45
jauh ke pusat kota market sebagai kompensasi biaya transportasi yang lebih tinggi, namun ini tidak linier. Model Von Thunen juga menyatakan terdapat batas
ruang spasial dimana komoditas terus diproduksi untuk dijual pada lokasi tertentu, melewati batasan spasial tersebut, komoditas tidak akan diproduksi.
Model Von Thunen, lahan sebagai faktor input dalam proses produksi, kecuali untuk pembayaran tanah yang dipandang sebagai residual. Hal ini berarti
bahwa pembayaran sewa lahan akan didistribusikan setelah semua faktor non-land dan biaya pengangkutan telah dibayar. Biaya sewa lahan maksimum per hektar
adalah menurut persamaan: Sewa lahan = pendapatan output – pembayaran non lahan – biaya transportasi
Apabila dikaitkan dengan luas lahan yang berproduksi, maka: Sewa lahan per unit luas x luas lahan = pendapatan output output revenue –
pembayaran non lahan – biaya transportasi.
Sewa lahan per unit area adalah sisa total pendapatan output setelah seluruh biaya transport dan non land input dibayar, dibagi luas lahan yang di usahakan.
2.3. Investasi Prasarana Jalan
Berdasarkan teori ekonomi, investasi dapat didefinisikan sebagai pembelian modal barang capital stock yang tidak dikonsumsi, namun digunakan
untuk produksi yang akan datang barang produksi, dengan harapan memperoleh keuntungan pada masa mendatang, misalnya membangun rel kereta api
atau pabrik. Investasi juga berarti suatu kegiatan yang menunda komsumsi penggunaan sejumlah dana saat ini dengan tujuan mendapatkan keuntungan pada
masa mendatang. Menurut Sadono 2004, investasi merupakan pengeluaran penanaman modal atau perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
46
memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dalam bahasa sederhana, investasi adalah penanaman modal.
Investasi merupakan fungsi pendapatan dan bunga, dan menjadi salah satu komponen Produk Domestik Bruto PDB sesuai persamaan PDB = komsumsi
C + investasi I + pengeluaran pemerintah G + ekspor - impor. Investasi juga memiliki risiko bila mengalami kegagalan, yang disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya faktor keamanan, faktor manusia, atau ketertiban hukum. Neraca modal atau neraca kapital capital account adalah bagian neraca
pembayaran yang mencerminkan perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek saham, obligasi dan jangka panjang real estate
Secara tradisional, jasa seperti telekomunikasi, suplai dan distribusi listrik dan air minum, konstruksi jalan dan jembatan, bandara, pelabuhan laut dan rel
kereta api merupakan tanggung jawab pemerintah public sector. Infrastruktur
tersebut dibangun bukan berorientasi keuntungan profit oriented, namun untuk
melayani masyarakat, sehingga tidak menarik bagi pihak swasta private sector.
Pada dekade belakangan, privatisasi infrastrukur termasuk jalan mengalami lonjakan signifikan melalui mekanisme
Public Private Partnership PPP. Swasta bermitra dengan pemerintah menanam modal saham pada infrastruktur jalan dan
selanjutnya tol dipungut dari penggunan jalan toll road.
suatu negara, yang meliputi arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu negara menjual
aset berharga kepada pihak asing untuk mendapat uang tunai, serta arus modal keluar sebagai debit karena negara membeli asset berharga dari luar negeri.
Prasarana jalan khususnya non tol merupakan barang modal yang tidak dikomsumsi. Biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan merupakan pengeluaran
modal capital expenditure, dan merupakan investasi karena mengharapkan
47
keuntungan selama masa pelayanan. Keuntungan diharapkan melalui kelancaran pergerakan manusia, barang dan jasa sehingga biaya operasional kendaraan
menjadi lebih murah, penghematan waktu tempuh dan pada akhirnya berdampak pada perekonomian misalnya biaya produksi menjadi turun dan harga barang ke
konsumen pemakai akhir menjadi lebih murah. Seiring dengan waktu, kondisi jalan dipastikan semakin menurun, misalnya mengalami retak
crack, berlubang potholes, yang berarti nilai investasi jalan semakin berkurang investasi negatif.
Depresiasi merupakan penurunan nilai fisik barang modal lama atau asset seiring waktu dan penggunaan, yang menyebabkan persediaan modal
capital stock menurun. Prasarana jalan adalah investasi berupa pengeluaran pemerintah,
dan merupakan barang modal kapital yang mengalami depresiasi penyusutan menurut persamaan: K
t+1
= K
t
+ I
t
- δ.K
t
dimana K
t+1
= nilai kapital jalan tahun ke t+1 tahun depan, Kt = nilai kapital jalan saat ini, I
t
Nilai kapital jalan agar tetap layak dalam melayani lalu lintas, seharusnya mengikuti prinsip bahwa biaya investasi jalan yang dikeluarkan adalah sebesar
nilai depresiasi yang terjadi δ.K
= Nilai investasi jalan saat ini, dan δ = depresiasi.
t
sehingga nilai kapital jalan tidak berubah K
t+1
= K
t
. Umumnya investasi pada prasarana jalan tidak dapat mengimbangi tingkat depresiasi jalan yang terjadi sehingga persediaan modal menurun. Kondisi ini
terjadi karena nilai depresiasi jalan karena kerusakan jalan lebih cepat dibandingkan dengan rencana, serta adanya faktor
overloading kelebihan muatan. Dalam perkembangannya, selalu saja dibutuhkan pembangunan jalan
baru untuk mengimbangi tingkat pertumbuhan volume lalu lintas atau untuk membuka daerah yang terisolir. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan konsep BCR Benefit Cost Ratio. Pada pekerjaan rekonstruksi
48
betterment jalan dan pemeliharaan maintenance, pendekatan lebih kearah kondisi jalan dalam parameter kekasaran permukaan jalan roughness.
2.4. Pendapatan dan Distribusi Pendapatan