Membangun Konstruksi Model IRSAMJASUM 2007

114 Dalam penelitian ini, alokasi dana yang di investasikan untuk penanganan jalan dan jembatan, baik sebagai biaya fisik langsung untuk konstruksi seperti pada capasity expansion dan preservasi, maupun biaya non fisik seperti biaya perencanaan, supervisi, dukungan peralatan, programming, atau biaya lain yang terkait dengan penanganan jalan dan jembatan merupakan pengeluaran publik dipandang sebagai investasi yang menghasilkan revenue baik secara langsung melalui reduksi biaya operasional kendaraan dan nilai waktu tempuh maupun tidak langsung dengan penyediaan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan rumahtangga mempercepat pertumbuhan daerah dan lain-lain. Investasi infrastruktur jalan nasional pada masing-masing provinsi di Sumatera dan Jawa-Bali di kumpulkan sejak tahun 2007 sampai tahun 2010. Sumber data berasal dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum ataupun sumber data lain yang relevan. Nilai investasi infrastruktur jalan dan jembatan masing-masing provinsi selanjutnya dijumlahkan untuk Sumatera dan Jawa-Bali. Lalu dihitung kenaikan investasi tahun 2008, 2009 dan 2010 terhadap tahun dasar 2007. Pengeluaran dalam pembiayaan konstruksi jalan dan jembatan oleh pemerintah adalah sebagai investasi untuk barang modal sehingga shock investasi infrastruktur jalan dan jembatan dilakukan pada neraca kapital eksogen pada kolom pengeluaran pada kerangka IRSAMJASUM 2007.

4.2. Membangun Konstruksi Model IRSAMJASUM 2007

Konstruksi IRSAMJASUM 2007 dibangun melalui dua pentahapan kegiatan yang berurutan sequence stages, tahap pertama adalah menentukan klasifikasi IRSAMJAMUM 2007 dan tahap selanjutnya membangun konstruksi model IRSAMJASUM 2007. 115 Klasifikasi IRSAMJASUM 2007 tahap pertama dilakukan dengan menyiapkan input data yang dibutuhkan untuk setiap blok neraca pada wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Neraca endogen terdiri dari blok faktor produksi, blok neraca institusi, dan blok sektor produksi. Blok faktor produksi terdiri dari 2 neraca yaitu 1 blok neraca tenagakerja labor, dan 1 blok neraca bukan tenagakerja modal kapital. Neraca institusi disusun menjadi 8 blok neraca yang terdiri dari 6 tipe rumahtangga yaitu rumahtangga buruh tani, rumahtangga pengusaha tani, rumahtangga pengusaha non-pertanian golongan rendah di desa, rumahtangga pengusaha non-pertanian golongan atas di desa, rumahtangga pengusaha non-pertanian golongan rendah di kota, dan rumahtangga pengusaha non-pertanian golongan atas di kota, lalu ditambah 1 blok neraca perusahaan swasta dan 1 blok neraca pemerintah. Blok neraca sektor produksi lapangan usaha terdiri dari 16 sektor yang diperoleh setelah melakukan agregasi beberapa sektor pada tabel IRIO tahun 2005 yang disesuaikan dengan kebutuhan. Mengingat konsentrasi penelitian adalah konstruksi jalan dan jembatan, maka sektor konstruksi di disagregasi menjadi 2 sektor yaitu sektor jalan dan jembatan serta sektor non-jalan dan jembatan. Konstruksi jalan dan jembatan dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai seluruh alokasi anggaran biaya yang terkait untuk penanganan jalan dan jembatan nasional di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali termasuk biaya pelaksanaan fisik serta biaya perencanaan dan pengawasan, yang dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN maupun bantuan luar negeri loan. Sektor konstruksi non jalan dan jembatan meliputi jalan dan jembatan nasional nasional diluar Sumatera dan Jawa-Bali, jalan provinsi dan kabupaten kota non nasional, bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, prasarana