123
Berdasarkan perbandingan koefisien keterkaitan berbagai sektor produksi, analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang intra-regional dilakukan dengan
menentukan sektor yang memiliki eksternalitas positif terbesar. Bila dibandingkan koefisien keterkaitan ke depan dan ke belakang suatu sektor tertentu, maka
diketahui posisi sektor tersebut, cenderung ke posisi hulu atau keposisi hilir. Analisis keterkaitan inter-regional dilakukan dengan membandingkan
koefisien keterkaitan ke belakang dan ke depan antar wilayah, untuk menentukan wilayah dengan tingkat ketergantungan yang tinggi atas input yang bersumber
dari wilayah lain, serta untuk mengetahui tingkat ketergantungan input sektoral yang terbesar.
4.3.4. Analisis Multiplier Output dan Nilai Tambah
Multiplier output dan multiplier nilai tambah menurut sektor digunakan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi regional. Perlu dibedakan antara
multiplier output intra dan inter-regional. Multiplier output intra-regional
menunjukkan peningkatan pendapatan pada wilayah secara sektoral maupun agregat, sedangkan multiplier output inter-regional merupakan spill-over effect
yang diterima suatu region karena adanya injeksi pada region lain. Spill-over effect
merupakan kompensasi atas ekspor suatu region ke region lain, dan juga menggambarkan aktivitas ekspor dan impor diantara kedua region.
4.3.5. Analisis Efek Total
Analisis total effect spill-over effect digunakan untuk mengetahui interaksi ekonomi antara Jawa-Bali dan Sumatera, saling menguntungkan keduanya secara
berimbang atau tidak seimbang, dan juga untuk melihat dampak ekternalitas terhadap pendapatan, baik pendapatan faktorial maupun institusional.
124
Berdasarkan proses dekomposisi IRSAMJASUM tahun 2007 akan diperoleh efek total dan efek spill-over masing-masing sektor pada wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera, dan kemudian membandingkannya. Dengan analisis ini akan diketahui
sektor mana yang memberi total efek terbesar, dan perbedaan spill-over effect akan menunjukkan kecenderungan ketergantungan ekonomi antarwilayah.
4.3.6. Analisis Jalur Struktural
Metode analisis jalur struktural atau Structural Path Analysis SPA dimaksudkan untuk mengidentifikasi seluruh jaringan yang berisi jalur yang
menghubungkan “pengaruh” suatu sektor sebagai titik awal terhadap sektor lain titik tujuan dalam suatu perekonomian. Pengaruh influence dalam analisis jalur
struktural merupakan suatu ukuran yang mencerminkan besarnya pengaruh pengeluaran expenditure dari suatu sektor ke sektor lain, sehingga dapat
menggambarkan keeratan hubungan keduanya, dengan menggunakan konsep average expenditure propensity
a
ij
Metode analisis jalur struktural mampu melacak interaksi dan transmisi suatu sektor kepada sektor lain, serta efek kontraksi atau ekspansi suatu variabel
terhadap variabel lain dalam perekonomian. Dalam penelitian ini, digunakan software MATS Matrix Accounts Transformation System version 1.0.5.
. Pengaruh tersebut dapat melalui suatu jalur dasar elementary path atau jalur sirkuit circuit path.
4.3.7. Analisis Simulasi Kebijakan
Analisis dampak kebijakan terhadap infrastruktur jalan, dilakukan dengan berbagai skenario kebijakan pemerintah pusat Kementerian Pekerjaan Umum
melalui pembentukan modal tetap bruto PMTB investasi riil di bidang infrastruktur jalan nasional berbentuk simulasi. Skenario kebijakan ini
dimaksudkan untuk mengetahui dampak masing-masing skenario terhadap
125
struktur perekonomian dan perubahannya pada pulau Sumatera dan Jawa-Bali intra dan inter-regional,
dan melihat dampaknya terhadap pendapatan dan distribusi pendapatan rumahtangga institusi. Selanjutnya skenario yang akan di
jalankan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Skenario 1
Nilai investasi aktual infrastruktur jalan nasional peruntukan Sumatera diberikan sebagai shock guncangan pada neraca kapital kolom pengeluaran
di pulau Sumatera pada tahun 2008, tahun 2009, dan tahun 2010. Skenario ini mengasumsikan tidak ada investasi sektor jalan dan jembatan di Jawa-Bali.
Skenario 2
Nilai investasi aktual infrastruktur jalan nasional peruntukan Jawa-Bali diberikan sebagai shock guncangan pada neraca kapital kolom pengeluaran
di pulau Jawa-Bali pada tahun 2008, tahun 2009, dan tahun 2010. Skenario ini mengasumsikan tidak ada investasi sektor jalan dan jembatan di Sumatera.
Skenario 3
Nilai investasi aktual infrastruktur jalan nasional masing-masing peruntukan Sumatera dan Jawa-Bali diberikan secara bersamaan simultan sebagai
guncangan pada neraca kapital kolom pengeluaran di pulau Sumatera dan Jawa-Bali tahun 2008, tahun 2009, dan pada tahun 2010. Skenario ini
merupakan kondisi sebenarnya yang terjadi di lapangan.
Skenario 4
Nilai investasi aktual infrastruktur jalan nasional masing-masing peruntukan Sumatera dan Jawa-Bali dijumlahkan, lalu diberikan sebagai guncangan pada
neraca kapital kolom pengeluaran hanya di pulau Sumatera pada tahun 2008, tahun 2009, dan pada tahun 2010. Skenario ini merupakan simulasi
126
“keberpihakan” ekstrim dimana investasi jalan dan jembatan dilakukan hanya di pulau Sumatera dengan nilai investasi merupakan penjumlahan sebenarnya
untuk Sumatera dan Jawa-Bali.
Skenario 5
Nilai investasi aktual infrastruktur jalan nasional masing-masing peruntukan Sumatera dan Jawa-Bali dijumlahkan, lalu diberikan sebagai guncangan pada
neraca kapital kolom pengeluaran hanya di pulau Jawa-Bali pada tahun 2008, tahun 2009, dan pada tahun 2010. Sama seperti skenario 4, skenario ini
merupakan simulasi “keberpihakan“ ekstrim dimana investasi jalan dan jembatan dilakukan hanya di pulau Jawa-Bali dengan nilai investasi
merupakan penjumlahan sebenarnya untuk Sumatera dan Jawa-Bali.
V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA