 persen dan melalui faktor produksi modal TK2 sebesar 10.6 persen. Alur yang diterima oleh rumahtangga
golongan rendah di kota maupun golongan atas di kota melalui sektor produksi seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel SP23 kemudian melalui faktor
produksi tenagakerja TK1 memiliki nilai masing-masing 6.0 persen dan 5.6 persen. Sedangkan yang melalui sektor produksi lain seperti sektor pertambangan
dan penggalian, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan, barang dari
173
logam dan industri lainnya, sektor indusri kimia pupuk, hasil dari tanah liat dan semen, sektor transportasi dan komunikasi nilainya dibawah 3 persen.
Jalur struktural akibat investasi konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera dapat
digambarkan sebagai berikut:
SP19 SP18
RT6 SP14
SP23 SP24
SP25
0.113
TK2 TK1
d
SP21 TK2
SP19 TK1
RT4 SP23
S24 SP18
0.10
b
SP17 SP14
RT5 SP13
SP18 SP19
SP22 SP23
SP24 SP25
0.175
c
TK2 TK1
SP21 TK1
RT3
0.022
a
SP21 SP21
Gambar 41. Diagram Jalur Struktural Sektor Konstruksi Jalan dan Jembatan di Sumatera terhadap Rumahtangga Sumatera Tahun 2007
Keterangan: - TK1
= Tenagakerja Sumatera - TK2
= Bukan tenagakerja kapital Sumatera - RT3
= Rumahtangga buruh tani Sumatera - RT4
= Rumahtangga pengusaha tani Sumatera - RT5
= Rumahtangga golongan rendah di desa Sumatera - RT6
= Rumahtangga golongan atas di desa Sumatera - RT7
= Rumahtangga golongan rendah di kota Sumatera - RT8
= Rumahtangga golongan atas di kota Sumatera - SP13
= Sektor kehutanan dan perburuan Sumatera - SP14
= Sektor pertambangan dan penggalian lainnya Sumatera - SP17
= Sektor industri kayu dan barang dari kayu Sumatera - SP21
= Sektor konstruksi jalan dan jembatan Sumatera - SP22
= Sektor konstruksi non jalan dan jembatan Sumatera - SP23
= Sektor perdagangan, restoran dan hotel Sumatera - SP24
= Sektor transportasi dan komunikasi Sumatera - SP25
= Sektor bank dan asuransi Sumatera Shock pada sektor konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera juga
mempunyai pengaruh global pada rumahtangga di Jawa-Bali Lampiran 30. Pengaruh tersebut diterima oleh rumahtangga pengusaha tani RT30, pengusaha
golongan rendah di kota RT33 dan pengusaha golongan atas di kota RT34.
TK2 SP23
SP19 RT8
SP18 TK1
0.083
f
SP21 RT7
SP18 TK1
0.116
e
SP18 SP23
TK2 SP24
SP21
Pengaruh global terbesar diterima oleh rumahtangga golongan rendah di kota RT33 dengan nilai sebesar 0.109. Alur pengaruh tersebut dapat dideteksi sebesar
11.6 persen, dimana sebagian besar begerak melalui sektor perdagangan, restoran dan hotel SP49 kemudian melalui faktor produksi tenagakerja yang bekerja pada
sektor perdagangan, restoran dan hotel, dan akhirnya diterima oleh rumahtangga. Alur lainnya adalah sektor bank dan asuransi SP51 melalui faktor produksi
modal. Injeksi yang diberikan pada sektor jalan dan jembatan di Sumatera akan diterima rumahtangga Jawa-Bali bukan langsung melalui tenagakerja, namun
melalui sektor perdagangan, restoran dan hotel. Keadaan ini menunjukkan bahwa sektor prasarana jalan di Sumatera selain
menggunakan tenagakerja di Sumatera, juga melakukan “impor” tenagakerja dan kapital dari pulau Jawa-Bali yang pada gilirannya juga berdampak pada
rumahtangga Jawa-Bali sebagai pemilik faktor produksi. Selanjutnya jalur struktural akibat investasi konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera terhadap
rumahtangga di Jawa-Bali dapat digambarkan sebagai berikut:
TK28 SP44
TK27 RT33
TK2
SP49
SP51
0.109
b
TK28
SP49
SP51
TK27 RT30
a
SP21 SP21
0.08
Gambar 42. Diagram Jalur Struktural Sektor Konstruksi Jalan dan Jembatan di Sumatera terhadap Rumahtangga Jawa-Bali Tahun 2007
Keterangan: -
TK27
=
Tenagakerja Jawa-Bali
-
TK28
=
Bukan tenagakerja kapital Jawa-Bali
-
RT30
=
Rumahtangga pengusaha tani Jawa-Bali
-
RT33
=
Rumahtangga golongan rendah kota Jawa-Bali
-
RT34
=
Rumahtangga golongan atas kota Jawa-Bali
-
SP44
=
Sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan, barang dari logam dan industri lainnya Jawa-Bali
-
SP49
=
Sektor perdagangan, restoran dan hotel Jawa-Bali
-
SP51
=
Sektor bank dan asuransi
8.2. Analisis Jalur Struktural Pulau Jawa-Bali