pertanian, 116 pelabuhan, bangunan untuk instalasi listrik, gas dan air dan komunikasi, dan bangunan lainnya. Nilai konstruksi non jalan dan jembatan adalah selisih nilai konstruksi total dikurangi dengan nilai konstruksi jalan dan jembatan. Sektor industri tidak di agregasi karena menjadi salah satu fokus analisis dalam penelitian ini. Sektor produksi dapat dibagi 4 kelompok besar yaitu: 1. Sektor pertanian meliputi sub-sektor tanaman pangan dan tanaman lainnya, sub-sektor peternakan dan perikanan, sub-sektor kehutanan dan perburuan. 2. Sektor pertambangan dan penggalian lainnya. 3. Sektor industri pengolahan meliputi sub-sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sub-sektor industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit, sub- sektor industri kayu dan barang-barang dari kayu, sub-sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan, barang dari logam dan industri lainnya, dan sub- sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen. 4. Sektor jasa meliputi sub-sektor listrik, gas, dan air bersih, sub-sektor konstruksi jalan dan jembatan, sub-sektor konstruksi non jalan dan jembatan, sub-sektor perdagangan, restoran dan hotel, sub-sektor transportasi darat, udara, air dan komunikasi, sub-sektor bank dan asuransi, sub-sektor jasa pemerintah dan jasa lainnya. Berdasarkan uraian diatas, blok neraca endogen IRSAMJASUM 2007 yang akan dibangun terdiri dari 26 blok neraca yang berasal dari 2 neraca faktor produksi, 8 neraca institusi dan 16 neraca sektor produksi. Neraca eksogen terdiri atas 6 blok yaitu pajak tak langsung, subsidi, pemerintah pusat, neraca kapital, the rest of Indonesia ROI dan rest of the world ROW. Rest of Indonesia ROI mewakili daerah lain Indonesia diluar tidak termasuk Jawa-Bali dan Sumatera, sedangkan Rest of the world ROW mewakili luar negeri luar Indonesia. 117 Berdasarkan neraca endogen dan eksogen yang sudah ditentukan, jumlah klasifikasi IRSAMJASUM 2007 untuk Jawa-Bali dan Sumatera adalah 58 blok, berasal dari 26 x 2 + 6. Ini berarti model IRSAMJASUM 2007 berupa matrik ukuran 58 x 58 yang disusun dengan klasifikasi seperti lampiran 6. Tahap kedua membangun konstruksi model IRSAMJASUM 2007 dengan dua langkah step. Step pertama adalah melakukan up-dating dari IRIO Indonesia tahun 2005 menjadi IRIOJASUM tahun 2007 setelah diubah sebelumnya menjadi IRIOJASUM tahun 2005. Lampiran 7 menunjukkan IRIO Indonesia tahun 2005 sebagai benchmark terdiri dari 35 sektor produksi dan 5 region yaitu Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur. Tabel IRIO Jawa-Bali dan Sumatera tahun 2005 IRIOJASUM 2005 dibentuk dengan agregasi sektor produksi menjadi 15 sektor dan penggabungan region menjadi 3 wilayah yaitu Sumatera, Jawa-Bali dan the rest of Indonesia ROI. Selanjutnya berdasarkan IRIOJASUM tahun 2005 disusun IRIO JASUM tahun 2007. Penyusunan IRIO JASUM 2007 dilakukan dengan beberapa tahapan: 1. Indikator-indikator makroekonomi tahun 2007 digunakan sebagai data dasar untuk melakukan proses up-dating pada IRIOJASUM 2007. Data dasar tersebut antara lain PDRB menurut provinsi, sisi sektoral maupun sisi penggunaan. Berdasarkan PDRB sisi penggunaan, diperoleh data alokasi konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, investasi serta ekspor impor yang diperoleh secara agregat menurut wilayah Jawa-Bali, Sumatera dan ROI tahun 2007. Berdasarkan PDRB sisi sektoral, dapat diperoleh data alokasi nilai tambah berbagai sektor di Jawa-Bali, Sumatera dan ROI tahun 2007. 2. Disagregasi terhadap sektor komoditi dilakukan berdasarkan klasifikasi IRIO JASUM 2007 dengan menggunakan berbagai data sekunder antara lain: 118 a. Disagragasi permintaan akhir konsumsi rumahtangga menggunakan data SUSENAS 2007. b. Disagregasi konsumsi pemerintah dengan menggunakan data laporan keuangan pemerintah pusat dan propinsi. c. Disagragasi pembentukan modal tetap bruto PMTB, ekspor dan impor menggunakan struktur IRIOJASUM tahun 2005. d. Total biaya input antara masing-masing sektor dan total alokasi biaya antara masing-masing komoditi menggunakan IRIOJASUM tahun 2005. e. Disagregasi biaya antara, input primer serta output konstruksi dilakukan dengan memecah output dan input antara menjadi sektor konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi non jalan dan jembatan disesuaikan dengan klasifikasi IRIOJASUM 2007 dengan menggunakan alokasi data yang dikumpulkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum, dan hasil survei statistik konstruksi yang dilakukan oleh BPS. 3. Lakukan proses RAS pada struktur biaya antara hasil perhitungan 1 dan 2. 4. Rekonsiliasi selanjutnya dilakukan untuk mengkontrol hasil RAS dengan berbagai data tahun 2007 yang diperoleh dan dilakukan penyesuaian adjustment terhadap berbagai isian sel hasil up-dating IRIOJASUM 2007 dengan menggunakan berbagai sumber data, sehingga menghasilkan IRIOJASUM 2007 yang seimbang total input = total output. Step kedua adalah menyusun IRSAMJASUM 2007 yaitu dengan melakukan pengisian sel-sel transaksi dan perhitungan pada kerangka tabel IRSAMJASUM 2007 dengan kerangka data tabel IRIOJASUM 2007 yang sudah seimbang dengan mengacu pada struktur SAM Inter-regional dan Klasifikasi IRSAMJASUM 2007 tabel 8. Penghitungan IRSAMJASUM tahun 2007 adalah sebagai berikut: 119 1. Hasil penghitungan IRIOJASUM 2007 digunakan sebagai dasar untuk penghitungan IRSAMJASUM 2007. 2. Isi sel-sel IRSAMJASUM 2007 yang terkait faktor produksi upah gaji tenaga kerja, sektor produksi konsumsi antara, konsumsi akhir rumah tangga dan pemerintah daerah, pajak tidak langsung, subsidi dan neraca kapital. 3. Sesuai golongan rumahtangga menurut klasifikasi IRSAMJASUM 2007, dilakukan disagregasi institusi rumahtangga dengan menggunakan data SUSENAS 2007 menurut langkah-langkah berikut: a. Konsumsi rumahtangga menurut wilayah dan golongan rumahtangga dihitung menggunakan data konsumsi perkapita menurut provinsi dan pengeluaran serta jumlah penduduk. Sumber data dari SUSENAS. b. Konsumsi rumahtangga menurut jenis barang dan golongan rumahtangga dicari dengan menggunakan data konsumsi perkapita menurut jenis barang dan golongan rumahtangga per provinsi yang selanjutnya dikelompokkan menurut wilayah. Sumber data diperoleh dari SUSENAS. c. Penyesuaian konsumsi rumahtangga dilakukan menurut jenis barang dan golongan rumahtangga dengan total konsumsi rumahtangga di PDRB menurut pengeluaran yang telah ditentukan. d. Estimasi pendapatan rumahtangga upah dan gaji, pendapatan dari modal dan transfer menurut golongan rumahtangga dengan sumber data SKTIR. 4. Total transfer dari pemerintah dihitung menggunakan laporan keuangan APBN APBD tahun 2007, dan struktur menggunakan struktur SNSE 2005. 5. Transfer dari dan ke luar negeri menggunakan data yang bersumber dari neraca perdagangan luar negeri balance of payment BoP tahun 2007. Disagregasi transfer ke dan dari luar negeri menurut pulau tahun 2007. 120 6. Rekonsiliasi dilakukan terhadap total baris dan kolom, dan penyesuaian adjustment dilakukan terhadap berbagai isian sel berdasarkan berbagai sumber data yang ada sehingga menghasilkan IRSAMJASUM 2007 yang seimbang balance antara total baris dan total kolom.

4.3. Metode Analisis