122
terbesar dipilih, maka rasio acuan sama dengan satu menjadi angka tertinggi dan selanjutnya
disebut dengan indeks basis tertinggi. Sebaliknya bila koefisien multiplier terkecil yang dipilih, maka rasio acuan sama dengan satu menjadi
angka terendah dan disebut dengan indeks basis terendah. Tahap kedua adalah menghitung rasio multiplier pendapatan semua
kelompok rumahtangga. Tahap ketiga adalah melakukan grouping terhadap golongan rumahtangga dengan mengacu pada distribusi kenaikan pendapatan
yang merata, konvergen dan divergen. Ketentuan untuk indeks basis terkecil adalah antara 1 sampai dengan 1.01 berarti distribusi pendapatan merata, antara
1.02 sampai 1.39 berarti distribusi pendapatan konvergen, dan bila lebih besar dari 1.39 berarti distribusi pendapatan divergen.
4.3.3. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi
Keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi produksi dapat dilihat dari dua sisi yaitu keterkaitan ke belakang backward linkages dan keterkaitan ke depan
forward linkages. Keterkaitan ke belakang menunjukkan daya penyebaran, yaitu
bila permintaan akhir meningkat terhadap sektor tertentu, maka sektor tersebut akan mendorong peningkatan output semua sektor dengan kelipatan sebesar nilai
multipliernya. Keterkaitan ke belakang juga menggambarkan keterkaitan antar sektor aktivitas produksi di hilir downstream sectors dengan sektor-sektor
produksi yang berada di hulu upstream sectors. Keterkaitan ke depan memperlihatkan tingkat kepekaan sektor terhadap
permintaan akhir semua sektor lain. Bila permintaan akhir naik pada semua sektor, maka sektor tertentu akan merespon dengan meningkatkan output sektor
tersebut dengan kelipatan sebesar koefisien multipliernya. Keterkaitan ke depan menunjukkan keterkaitan antara sektor produksi hulu dengan sektor produksi hilir.
123
Berdasarkan perbandingan koefisien keterkaitan berbagai sektor produksi, analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang intra-regional dilakukan dengan
menentukan sektor yang memiliki eksternalitas positif terbesar. Bila dibandingkan koefisien keterkaitan ke depan dan ke belakang suatu sektor tertentu, maka
diketahui posisi sektor tersebut, cenderung ke posisi hulu atau keposisi hilir. Analisis keterkaitan inter-regional dilakukan dengan membandingkan
koefisien keterkaitan ke belakang dan ke depan antar wilayah, untuk menentukan wilayah dengan tingkat ketergantungan yang tinggi atas input yang bersumber
dari wilayah lain, serta untuk mengetahui tingkat ketergantungan input sektoral yang terbesar.
4.3.4. Analisis Multiplier Output dan Nilai Tambah
Multiplier output dan multiplier nilai tambah menurut sektor digunakan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi regional. Perlu dibedakan antara
multiplier output intra dan inter-regional. Multiplier output intra-regional
menunjukkan peningkatan pendapatan pada wilayah secara sektoral maupun agregat, sedangkan multiplier output inter-regional merupakan spill-over effect
yang diterima suatu region karena adanya injeksi pada region lain. Spill-over effect
merupakan kompensasi atas ekspor suatu region ke region lain, dan juga menggambarkan aktivitas ekspor dan impor diantara kedua region.
4.3.5. Analisis Efek Total